Mohon tunggu...
Novi Setyowati
Novi Setyowati Mohon Tunggu... Lainnya - berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pekerjaan sebagai Konsultan: Bebas Atur Waktu tapi Jangan Kebablasan

9 Mei 2021   08:00 Diperbarui: 10 Mei 2021   19:18 1180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bekerja (Sumber gambar: Pixabay/Free-Photos)

Tarif harian yang diberlakukan pada profesi ini membuat ritme kerja profesi ini dihitung berdasarkan hari kerja yang sudah terpenuhi.

Bahkan dalam beberapa kasus, meski dalam sehari itu hanya mengikuti rapat saja, itu sudah dapat dihitung sebagai hari kerja dan juga pasti akan dibayar. Tak peduli apakah dalam sehari itu kita telah bekerja selama delapan jam ataukah tidak.

Umumnya, terdapat tenggat waktu tertentu yang memang sudah ditentukan oleh si pemberi kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang diminta.

Ilustrasi waktu (Sumber gambar: Pixabay/stevepb)
Ilustrasi waktu (Sumber gambar: Pixabay/stevepb)
Tapi, hal ini justru juga bisa menjadi boomerang jika kita tak pandai mengatur waktu dan ritme bekerja yang cenderung sangat fleksibel ini. Bisa jadi, kita justru melampaui jam kerja normal demi kejar deadline yang diminta!

Tipe pekerjaan ini juga tidaklah mudah, karena memang yang dikerjakan betul-betul di ranah substansi dengan keahlian tertentu.

Misalnya saja, jika para pekerja reguler masih dibebani pekerjaan administrasi di kantor, maka tidak demikian dengan profesi konsultan eksternal. Pekerjaan yang dilakukan tidak banyak menyentuh ranah administratif bahkan cenderung lebih banyak di ranah implementasi sebuah proyek.

Kualitas ini lah yang terkadang membuat beban kerja sebenarnya sangat besar. 

Dan karena target penyampaian hasil kerja yang sangat jelas dan cenderung dalam waktu yang cukup singkat, tak ayal jadwal kegiatan yang dibebankan pun tak kenal waktu. Kita yang benar-benar harus atur sendiri sejauh mana kita harus tetap terjaga dan mengerjakan pekerjaan yang diminta tanpa kompromi.

Misalnya saja, suatu proyek yang pernah saya kerjakan, mengharuskan saya untuk menulis sebuah proposal kerja sama dalam waktu 5 hari saja. Sementara banyak sumber yang harus didalami dan dibaca, 5 hari rasanya tak cukup untuk menerbitkan sebuah proposal yang berkualitas.

Alhasil, tidur pun terlalu malam dan bangun tidur pun terlalu pagi demi kejar deadline. Menariknya memang, setelah tanggung jawab ini selesai dan tidak lagi ada tawaran pekerjaan, bebas saja kita bisa istirahat sejenak sambil menunggu tawaran berikutnya. 

Seperti proyek yang sedang saya kerjakan saat ini pun, disediakan waktu yang sangat terbatas dengan pekerjaan yang tak sedikit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun