Mohon tunggu...
Yulianus Magai
Yulianus Magai Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis mudah Papua
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Yulianus magai, anak mudah Papua Yang kini aktif menulis di di www.wagadei.id

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Sesilius Kegou Terbitkan Buku Kedua Berjudul "Rintihan Suara Nyawa"

2 Desember 2022   18:16 Diperbarui: 2 Desember 2022   18:20 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesilius Kegou terbitkan buku kedua berjudul "Rintihan Suara Nyawa". (Dokpri)

Reporter Yulianus Magai 

Jayapura, kompasiana.com- anak mudah Papua Sesilius Kegou setelah Terbitkan Buku pertama Nya berjudul "Jejak Darah" kini penulis Mudah Yang satu ini kembali terbitkan buku kedunya dengan Judul "Rintihan Suara Nyawa" buku kumpulan cerpen ini tiba di Nabire pada Kamis (1/12/2022). 

Penulis Buku mengatahkan Dirinya menulis karena dengan melihat berbagai persoalan di Tanah Papua. 

"Yang jelas bahwa Menulis adalah salah satu bentuk kreativitas edukasi. Karena tanah dan manusia Papua adalah pembuat kisah dan sejarah berbentuk kekerasan, kalitalisasi, ekplorasi, Pelanggaran HAM sehingga sebagai manusia Papua yang tersisa harus menulis semua itu. Bagi saya adalah lebih baik mati setelah perlihatkan realitas tanah Papua. Kata Sesilius Kegou Membatin.

Dirinya menulis buku ini karena banyak Orang Papua Yang mati karena berjuang kebenaran 

"Buku ini saya tulis untuk orang-orang telah mati karena Kebenaran dan mereka yang berjuang untuk kemerdekaan bangsa West Papua" Jelasnya.

Lanjut dia dia mengatakan, Terpenting adalah kader. Regenerasi sangat perlu, apalagi di Papua (generasi Papua) sangat minim literasi. 

Bagi Saya Sesilius Kegou, Terpenting adalah kader. Regenerasi sangat perlu, apalagi di Papua (generasi Papua) sangat minim literasi. Maka harapan saya, literasi ini bisa membumi di Papua agar setelah kita merdeka, kita lenali bahwa Papua bukan bangsa budak. Ujarnya.

Buku Di tulis oleh Sesilius Kegou berjudul "Rintihan suara Nyawa" 

Jika Tanah Papua di Pagari Mungki saja ku gunakan Tulang belulang ku. Tulang Tulang betis, tulang tulang pengupil, tulang tulang selangka, tulang tulang Hasta dan ku bentengi jejer. Tulang tulang kepala di atas manhadap Matahari terbit dari timur agar seluruh Rintihan Suara Nyawa di dengar Tuhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun