Mohon tunggu...
Novri Ramadhan
Novri Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Indonesia

Sedang mengembangkan bakat menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Orientalisme dan Stereotip terhadap Front Pembela Islam (FPI)

19 Oktober 2021   22:53 Diperbarui: 20 Oktober 2021   00:31 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Edward Said dalam bukunya Orientalism menjelaskan tentang fenomena pasca-kolonialisme dan peradaban Timur dari perspektif Barat. Terminologi Timur sebagai the orient dan Barat sebagai the occident mempunyai dikotomi yang bertolak belakang. 

Timur dikonsepsikan oleh Barat sebagai dunia yang irasional, bejat moral, biadap, dan aneh. Sementara itu Barat memandang diri mereka sendiri sebagai dunia yang modern, rasional, beradab, progresif, serta manusiawi.

Seiring berkembangnya globalisasi, konsep orientalisme sedikit mengalami modifikasi menjadi neo-orientalisme. Kini, pola relasi antara Barat dan Timur dinarasikan melalui media informasi. Media Barat menunjuk pada masalah tertentu, menciptakan potret tentang dunia Timur, kemudian menggiring opini untuk menggeneralisasi Timur. 

Media Barat itu sendiri yang menentukan bagaimana Timur ditampilkan, diinterpretasikan, dan kemudian disajikan kepada seluruh dunia. Dalam hal ini, kita dapat mengambil contoh tentang bagaimana media Barat menggambarkan Timur Tengah dan Islam.

Semenjak insiden serangan teroris Al-Qaeda yang meruntuhkan gedung World Trade Center (WTC) pada 11 September 2001, prasangka Barat terhadap Islam berubah secara drastis dan terus berlangsung hingga sekarang. 

Hal ini diperparah dengan berbagai konflik di Timur Tengah serta serangkaian serangan teroris yang mengatasnamakan Islam. Media Barat menggambarkan kekerasan orang Arab dan Muslim dengan istilah barbarism baru. 

Kekerasan dipandang sebagai identitas utama umat Islam. Media Barat mengonsepsikan Islam sebagai agama yang mengizinkan tindakan radikal-ekstrim asalkan demi kepentingan agama. 

Konsep jihad yang secara harfiah berarti usaha untuk membela agama Islam oleh media Barat salah diinterpretasikan sebagai bentuk terorisme. Framing yang salah dari media Barat ini menanamkan citra negatif Islam terhadap masyarakat global.

Sebagai implikasi terhadap stereotip yang dilakukan media Barat tersebut, kini masyarakat awam akan memandang aneh dan takut saat melihat orang yang menggunakan atribut-atribut Islam. 

Perempuan yang menggunakan cadar atau laki-laki yang mengenakan sorban, menggunakan baju ala Timur Tengah, serta berjanggut panjang akan langsung diindikasikan sebagai teroris. Hal ini tentu saja akan membuat orang yang benar-benar menjalankan agama Islam seolah teralienasi dalam masyarakat.

Konseptualisasi media Barat terhadap Islam dapat kita lihat pada Front Pembela Islam. FPI adalah organisasi masyarakat beraliran Islamisme yang didirikan pada tahun 1998 oleh Muhammad Rizieq Shihab. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun