Mohon tunggu...
Novi Nurul Khotimah
Novi Nurul Khotimah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulislah dengan hati

GURU MULIA ADALAH GURU YANG BERKARYA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketika Sang Manager di Wawancara Presenter Cilik

20 Oktober 2018   23:32 Diperbarui: 20 Oktober 2018   23:49 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Assalamu'alaikum..."

"Selamat pagi anak-anak!"

"Apa kabar semuanya hari ini?"

"Bolehkah Ibu ikut belajar bersama kalian?"

Begitulah sapaan ketika saya memasuki ruang kelas dalam rangka supervisi guru kelas yang sudah terjadwalkan dalam agenda saya. Dengan serentak siswa-siswa menjawab semua sapa saya dengan riang gembira, wajah cerah ceria, rona bahagia terpancar dari wajah-wajah mereka  yang polos. 

Senyum manis tersungging di bibir mereka mewarnai suasana yang menyiratkan kesiapan untuk mengikuti pembelajaran dengan penuh semangat. Selain itu, sapaan yang saya ucapkan sebagai pemecah suasana agar siswa-siswa tidak asing dengan suasana belajar yang tidak biasanya karena ada orang lain selain bapak ibu gurunya di dalam kelas. Bahwa saat itu ada Kepala Sekolah ikut dalam proses kegiatan pembelajaran. Hal itu cukup efektif untuk mengembalikan konsentrasi siswa dalam pembelajaran.

Kali ini yang akan menjadi fokus paparan saya adalah ketika saya berada di kelas 4A. Pembelajaran sedang memasuki tema 3 "Peduli Terhadap Makhluk Hidup" dengan Sub Tema "Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku".  Pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran yang terkait. Saat pembelajaran memasuki mata pelajaran Bahasa Indonesia, materi yang terkait saat itu adalah tentang "Wawancara". Saya amati pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi. 

Secara bergiliran siswa diberikan kesempatan oleh Bapak Gurunya untuk belajar wawancara dengan pembagian tugas ada siswa yang melakukan wawancara dan siswa yang diwawancara. Proses pembelajaran ini yang menjadi tujuan adalah menanamkan keberanian pada diri siswa untuk berani tampil, percaya diri pada saat diberi kesempatan untuk menjadi presenter. 

Melatih cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai bahan wawancara. Pandai mengeksplore bahan-bahan pertanyaan terkait hal yang menjadi bahan wawancara. Hal ini untuk membantu siswa dalam membuka wawasan tentang ilmu pengetahuan. Dan tentunya masih banyak nilai-nilai baik dari pembelajaran materi ini. Setelah materi pembelajaran tersampaikan, bapak guru memberi tindak lanjut kepada siswa untuk mewawancarai nara sumber.

Dokpri
Dokpri
Sejenak saya menghentikan fokus saya pada intstrumen yang ada di tangan. Saya memberi tantangan kepada para siswa sebagai penguatan terhadap materi wawancara yang baru saja dipelajari. Itupun atas izin bapak guru wali kelasnya. "Ayo nak, siapa yang berani mewawancara Ibu?" Ibu siap koq untuk diwawancara kalian." Alhamdulillah... meskipun agak malu-malu dan ragu-ragu, tak henti saya beri motivasi didukung juga oleh bapak gurunya, muncullah siswa-siswa pemberani. 

Mulailah saya untuk diwawancara oleh seorang siswi yang cantik namanya Syifa. "Nak, pertanyaannya jangan yang susah-susah yah, nanti Ibu nggak bisa jawab hehe..." kata saya sambil meraih tangan syifa agar lebih mendekat. Saya meminta teman-teman syifa untuk memberi tepuk tangan sebagai apresiasi atas keberaniannya tampil ke depan. Hal itu juga agar mengurangi rasa nervous pada diri Syifa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun