Hamba seorang ibu bangun sepertiga malam yaitu jam 03.00  untuk melaksanakan shalat sunah yaitu ibadah shalat selain shalat wajib sebagai tambahan beribadah kepada Allah untuk meraih hati dan kasih sayang Allah untuknya. Allah pun akan membalas kasih sayang padanya, karena Allah sudah berjanji, Bila hambanya mendekati dengan berjalan, maka Dia (Allah) akan mendekati hambanya itu dengan berlari. Bila hambanya mendekatinya dengan sedepa, maka Allah mendekati hambanya dengan sehasta, sesungguhnya Allah dekat dengan hambanya. Qiyamul lail (beribadah malam ) Romantisme Allah dan hambanya. Bila Allah sudah Ridha, apalagi yang mau diharapkan, semua akan dipenuhi oleh Allah Subhana Wata ala.
        Hamba seorang ibu mempersiapkan makan santap sahur untuk keluarganya, di dalam sahur itu terdapat berkah, maka sekeluarga akan berbahaia sahur bersama. Jadi hamparan sajadah, akfititas dan kembali ke hamparan sajadah, adalah akan menghasilkan tamat membaca kitab suci Alquran yang disebut Khatam, bibir basah karena lafal dzikir kalimat memuji dan mohon ampun pada Allah, beraktifitas bekerja mengejar dunia, dan menunaikan sembah wajib dan bukan wajib yang dipersembahkan untuk Allah, pencita alam semesta. Hamparan sajadah juga akan menghantarkan pada malam Lailatul Qadar.
Lailatul Qadar
        Malam itu adalah malam Seribu Bulan. Siapakah yang akan dihadiahi Allah Malam Seribu Bulan? Dia adalah seorang hamba yang mempunyai rekam jejak yang mulia selama ramadhan atau sebelumnya. Maka dihadiahkannya Malam Seribu Bulan, yang malam itu hanya Satu malam saja, namun karena ini merupakan rekam jejak yang mulia penuh kesungguhan, maka malam ini dihadiahkan seperti beribadah dalam seribu bulan.
        Berbahagianya seorang hamba yang mendapatkan malam kemuliaan ini. Maka target Ramadhan adalah Malam ini, yaitu Malam Seribu Bulan.  Manusia memang harus memacu dirinya untuk hal-hal yang spektakuler dalam hal beribadah, untuk menunjukkan bahwa manusia itu adalah hamba Allah yang genius. Yaitu manusia yang pandai menaklukkan alam, dan pandai meraih ridha Allah. Allah pun akan membantu manusia yang mempunyai kesungguhan mengupayakan dunia dan akhiratnya. Keduanya harus seimbang agar bisa mendapatkan surga kelak ketika hidup di alam sana. Tidak mudah memang, bahkan Nabi Allah pun pernah menyatakan bahwa melawan hawa nafsu lebih berat daripada melawan musuh dalam peperanga. Namun Allah memberikan rambu-rambu untuk memudahkan manusia menentukan langkahnya, yaitu bila manusia hanya mencari dunia, maka yang didapatkannya hanya dunia belaka. Namun bila manusia mencari akhirat yang didapat akan dua yaitu dunia dan akhiratnya. Karena dunia itu hanya setetes air yang mengalir dari ujung jari ketika dicelupkan di air lautan, sedang sisanya air lautan itu adalah akhirat-Nya. Manusia diharuskan berpikir untuk mengejarnya, agar menjadi hamba yang hebat, penuh talenta, sehebat apabila dia berlomba dalam meraih yang terbaik di dunia dan di akhirat.
Dra. Novi Saptina