Mohon tunggu...
Novi Setyowati
Novi Setyowati Mohon Tunggu... Lainnya - berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Beberapa Bentuk Antisipasi agar Barang Tak Raib oleh Pencopet

16 Juni 2021   19:28 Diperbarui: 19 Juni 2021   02:45 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi awas copet (Sumber gambar: Pixabay/stevepb)

Saat masih duduk di penghujung bangku kuliah S1, sekitar tahun 2013, saya mengalami juga hal tidak mengenakan untuk pertama kalinya. Kecopetan di dalam angkot! 

Sebelumnya, tak pernah terbayangkan jika kejadian semacam ini akan menimpa saya. Pasalnya, setiap berada di kendaraan umum, saya selalu berusaha tidak lengah dengan barang bawaan.

Namun, sial benar nasib kala itu, karena kondisi sedang hujan deras, dan kebetulan sedang mengajak keponakan saya yang saat itu berusia  6 tahun, saya menjadi lengah.

Alih-alih meletakkan tas ransel di pangkuan, saya justru memilih untuk membiarkan tas ransel di bagian punggung sembari memangku keponakan saya. 

Entah apa yang saya pikirkan saat itu. Padahal bisa saja keponakan saya duduk sendiri di sebelah saya sambil saya memangku ransel. Tapi, ah, nasi sudah menjadi bubur, hiks.

Untunglah ongkos angkot telah saya siapkan sebelumnya di dalam saku, jadi sesampainya di tempat tujuan, saya masih bisa membayar angkot. Meski sebenarnya saat itu, dompet saya telah raib oleh pencopet dalam angkot!

Sesampainya di rumah, saat hendak mengambil dompet, barulah saya sadar bahwa dompet saya telah raib tak bersisa! Rasanya badan ini langsung lunglai tak bertenaga. Tapi apa daya, saya hanya bisa menangis tersedu-sedu memikirkan isi dompet yang saat itu harusnya dibayarkan untuk uang kursus hingga Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) yang saat itu sangat diperlukan untuk keperluan mendaftar wisuda.

Malang nian nasib saya hari itu.

Ilustrasi awas copet (Sumber gambar: Pixabay/Capri23auto)
Ilustrasi awas copet (Sumber gambar: Pixabay/Capri23auto)
Bukan hanya KTM dan uang sebesar empat ratus ribu rupiah yang raib, tapi juga kartu-kartu penting seperti KTP dan kartu ATM.

Esokannya, saya pun mulai sibuk melakukan pelaporan kehilangan ke kantor polisi terdekat agar bisa mengurus pembaruan kartu ATM dan juga KTP.

Sementara untuk KTM, saya tak lagi mengurusnya, hanya menyerahkan surat keterangan ke pihak kampus untuk mendaftar wisuda. Pasalnya, saat itu saya sudah dinyatakan lulus dan hanya tinggal mendaftar wisuda saja, rasanya kok buang-buang tenaga jika harus mengurus KTM dari awal. Untunglah hal tersebut tak jadi masalah.

Namun, dari pengalaman kecopetan ini, saya menjadi paham tentang bentuk antisipasi agar barang kita tak raib oleh pencopet.

1. Selalu letakkan tas penting di bagian depan

Berkaca dari pengalaman yang terjadi pada saya, penting kiranya bagi kita untuk meletakkan tas ransel di bagian depan saat berada di kendaraan umum.

Selain mencegah kita untuk lengah, hal ini juga memudahkan kita untuk mengontrol tangan-tangan jahil yang berusaha untuk mengambil barang bawaan dari arah samping kanan maupun kiri.

Sementara jika kita letakkan tas ransel di bagian punggung atau belakang, kita tak pernah tahu jika tangan-tangan jahat berusaha untuk membuka tas kita dan mengambil barang di dalamnya.

2. Letakkan dompet dan ponsel di tempat paling tersembunyi

Jika kita tak sedang berada di kendaraan umum, misalnya sedang berjalan saja di trotoar yang tak memungkinkan untuk terus menggendong tas ransel di bagian depan, ada baiknya jika kita menyimpan dompet dan ponsel di tempat paling tersembunyi dalam ransel.

Hal ini tentu bertujuan untuk menyulitkan tangan-tangan jahil yang hendak merogoh tas kita dengan tujuan yang buruk.

Misalnya saja, jika di dalam tas kita terdapat beberapa kompartemen yang cukup tersembunyi, ada baiknya dompet dan ponsel diletakkan di bagian itu.

Jangan letakkan dompet dan ponsel di area yang mudah untuk dijangkau, misalnya di area bagian saku depan atau saku samping. Hal ini untuk mengantisipasi tangan-tangan jahil sekaligus kreatif dari para pencopet. 

Jangan salah, para pencopet ini biasanya juga cukup kreatif meski kita sudah meletakkan tas di bagian depan. Misalnya saja yang terjadi pada salah satu teman saya.

Saat sedang berada di sebuah acara festival, tak disangka-sangka dompetnya raib oleh pencopet meski tas yang dibawanya selalu berada dalam genggamannya secara hati-hati.

Namun, seorang pencopet tak kehabisan akal untuk tak menjahili tas teman saya ini. Sesampainya di rumah, teman saya tersadar jika tas di bagian bawah telah digunting oleh si pencopet demi mengambil dompet yang tersembunyi di baliknya. Sungguh ter..la..lu..

Maka dari itu, penting bagi kita meletakkan dompet dan ponsel di kompartemen yang cukup tersembuyi agar tak mudah tercopet meski bagian bawah tas kita digunting sekalipun.

Ilustrasi awas copet (Sumber gambar: Pixabay/Capri23auto)
Ilustrasi awas copet (Sumber gambar: Pixabay/Capri23auto)
3. Saat di tempat ramai, jangan letakkan dompet dan ponsel di area saku luar celana

Jika diletakkan di dalam saku jaket yang sedang kita pakai, mungkin masih terbilang cukup aman. Tapi, jika diletakkan di saku celana bagian luar, hmm, saya ragu hal tersebut akan aman.

Pasalnya, saat sudah merantau ke Jakarta, 'radar copet' saya menjadi semakin kuat akibat sering berdesakan di dalam busway dan kopaja dulunya. Tak ayal, beberapa kali di dalam busway dan kopaja yang saya tumpangi terdapat kejadian pencopetan akibat meletakkan ponsel dan dompet di saku bagian luar.

Menurut saya, sah-sah saja kita meletakkan dompet dan ponsel di saku bagian luar saat tempatnya benar-benar aman, misalnya ketika kita berada di area kantor tempat kita bekerja. Tapi, hal ini sepertinya tidak berlaku ketika kita sedang berdesakan di kendaraan umum dan juga tempat umum lainnya.

4. Pisahkan uang dan kartu-kartu penting di dompet terpisah

Saya merasakannya sendiri, kerepotan mengurusi kartu-kartu baru akibat kecopetan.

Sejak saat itu, saya belajar untuk tidak menyatukan uang dan juga kartu-kartu penting di dompet yang sama. Hal ini sebagai bentuk antisipasi agar jika, sialnya, kita kecopetan, maka yang hilang hanya uang ala kadarnya saja, tidak sampai kartu-kartunya juga.

Sudah banyak kok dompet-dompet praktis di luaran sana yang khusus untuk menyimpan kartu-kartu saja. Jadi kita tak perlu khawatir atau was-was jika sewaktu-waktu kehilangan dompet.

Eits, tapi setelahnya, jangan lupa juga letakkan dompet-dompet kartu ini di tempat yang cukup tersembunyi di ransel kita.

5. Kenali gerak-gerik dari copet

'Semakin banyak melihat dan mengamati, semakin lebih mengenal mana copet mana bukan', begitu kira-kira yang saya pelajari. Hal ini pun, tidak lain tidak bukan, saya pelajari saat sudah semakin sering berdesakan di kendaraan umum. 

Umumnya, kita bisa mengenali copet dari gerak-gerik mereka di kendaraan umum. Misalnya yang seringkali 'menghimpit' si korban saat hendak turun dari kendaraan umum. Atau yang dengan sengaja 'menghimpit' si korban yang tak kebagian tempat duduk. 

Selain 'menghimpit', kebanyakan dari para pencopet ini pun bergerak secara berkelompok. Sehingga korban pun tanpa sadar 'dihimpit' dari berbagai arah, di depan, di belakang, dan juga di samping. 

Pernah suatu ketika saya duduk di dalam kopaja bersama seorang penumpang lainnya. Dan kami sama-sama menyadari bahwa di depan kami sedang ada pencopet. 

Si ibu yang duduk di samping saya pun terus mengingatkan saya dengan isyarat, 'hati-hati tasnya, ada copet'. Rupanya, kami sama-sama sudah hafal dengan gerak-gerik pencopet ini.

Dan benar saja, tak lama kemudian, seseorang yang tak kebagian tempat duduk di belakang sopir pun kehilangan dompetnya yang berharga.

Ilustrasi awas copet (Sumber gambar: Pixabay/Chronomarchie)
Ilustrasi awas copet (Sumber gambar: Pixabay/Chronomarchie)
6. Saat berada di kendaraan umum dengan jendela terbuka, jangan perlihatkan barang bawaan kita 

Tidak semua jenis kendaraan bertipe tertutup, misalnya seperti angkot dan juga bus. Tapi, ada juga kendaraan umum tipe terbuka, misalnya becak dan bajaj.

Saat sedang menumpang kendaraan umum seperti ini, ada baiknya bagi kita untuk tidak meletakkan barang bawaan sekenanya, misalnya di pangkuan kita.

Hmm, boleh-boleh saja sih memangku tas ya, asal benar-benar dijaga agar tak mudah direbut oleh orang lain dari sisi kanan ataupun kiri.

Seperti pengalaman tak mengenakkan dari salah seorang teman saya yang lain. 

Suatu Minggu pagi, kami menumpang sebuah bajaj menuju Masjid Istiqlal. Namun, naas nian nasib teman saya kala itu. Dia yang notabenenya duduk di sebelah pintu bajaj, meletakkan tasnya di pangkuannya.

Alhasil, tanpa disangka-sangka dua orang yang sedang mengendarai motor ternyata membuntuti bajaj kami dan dengan mudahnya merampas tas teman saya dari arah jendela bajaj yang terbuka.

Kejadian tersebut cukup membuat terkejut tapi juga memberikan pembelajaran untuk meletakkan barang bawaan di tempat yang tak mudah dijangkau pencopet dari sisi kanan ataupun kiri kendaraan yang sedang kami tumpangi.

Ilustrasi awas copet (Sumber gambar: Pixabay/Free-Photos)
Ilustrasi awas copet (Sumber gambar: Pixabay/Free-Photos)
Tentunya banyak cara agar barang-barang kita tak raib oleh ulah jahat pencopet. Namun, yang lebih penting lagi adalah bagaimana kita selalu waspada dan tidak lengah saat berada di kendaraan umum ataupun tempat umum. 

'Radar awas copet' harus selalu kita kerahkan saat berada di keramaian, agar bisa menghalau dan mengurungkan niat tangan-tangan jahat yang ingin merampas barang-barang kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun