Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ini bukan Jalan Milik Pribadi Pak

7 Juli 2012   03:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:13 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari gini kok masih ada ya, mengendarai kendaraan sambil telpon. Sungguh sangat berbahaya jika hal tersebut di jadikan kebiasaan.

Pagi ini, saya sungguh kesal sekali karena kendaraan yang saya pakai, hampir saja mendapat kecelakaan, karena ulah seseorang yang kurang begitu memahami etika berkendara di jalanan.

Sejak semalam, Balikpapan di guyur hujan. Kondisi tersebut tentu saja membuat jalanan sedikit licin. Hingga para pengendara harus lebih hati-hati. Di tambah lagi kontur jalanan yang naik turun serta sedikit berkelok tentu saja etika berkendara sangat di butuhkan.

Namun beberapa saat berada di jalanan, tiba-tiba di depan saya ada mobil yang memutar arah dengan tidak stabil. Hal tersebut tentunya membuat beberapa pengendara di belakangnya menjadi kaget dan spontan menginjak rem. Termasuk saya. Kendaraan yang saya gunakan, hanyaberjarak beberapa centi saja dengan kendaraan di depan. Namun, bagian belakang mobil yang saya kendarai, saya yakin ada sedikit benturan. Karena saya merasa sedikit hentakan dari belakang saat menginjak rem.

Untuk beberapa saat lalu lintas macet. Dan mobil yang memutar arah tadi agak kesulitan menstabilkan posisinya, di samping berada di tikungan, jenis mobilnya pun berbadan besar, yaitu jenis Fortuner.

Saya pun turun, dengan menggunakan payung, saya datangi supir tersebut dengan beberapa pengendara yang lain. Nampak tangan kanannya masih mengenggam ponsel. Melihat hal tersebut saya sedikit emosi.

“ Wuah, bapak sudah membahayakan orang lain, jika nyupir namun sambil online, apalagi dengan kondisi belokan seperti ini. “

Bapak tersebut hanya senyum-senyum tanpa berkata apapun. Melihat ekspresi yang menjengkelkan, saya memilih untuk kembali ke mobil, dan memeriksa bagian belakangnya. Seperti dugaan saya, ujung kanan agak penyok, karena tanpa sengaja, saat saya injak rem tadi, dibelakang saya ada pengendara sepeda motor.

Saya tidak menyalahkan pengendara sepeda motor tersebut, bagaimanapun semua berawal dari ketidakdisiplinan seseorang dalam menggunakan fasilitas publik.

Jika saja, pemilik mobil fortuner tersebut menyadari betapa berbahayanya mengendarai mobil sambil menerima telpon. Tentunya hal seperti ini tidak akan terjadi. Bukankah sekarang ponsel sudah di lengkap dengan alat bantu yang memudahkan melakukan panggilan atau menerima panggilan tanpa mengenggamnya.

Kejadian tadi pagi bukan sekali saya alami, namun sudah beberapa kali. Bahkan sering saya jumpai, pengendara motor sms-an di jalan raya. Sepertinya banyak masyarakat yang belum menyadari betapa berbahayanya online diponsel saat berkendara.

Saya pun kerap menerima panggilan diponsel, namun saya lebih memilih menepi dengan menyalakan tanda lampu. Karena selain berbahaya bagi orang lain, aktivitas online sambil berkendara juga membahayakan diri sendiri.

Melalui pengalaman di atas, saya mengajak rekan-rekan untuk lebih menerapkan etika berkendara. Jalan raya bukanlah jalan pribadi. Tapi merupakan fasilitas milik bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun