Mohon tunggu...
Novranda Pratama
Novranda Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta

Penyuka FIlm

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Mel Gibson Kehilangan Kreativitas, Flight Risk Gagal Terbang

17 Februari 2025   17:24 Diperbarui: 18 Februari 2025   18:50 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau Anda mengaku penyuka film tapi belum menonton Braveheart, maka status Anda sebagai penyuka film harus diragukan. Mel Gibson memoles Braveheart dengan darah, tapi film itu terlihat indah. 

Demikian juga saat menyutradarai Hacksaw Ridge. Lewat film perang itu Gibson berhasil membuat penonton sepakat untuk setuju bahwa kemenangan di medan pertempuran tidak harus didapatkan dengan cara menekan picu senapan. Tapi di Flight Risk, Mel Gibson kehilangan kemudi. Flight Risk jatuh dan hancur berantakan.

Narasi Flight Risk sederhana dan generik, alias mudah ditemukan di banyak film lainnya: Nyawa seorang saksi garis miring terdakwa harus diselamatkan. 

Pasalnya, kesaksiannya bisa menjebloskan seorang bos mafia ke penjara. Karenanya, sang bos mafia melakukan segala cara untuk membunuh saksi tersebut. Termasuk dengan cara mengirimkan pembunuh untuk menyamar sebagai seorang pilot.

Winston adalah nama saksinya. Winston tertangkap di kota kecil di Alaska dan agen Madolyn kebagian tugas untuk mengawalnya terbang ke Anchorage. Pilotnya adalah Daryl dan waktu tempuhnya 75 menit. 

Sebelumnya, Daryl sudah membunuh pilot pesawat yang seharusnya menerbangkan mereka. Walhasil, tiga orang berada di atas pesawat kecil berbaling-baling dan terbang di ketinggian 3000 kaki diatas lanskap pegunungan es Alaska. Salah satu dari mereka adalah seorang pembunuh (yang seharusnya berdarah dingin).

Mel Gibson gagal menciptakan keseruan dan ketegangan di film ini. Sulit untuk mendapatkan rasa mencekam yang ada diatas pesawat. Mungkin karena Gibson menggunakan CGI untuk memperlihatkan suasana di ketinggian dan dinginnya Alaska diluar pesawat. 

Di sisi lain, tata cahaya dan penggunaan efek yang minim membuat pesawat seperti tidak pernah meninggalkan landasannya. Untung saja beberapa kali Gibson mengambil gambar pesawat dari luar sehingga membuatnya terlihat sedang mengudara.  

Mel Gibson juga kehilangan kreativitasnya. Koreografi perebutan senjata dan adu jotos gagal menaikkan tensi. Padahal di dalam pesawat berukuran kecil ada banyak koreografi yang bisa dilakukan untuk menciptakan keseruan dan ketegangan. Baik dengan cara menggunakan properti (barang-barang didalam pesawat) ataupun rekayasa kondisi pesawat (Christopher Nolan melakukan hal ini dengan baik di opening scene nya The Dark Knight Rises).

Ketegangan juga gagal dimunculkan oleh pemeran Madolyn, Michelle Dockery. Dockery meluncurkan dialognya seolah-olah ia tidak berada di atas pesawat yang sedang rusak sistem komunikasinya. Padahal Madolyn tidak bisa mengemudikan pesawat. Di beberapa adegan, Madolyn harus berkomunikasi dengan pilot yang menuntunnya dari darat via telepon satelit. 

Menyoal adegan ini, saya jadi teringat Locke yang dibintangi oleh Tom Hardy, atau Buried yang dibintangi Ryan Reynolds. Hardy dan Reynolds berhasil memunculkan keputusasaan, kebingungan dan situasi yang mencekam hanya dengan bercakap-cakap dengan suara orang lain via sambungan telepon. Di Flight Risk, Dockery gagal melakukannya.


Sedangkan Winston diperankan oleh Topher Grace. Keluguan dan kepolosan yang dimunculkan Grace cukup bisa menyelamatkan eksistensi Winston di film ini. Winston tidak hanya menjadi tokoh yang penting karena kesaksiannya diperlukan. Lebih dari itu, Winston terlihat culun dan rapuh, sehingga selain menyelamatkannya, Madolyn juga harus menenangkannya.  

Sang pilot, Daryl, diperankan oleh Mark Wahlberg. Saya tidak tahu karakter seperti apa yang dimainkan Wahlberg di film ini, pervert atau psikopat? Di beberapa adegan (dan dialog) Daryl terlihat seperti seorang pervert. Tapi di adegan lain Daryl meluncurkan psywar dari mulutnya sehingga membuatnya nampak sebagai seorang psikopat. Kerancuan ini membuat Daryl hanya terlihat sebagai orang jahat, dan bukan sebagai orang yang punya tujuan jahat. Penokohan yang acak-acakan.

Ditambah lagi, Flight Risk kehilangan detail di plot ceritanya. Penulis skenario film ini, Jared Rosenberg, melewatkan satu hal penting yang menurut saya harus ada di Flight Risk. 

Saya tahu Daryl punya gelagat yang tidak baik. Daryl bisa saja menabrakkan pesawat ke gunung es setelah sebelumnya ia melompat keluar. Daryl juga bisa mengaktifkan auto-pilot lalu menggorok leher Winston dan Madolyn dengan pisaunya. Atau, ia bisa mendaratkan pesawat di Anchorage, lalu - setelah merampas pistol Madolyn - menembak mati Winston dan Madolyn disana. Tapi, di sepanjang durasi film tidak ada kejelasan apa sebenarnya yang akan dilakukan Daryl pada Madolyn dan Winston diatas pesawat.

Tidak hanya itu, ditengah-tengah penerbangan yang chaos, tiba-tiba saja Rosenberg ingin tokoh Madolyn nya mengenakan kacamata hitam. Selanjutnya setelah sebuah perkelahian, Daryl sudah menggenggam kacamata hitam Madolyn dan menggunakan gagangnya untuk melepas borgol yang mengikat tangannya. Di sini terlihat betapa Rosenberg kehilangan kreativitasnya sehingga alur cerita Flight Risk terpaksa dibuat-buat.

Selalu ada drama di setiap film. Dengan adanya drama diharapkan emosi penonton bisa naik dan turun. Rosenberg (dan Mel Gibson) juga berusaha memunculkan drama di film ini. Seperti misalnya, betapa Winston sangat berarti bagi ibunya, dan juga sebaliknya. 

Selain itu, masa lalu Madolyn yang pernah gagal mengawal saksi hingga terbunuh, juga menjadi bagian dari dialog dan alur cerita. Sayangnya kedua drama itu kehilangan kedalamannya sehingga gagal menciptakan emosi yang cukup kuat yang berpengaruh bagi keberlanjutan cerita. Satu-satunya manfaat yang didapatkan dari memunculkannya adalah: Madolyn jadi tahu bahwa pengaruh mafia sudah sampai ke organisasi tempatnya bekerja. Itu saja.

Sebagai aktor dan sutradara kawakan, Mel Gibson pasti tahu bagaimana mengambil rentetan adegan aksi dengan kameranya. Buktinya, adegan pesawat yang jungkir balik saat mendarat darurat di Anchorage terlihat nyata. Pun demikian, Flight Risk bukanlah tontonan yang menyenangkan. Nama besar Mel Gibson (dan Mark Wahlberg) gagal menerbangkan film ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun