Jangan buru-buru jatuh hati dan terlalu dalam memikirkan dirinya. Karena bisa-bisa kita justru terjebak dalam ilusi cinta, di mana kita menganggap bahwa kita sedang jatuh cinta, padahal bukan itu yang sebenarnya kita rasakan.
Sebelum hatimu berdebar terlalu dalam, sadari dulu apa kamu masih sendiri, atau sudah ada pasangan baru. Ketahui juga statusnya, apa dia masih sendiri, atau sudah ada yang punya. Kalau dia sudah punya pasangan, maka lebih baik mundur. Jangan sampai nostalgia mengaburkan logika.
Tapi jika sama-sama masih sendiri, kita boleh saja membuka peluang untuk lebih saling mengenal. Hanya saja, pastikan alasannya benar. Bukan sebatas karena wajahnya yang mirip.
Sekali waktu, wajar jika kita refleks mengatakan, "Kamu mirip dengan mantanku." Tapi, jika ucapan itu terus diulang pada masa pendekatan, bisa-bisa dia tersinggung. Karena merasa dirinya hanya dianggap sebagai bayangan dari masa lalu. Jangan mempertaruhkan perasaan orang lain demi menuruti ego sendiri.
Kenali dia sebagai dirinya sendiri, bukan sebagai replika dari seseorang di masa lalu. Jangan paksa dia menjadi sosok yang sama dengan si mantan. Karena setiap orang punya karakteristik sendiri, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Jangan sampai kita terjebak dalam nostalgia yang menyamar menjadi cerita baru. Maka jika suatu saat kamu mengenal seseorang yang wajahnya mirip dengan mantanmu, berusahalah kendalikan hati dan pikiran agar tidak terlanjur terbawa perasaan.(*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI