Mohon tunggu...
NOVIA RAHMAWATI
NOVIA RAHMAWATI Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar SMAN 1 PANDEGLANG

🦄

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Resensi Novel Arah Langkah

29 Januari 2020   13:41 Diperbarui: 29 Januari 2020   13:54 5039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arah Langkah merupakan sebuah buku yang di tulis oleh Fiersa Besari yang akrab disapa dengan nama Bung. Bung Fiersa meruapakan pria kelahiran Bandung yang semula mengawali kariernya sebagai musisi lambat laun juga menggemari dunia tulis menulis, dan buku Arah Langkah ini merupakan karya ke empatnya yang mana sebelumnya Bung berhasil menulis buku dengannya judul : Garis Waktu, Konspirasi Alam Semesta dan Catatan Juang.

Arah Langkah bukan sekedar catatan perjalanan yang melukiskan keindahan alam, budaya dan manusia lewat teks dan foto. Tetapi juga memberikan cerita lain tentang kondisi negeri yang tidak selalu sebagus seperti di layar televisi. Meskipun begitu, semua daerah memang memiliki cerita yang berbeda - beda, namun dalam perbedaan itu, cinta dan persahabatan selalu bisa ditemukan.

Dalam usaha menghapus luka karena di hianati oleh tunangannya yang berselingkuh dengan Sahabatnya sendiri, maka dengan hati terluka Bung memilih berkelana mencari jati diri atau juga tepat dikatakan uasaha melarikan diri dari bayang bayang masa lalu bersama mantan kekasih yang melekat erat di setiap sudut kota Bandung. Bersama dengan dua orang temannya yakni Anissa seorang perempuan tomboy yang merupakan seoran petualang tangguh hingga karena ketangguhannya itulah dia disapa akrab dengan panggilan "Prem"atau kependekan dari Preman, ya karena nama Anisa kurang pas dengan keadaannya yang sangat jantan. Sahabat kedua yang menemani pengelanaan Bung adalah seorang pemuda bernama Baduy seorang sahabat dari komunitas Free Dive.

Setelah berpamimitan dengan keluarga Perjalanan dari kota Bandung menuju pelabuhan Bakauheni Lampung dengan segala daya upaya untuk dapat irit agar tidak kehabisan uang saat di tengah pengelanan maka mereka melakukan apa saja seperti menumbang menginap di tempat orang dan tentunya yang bisa mengirit pengeluaran dan apapun yang bisa membuat pengelanaan mereka berjalan lancar. Dari Bakauheni Lampung kemudian mereka menuju ke Barat Sumatra yakni Negeri Minang Kabau kemudian Lanjut ke Nias lalu singgah di sebuah Desa bernama Bowomatulo dan menyaksikan acara Fahombo atau ritual lompat batu.

Perjalanan terus berlanjut ke Sibolga kemudian keliling Pulau Samosir, di sinilah Baduy memilih pulang karena pekerjaannya yang memang tidak bisa di tinggalkan, pekerjaan mengantar dan memandu perjalanan orang luar negeri ke Raja Ampat. Dari perpisahan itu Bung dan Prem lanjut ke Medan dan kemudian ke Aceh Sabang kemudian Lanjut lagi ke Makassar dan di Makassar, Baduy ikut lagi untuk melanjutkan pengelanaan seberes dari pekerjaan. Langkah mereka selanjutnya adalah Tana Toraja dan terus berlanjut ke Gorontalo, Manado, dan Miangas. Di Miangas lah Bung, Baduy dan juga Prem berpuasa di tanah rantau. Pada Bab terahir yang berjudul SARAK satu persatu sahabat Bung pulang, Prem yang pertama pulang dikarenakan kehabisan uang dan tak mau terlalu banyak berhutang kemudian Baduy karena orang tuanya sakit, tinggallah Bung sendiri  berlebaran di Miangas, Bung mulai patah semangat belum samapi ke Raja Ampat, yang mana ia pernah bernazar kalau sudah sampai di Raja Ampat dia akan mengunduli rambutnya yang gondrong. Seorang sahabat bernama Intan lah yang terus memompa semangat Bung untuk merampungkan pengelanaannya. Maka perjalanan harus tetap berlanjut.

Di setiap perjalan dianatara rute pengelanaan itu mereka mendapati banyak pengalamn berharga mulai dari menyambangi tempat wisata, mendaki gunung melihat ritual adat lokal dan budaya yang beragam tetapi toleransi dalam berkeyakinan, bahkan pengalaman seorang orang tua yang sudah sangat benci terhadap tuhan semua abadi dalam potret perjalanan mereka dan catatan dalam buku Arah Langkah ini. Di samping serunya pengelanan dengan bertemu orang-orang baru dan sahabat baru, Bung mencampur adukan dengan alur maju mundur peristiwa masalalunya, mulai dari ia bertemu mantan kekasihnya bernama Mia di tahun 2008 sebagai seorang gadis yang mebeli album musiknya, kemudaian mengisahkan cara Bung menyatakan cintanya kepada Mia di sebuah konser, setelah sarjana dan bekerja lalu berhenti, selanjutnya Bung mendirikan studio musik sendiri dan memberanikan diri untuk melamar Mia.

Pada hari ulang tahunnya sendiri Bung terlambat pulang kerumah,pulangpun dalam keadaan mabuk-mabukan dan mendapati Mia telah menunggunya bersama sahabatnya bernama Al. Karena kesibuakan masing masing Bung sibuk dengan pekerjaan dan sahabat baru dan Mia sibuk menyelesaikan skripsinya ahirnya hubungan mereka merenggang dan hambar.

Di tahun 2011 Mia tunangannya ketahuan berselingkuh dengan sahabatnya bernama Al dan Bung marah besar, maka terjadilah perkelahian singkat dianata mereka. Maka karena merasa di hianati oleh dua orang yang sangat berarti dalam hidupnya itu Bung kecewa dan patah Hati, diantara banyak karya Bung baik tulisan maupun lagunya sedikit banyaknya menceritakan perihal patah hatinya.
"Patah hati" tidak selalu membuat orang untuk bermalas-malasan tinggal dirumah atau kamar sambil mendengarkan lagu yang mewakili perasaannya.

Dengan "patah hati" membuat Fiersa Besari atau yang akrab disapa dengan Bung ini berkeliling Indonesia. Begitulah alasan Bung yang mengelilingi Indonesia dan yang kemudian ditulisnya dalam buku Arah Langkah.


Amanat
Amanat yang terkandung dalam novel ini adalah, kita menjadi lebih tau bahwa Indonesia ini sangat-sangat indah terlebih dari yang terlihat dari layar televisi. Bahkan penulis menyampai kan nilai moral dalam keberagaman, nilai social yang sama rata, menghargai satu sama lain, membantu satu sama lain dan semangat mengenalkan bumi pertiwi.


Kelebihan dan kekurangan
Dengan bahasa yang tersusun rapi dan diksi yang tepat di tambahkan pengisahan cerita secara nyata  dan dengan siapa kisah itu berlangsung membuat semua cerita enak di baca dan  mudah di mengerti. Menurut saya buku ini sangat bagus, maka sampai disini saya belum bisa menemukan kekurangan pada buku ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun