Mohon tunggu...
Novi Arianti
Novi Arianti Mohon Tunggu... ordinary people

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Money

Analisis Permasalahan "Bakso Cak Slamet (CS)" di Tengah Pandemi Covid-19

10 September 2021   10:50 Diperbarui: 10 September 2021   11:00 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kasus Covid-19 yang melanda Indonesia semakin hari semakin bertambah. Hal tersebut membuat kondisi Indonesia semakin parah bahkan bukan hanya di bidang ekonomi dan kesehatan saja, hal tersebut memengaruhi segala aspek kehidupan yang ada termasuk keamanan dan pertahanan negara juga ikut terimbas. Kasus Covid-19 yang sudah menghantui sejak dua tahun terakhir ini begitu mencekik masyarakat, virus berbahaya ini tidak pandang bulu untuk menyerang siapa saja mulai dari bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia (golongan lanjut usia) bahkan ibu hamil dan menyusui. Masyarakat harus terbiasa dengan kehidupan baru dengan segala hal yang serba terbatas. Masyarakat dituntut untuk mematuhi segala peraturan yang ada demi kondisi ibu pertiwi agar lekas membaik, disinilah diperlukan kerja sama bukan hanya dari pemerintah maupun sektor swasta akan tetapi kita sebagai masyarakat harus mendukung penuh demi kebaikan bersama.

Seperti yang telah diketahui, dampak Covid-19 ini memang sangat menghantam berbagai sektor, akan tetapi dampak yang paling utama disini ialah pada bidang kesehatan dan ekonomi. Roda ekonomi seakan terhenti, apalagi baru-baru ini pada tahun 2021 diberitakan banyak sekali para pedagang yang mengibarkan bendera putih tanda menyerah yang memaksa meraka harus gulung tikar karena kerasnya dampak pandemi ini. Dari adanya dampak tersebutlah sudah sepatutnya diperlukan sebuah strategi-strategi untuk para penggerak ekonomi agar dapat bertahan di masa seperti ini. Para penggerak ekonomi harus berusaha memutar otak untuk menata kembali bagaimana agar usahanya tidak pailit di masa pagebluk seperti saat ini.

Pada bidang ekonomi ini berbagai sektor tertekan akan adanya kondisi seperti ini mulai dari pariwisata, perhotelan maupun para pedagang baik itu pedagang skala kecil maupun besar. Seperti halnya sebuah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di desa Slamet Wiroto Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang yang dikenal dengan "Bakso Cak Slamet (CS)" merupakan salah satu usaha yang berusaha untuk tetap bergerak di masa pandemi saat ini. Usaha ini merupakan usaha yang bergerak dibidang kuliner yaitu bakso dengan sistem keliling. Bapak Slamet pada awalnya memilih berkeliling karena beliau memiliki pemikiran jika dalam penjualan itu pembeli di jemput agar lebih memudahkan pembeli. Bakso ini menyajikan dengan berbagai varian, mulai dari bakso halus, bakso kasar hingga cilok yang sangat di minati oleh anak-anak. Bakso Cak Slamet (CS) ini pada awalnya melayani dengan sistem keliling ke berbagai desa untuk menjangkau para konsumen, akan tetapi karena adanya kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dari pemerintah mengharuskan usaha ini menyesuaikan dengan peraturan tersebut.

Setelah kurang lebih sepuluh menit saya melakukan sedikit wawancara dan diskusi kecil dengan salah satu narasaumber yaitu pemilik dari usahaa bakso ini yang bernama Bapak Slamet saya telah mendapatkan beberapa informasi terkait usaha ini untuk tetap bertahan di masa pandemi. Sebernarnya untuk dampaknya tidak begitu besar karena satu hal yang paling utama adalah lingkup berjualan ada di desa, tetapi pengaruh ini tetap saja ada terhadap proses penjualan. Proses penjualan sedikit terbatas karena Bapak Slamet selaku yang berjualan keliling menjual bakso mengurangi jangkuaan konsumen ke desa-desa dan para pembeli terkadang juga relatif berkurang, dalam hal ini artinya Bapak Slamet mengurangi jumlah desa dalam berjualan demi mematuhi protokol kesehatan. Adapun dampak lainnya pada proses produksi bakso itu sendiri yaitu yang terletak pada harga daging yang sangat tidak menentu di pasaran.

Dari adanya wawancara tersebut dapat diketahui jika pokok permasalahan pada usaha bakso ini adalah pengurangan jumlah jangkauan konsumen, sebenarnya hal ini wajar dalam masa pandemi seperti ini karena adanya kebijakan pembatasan dari pemerintah. Mengingat hal tersebut maka sudah sepatutnya usaha bakso ini membuat strategi baru untuk menyesuaikan kebijakan tersebut agar usahanya tetap berjalan. Salah satu strategi yang paling efektif dan efisien disini adalah dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Sekarang ini sudah banyak sekali para usaha mikro kecil yang memanfaatkan platform-platform online dalam proses penjualannya, usaha bakso ini dapat mencoba hal tersebut agar lebih memudahkan dalam penjualan dan agar konsumen tetap dapat merasakan bakso ini. Selain itu agar bakso ini tetap diketahui oleh masyarakat dapat memanfaatkan promosi yang ada di media sosial, bisa menggunakan WhatsApp, Facebook, Instagram bahkan Tiktok. Dengan menggunkan media sosial inilah dapat menjangkau banyak orang bahkan hingga di belahan dunia lainnya karena dengan adanya teknologi inilah yang jauh akan serasa dekat.

Permasalahan kedua disini yaitu mengenai harga dari daging yang tidak menentu. Memang dari dulu sebelum adanya Covid-19 untuk harga memang akan berubah-ubah tergantung dari harga pasar. Usaha bakso ini tentunya juga sudah paham bagaimana cara untuk mendapatkan harga yang relatif tetap dengan memiliki pemasok daging untuk usahanya, akan tetapi karena adanya Covid-19 ini harga daging di pemasok pun sangat tidak menentu dan tidak dapat diprediksi. Oleh karennaya diperlukan juga sebuah strategi untuk mengatasi hal tersebut dimana salah satu caranya yaitu dengan menyaring atau mencari lagi beberapa pemasok daging dengan harga yang sesuai atau juga bisa dengan membeli langsung kepada peternak jika memang menungkinkan sehingga akan lebih mendapatkan harga yang lebih rendah.

camscanner-09-10-2021-10-18-613ad72c06310e46f3600f82.jpg
camscanner-09-10-2021-10-18-613ad72c06310e46f3600f82.jpg

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun