Mohon tunggu...
Novitarusadimanalu
Novitarusadimanalu Mohon Tunggu... Mahasiswa - 💫

Semangat mengerjakan segala sesuatunya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memaknai Hari Pentakosta

24 Mei 2021   12:48 Diperbarui: 24 Mei 2021   13:30 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Novita R. Manalu

Hari ini adalah perayaan Hari Pentakosta. Hari ke-50 setelah kebangkitan atau yang biasa kita sebut hari pencurahan Roh Kudus. Pentakosta merupakan sejarah pekabaran Injil di dunia ini sekaligus proklamasi berdirinya gereja sebagai Eklesia yang berarti "Dipanggil keluar dari kegelapan menuju terang Kristus". Esensi dari pencurahan Roh Kudus, bukan semata-mata hanya angin kencang dan munculnya lidah api sebagai wujud-Nya. Tetapi lebih dari pada itu, pencurahan Roh Kudus atau Pentakosta adalah bagaimana hari itu Allah memproklamasikan diri untuk tinggal dalam diri manusia menyatu dengan diri dan roh manusia.

Immanuel yang tadinya dinyatakan dalam Yesus Kristus, menjadi Immanuel yang tinggal dalam diri Para Rasul kemudian tinggal dalam diri kita saat ini. Sering sekali muncul pertanyaan sederhana "Dimanakah Allah berada?" Melalui pentakosta hari ini kita dapat mengatakan bahwa Allah tinggal di dalam hati dan diri kita masing-masing. Kehendak-Nya menyatu dalam kehendak kita pada akhirnya. Visi dan Misi penyelamatan Allah menjadi visi dan misi semua orang yang telah menerima kuasa pencurahan Roh Kudus.

Syarat mutlak menjadi Kristen sejati adalah sebagai pengikut Kristus yang sejati dalam kebenaran dan kekuatan Tuhan. Sebab Roh Kudus adalah Roh Penghibur dan Roh Kebenaran. Setiap orang yang mengikut Kristus, memiliki kecenderungan akan menghadapi perlawanan dari dunia. Ini merupakan konsekuensi yang harus dihadapi setiap orang yang berpaut pada Yesus Kristus yang dengan penuh keberanian hidup dalam kebenaran dan kehendak Yesus.

Inilah mengapa Yesus merasa perlu memberitahu murid-murid-Nya mengenai perlawanan yang akan mereka hadapi sekaligus sebagai persiapan untuk melanjutkan estafet pelayanan Yesus ketika Yesus kembali ke tahta-Nya di Surga. Persiapan itu bukan sekedar persiapan kata-kata motivasi semata, namun penguatan yang Yesus sampaikan adalah dengan jaminan bahwa mereka tidak akan tinggal sendirian. Roh kudus akan datang dan dicurahkan atas murid-murid-Nya. Berdasarkan hal itu, peneguhan dan penguatan yang Tuhan berikan kepada murid adalah sekaligus mennjadi peneguhan dan penguatan bagi kita semua saat ini.

Di tengah perjalanan kehidupan kita di dunia ini, Tuhan Yesus menguatkan dan meneguhkan iman kita paling tidak dalam 2 bagian besar, yaitu hidup dalam keberanian dan berani dalam hidup. Tuhan Yesus mengetahui dengan pasti, bagaimana dampak ketidakhadiran-Nya secara fisik yang bisa membuat para murid rapuh, lemah dan takut. Karena para murid merasa bahwa Tuhan tidak lagi bersama dengan mereka. Hidup kita juga sering seperti itu, merasa Tuhan meninggalkan kita, Tuhan mengabaikan kita, Tuhan tidak bersama lagi dengan kita sehingga kita menjadi rapuh, lemah, takut dan bisa saja jatuh ke dalam dosa dan keputusasaan.

Namun,mari kita lihat Yesus sendiri yang berkata "Adalah lebih berguna bagi kamu jika aku pergi". Sesungguhnya hendak mengatakan orang yang percaya kepadaNya beralih dari ketergantungan pasif menjadi pro-aktif tanpa rasa takut dan khawatir untuk diutus menjadi perpanjangan tangan Tuhan melanjutkan karya-karya-Nya.

Jadi, bukan lagi Yesus yang berkarya melainkan kitalah yang berkarya melalui Roh Kudus yang ada dalam hati kita. Kita diutus untuk menjadi pelaku-pelaku pertobatan. Pelaku-pelaku pekabaran Injil dalam segala relasi hidup. Maka tidak ada lagi alasan bagi kita untuk rapuh, lemah, takut dan putus asa. Sebab, Allah sendiri telah ada dalam hidup, diri dan jiwa kita masing-masing melalui peletakan Roh Kudus-Nya dalam hidup kita yang membuat kita terhibur dalam kebenaranNya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun