Mohon tunggu...
Novi Nurul Khotimah
Novi Nurul Khotimah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulislah dengan hati

GURU MULIA ADALAH GURU YANG BERKARYA

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Perjuangan Mendaki Gua Hira

4 September 2022   06:00 Diperbarui: 4 September 2022   06:06 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan menerapkan trik berjalan perlahan-lahan, ketika merasa nafas mulai tidak teratur, tersengal karena medan yang naik terjal berhenti untuk istirahat. Tak lupa diselingi minum air Zamzam yang saya bawa di saat jeda istirahat. Selain itu sesekali berhenti sejenak untuk mengambil foto-foto dokumentasi di atas ketinggian yang sungguh sangat menakjubkan. 

Tak henti-henti mengangungkan kebesaran asma-asma-Nya dengan bershalawat Nabi pula. Hal itu sungguh luar biasa, mampu menepis dan menghilangkan rasa capek yang mendera saat menaiki puncak Jabal Nur.
Hampir satu setengah jam perjalanan mendaki Jabal Nur hingga puncak. 

Sepanjang perjalanan tak henti memuji kebesaran Allah SWT dengan segala ciptaan-Nya yang nampak terlihat dari ketinggian terbawah hingga teratas. Bersholawat memuji keagungan Nabi atas perjuangannya menegakkan agama Allah hingga sampai mendapatkan wahyu pertama melalui malaikat Jibril saat beliau menyendiri di Gua Hira. 

dokumentasi pribadi 
dokumentasi pribadi 

Terlebih Pak Ustadz mengiringi langkah kami dengan sejarah-sejarah Rasulullah Saw yang sangat membuat kalbu saya mengharu biru semakin rindu bertemu Rasulullah kekasih Allah.

Saat senja tiba, lembayung mulai memberikan warna keemasan di cakrawala langit yang seakan tiada berujung, saya finish di puncak Jabal Nur, tidak ada lagi bebatuan yang harus saya daki, serta merta saya menghempaskan tubuh di pelataran batu besar di ketinggian  642 m seraya mengucapkan Alhamdulillah dan bersholawat Nabi tiada henti. 

Serasa tidak percaya tetapi nyata saya berada nyaris di bawah langit yang seakan dekat sekali. Rasa lelah seakan hilang entah kemana, yang berasa hanya takjub, takjub dan takjub atas segala ciptaan-Nya yang terhampar di bumi dan langit.

Sembari menunggu adzan sholat Maghrib berkumandang di sekitar puncak Jabal Nur, saya beserta rombongan dipersilahkan membuka dan menikmati perbekalan yang dibawa. 

Saya pun mengeluarkan beberapa bungkus roti, makanan ringan dan buah-buahan serta air zamzam. Tidak cukup itu saja, ketika saya mendapati penjual minuman dan pop mie serta merta saya merajuk kepada suami ingin dibelikan pop mie dan teh tawar panas.Seperti tidak percaya melihat ada yang berjualan minuman. 

Saya memikirkan dan membayangkan bagaimana cara mengangkut barang-barang dari bawah karena di atas puncak Jabal Nur tidak terdapat sumber air satu tetes pun. Masya Allah.... Allah sungguh Maha Pemberi Kemudahan.

Makan pop mie sudah biasa, bahkan hampir menjadi pilihan selain makan nasi selama berada di penginapan Tanah Haram Mekkah. Minum teh tawar panas pun bukan sesuatu minuman yang mewah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun