Mohon tunggu...
Novita Bayuarti
Novita Bayuarti Mohon Tunggu... Penulis - penyuka dunia sastra, seni dan budaya

penyuka dunia sastra, seni dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Soekarno Pemimpinku...!

19 November 2012   16:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:03 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saat ini saya sedang melanjutkan studi di salah satu universitas di Nanjing, Cina. Beberapa waktu lalu, di kelas kami membahas tentang kebiasaan (baca: budaya) minum bagi orang Cina. Laoshi (Bhs.Indonesia: guru/dosen) saya bercerita tentang pengalamannya semasa kuliah di Peking University. Saat itu Cina sedang mengalami yang namanya Revolusi Kebudayaan, sekitar tahun 1966 – 1976. Beliau bisa sangat antusias ketika bicara tentang revolusi yang didengungkan Mao Zedong (di tulisan saya terdahulu pernah membahas tokoh no.1 sepanjang masa di Cina ini).

Beliau mendengar cerita berikut ini dari laoshi-nya ketika masa-masa kuliah, sebutlah Li laoshi (bukan nama sebenarnya). Ada seorang teman Li laoshi bernama A kuan (bukan nama sebenarnya juga). A Kuan seorang kelahiran Cina tapi kemudian nasib membawanya sampai ke Indonesia. Di Indonesia A Kuan tinggal dan besar di Jakarta. Ketika itu Indonesia sedang dalam masa pra-kemerdekaan. Gelora nasionalisme sedang tinggi-tingginya, dan sosok di balik menggeloranya semangat bangsa Indonesia saat itu tidak lain tidak bukan adalah Sukarno. Semua khalayak seolah ‘terbius’ kharisma tokoh yang satu ini, tak terkecuali A kuan.

Namun ketika hubungan Jakarta – Peking memburuk paska peristiwa G 30 S PKI tahun 1965, bahkan sampai pada pemutusan hubungan diplomatik RI – China pada tahun 1967, kekhawatiran bahwa kondisi politis saat itu akan berdampak terhadap warga keturunan Cina di Jakarta, A Kuan pun memutuskan kembali ke Cina.

Akan tetapi, kekaguman A Kuan terhadap sosok Sukarno tak serta merta luntur. Pernah suatu saat, Li laoshi dan temannya yang tak lain adalah A kuan bertemu teman-teman lama. Mereka saling bercerita tentang pengalaman masing-masing serta seputar kondisi paska Revolusi Kebudayaan. Sambil bercerita, tak lengkap rasanya kalau tidak minum-minum. Semakin larut semakin obrolanpun semakin seru, botol-botol kosong pun makin banyak pula. Sampai pada akhirnya A Kuan pun mabuk karena kebanyakan minum. Dalam kondisi setengah sadar tersebut A Kuan keras-keras angkat bicara layaknya orang sedang berpidato:

苏加诺是我的领袖!(Baca: Sukarno shi wo de lingxiu!) Artinya: Sukarno pemimpin-ku!

Sontak saja orang-orang sekelilingnya kaget bukan kepalang. Berani benar orang menyebut nama selain Mao Zedong sebagai pemimpin mereka. Di tambah lagi mereka baru saja mengalami peristiwa besar revolusi yang geloranya pun masih sangat kental terasa. Melihat situasi yang tiba-tiba nampak sedikit tegang, Li laoshi cepat-cepat mengamankan A Kuan keluar dari tempat tersebut. Lewat beberapa hari setelah kejadian, A Kuan dibuat bingung atas sikap orang-orang terhadapnya, ada yang mengacuhkan bahkan ada yang menganggapnya tidak nasionalis. Setelah tahu dari Li laoshi alasan kenapa orang-orang bersikap seperti itu paska kejadian malam itu, A Kuan buru-buru menjelaskan bahwa saat itu dia mabuk dan tidak sadar atas apa yang sudahdiucapkannya, bisa jadi saat itu dia hanya asal bicara.

Li laoshi pun tersenyum sambil berkata pada A Kuan:

你生病时可以知道谁最爱你。你喝醉时可以知道你最爱的是谁。

(Baca : ni shengbing shi keyi zhidao shei zui ai ni. Ni he zui shi keyi zhidao ni zui ai de shi shei) Artinya kurang lebih: Saat kau sakit (kau) akan tahu siapa yang paling menyukaimu. Saat kau mabuk (karena minum) orang akan tahu siapa yang paling kau sukai.

Mendengar Li laoshi, A Kuan sepertinya mau berkomentar, namun urung dan akhirnya dia hanya senyum-senyum kecil.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun