Mohon tunggu...
Novi Setyowati
Novi Setyowati Mohon Tunggu... Lainnya - berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

8 Hal Ini yang Bisa Bikin Culture Shock di Negeri Panzer

25 Februari 2021   22:06 Diperbarui: 1 Maret 2021   00:05 2337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi culture shockdi Jerman.(Sumber: KKDay Image Resources via ekonomi.kompas.com)

1. Jam buka tutup pertokoan dan pusat perbelanjaan
Kalau di Indonesia banyak pertokoan, kaki lima, dan minimarket yang bahkan buka hingga 24 jam, tidak demikian halnya dengan di Jerman.

Pertokoan dan tempat-tempat perbelanjaan buka dari pukul 7 pagi hingga pukul 8 malam saja. Kecuali di tempat-tempat tertentu seperti stasiun kereta, masih ada supermarket dan pertokoan yang buka hingga pukul 10 malam.

Selain itu, pertokoan dan pusat perbelanjaan juga tutup pada hari Minggu. Kecuali di tempat-tempat wisata, masih ada restoran yang buka di hari Minggu. Juga pada hari libur nasional, pertokoan dan pusat perbelanjaan tidak ada yang buka.

Jadi, jika sibuk dengan jadwal bekerja atau studi, tetap tidak boleh lupa belanja pada hari sebelum hari Minggu dan sebelum pukul 8 malam agar tetap bisa memenuhi kebutuhan bahan makanan di rumah.

Tanggal-tanggal libur nasional juga harus diperhatikan, jangan sampai berhadapan dengan long weekend dan lupa belum berbelanja di supermarket.

2. Nachtruhe (jam sepi di malam hari)
Dari kata "Nacht" yang berarti malam dan "ruhe" yang berarti "tenang", bisa ditebak jika jam-jam ini adalah jam-jam tenang di malam hari.

Yak! Pada hari-hari biasa di malam hari, terdapat jam tenang di lingkungan masyarakat Jerman, yakni setiap pukul 10 malam hingga pukul 6 pagi keesokan harinya.

Di rentang jam-jam tersebut, kita sebaiknya tidak membuat gaduh di lingkungan tempat kita tinggal. Suara gaduh ini bisa saja dipicu oleh suara musik yang terlalu kencang, suara-suara percakapan terlalu kencang, atau juga suara-suara membereskan panci di dapur.

Saat pertama kali tiba di Jerman, saya bahkan kerap khawatir jika langkah kaki saya atau suara saat saya menutup pintu dianggap membuat gaduh.

Bahkan ada pengalaman saat saya dan teman-teman berada di suatu acara perpisahan dengan musik dan makanan di tempat kursus, kami didatangi oleh polisi. 

Polisi-polisi ini datang karena ada keluhan dari salah satu tetangga dengan kegaduhan yang kami buat. Polisi-polsi itu pun datang untuk memperingatkan kami bahwa kami telah membuat gaduh di atas pukul 10 malam dan kami harus membubarkan acara tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun