Mohon tunggu...
Novi Nurul Khotimah
Novi Nurul Khotimah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulislah dengan hati

GURU MULIA ADALAH GURU YANG BERKARYA

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Percikan Air Langit

11 Maret 2018   14:26 Diperbarui: 11 Maret 2018   14:52 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: melinweb.com

Suara gemericik itu lambat laun kian mendekat. Disertai suara gemuruh menggelegar dalam suasana senyap terlelap.

Membangunkan seisi ruang yang sedang terlena. Sambaran alam membuat mata terkesiap. Rintihannya menggugah jiwa agar selalu mengingat akan kuasa-Nya.

Percikan air langit seakan enggan berhenti. Bercucuran meratap  pada dingin yang kian merekat. Menyisakan sesak kian memuncak. Kaki ini seakan terpaku, terpasung pada lantai tak berbatu. Menatap sang banyu mengular tanpa henti. Membentuk lautan dalam istana kerajaan

Cirebon,11032018

Novi Nurul Khotimah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun