"Wina... Apa kamu suka restoran ini?" Pak Chandra membuka obrolan.
"Ya.. Saya suka Pak... Nuansa nya romantis dan harum masakannya semerbak..." aku berusaha menjawab dengan tenang.
"Syukurlah kalau kamu suka" Pak Chandra tersenyum.
Senyum yang bisa menyihir semua wanita untuk bertekuk lutut di hadapannya.
"Wina...apa kamu tahu, ini pertemuan kita yang ketiga?"
"Yang ketiga??" aku bertanya heran. Bagaimana bisa yang ketiga?? Harus nya ini yang kedua setelah meeting kemarin.
Apaa...Pak Chandra juga tahu pertemuan kami di resepsi pernikahan sahabatku itu?? Tapi tidak mungkin. Itu bukan pertemuan, karena hanya aku yang melihatnya.
"Ya Wina... Pertemuan pertama kita, saat kamu memakai gaun merah dan kamu sedang  berdiri mematung melihatku yang sedang bermain piano" Pak Chandra kembali menebarkan senyum mematikannya.
"Itu... Waktu itu Bapak juga melihatku???" aku tidak bisa menyembunyikan keterkejutanku.Â
"Yaa Wina... Itulah pertemuan pertama kita... Walau kita belum sempat saling menyapa. Karena kulihat kamu pergi dengan seorang lelaki sebelum acara selesai"
"Oohh...yaa... Saat itu saya bertemu teman kuliah yang sudah lama tidak berjumpa, lalu dia mengantarku pulang."Â