Mohon tunggu...
Nova Yulfia
Nova Yulfia Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Seorang Emak Penulis yang menjadikan hobi menulis sebagai profesi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bila Si Kecil Terkena Dampak Buruk Kabut Asap, Orangtua Bisa Lakukan Ini

15 September 2019   00:53 Diperbarui: 16 September 2019   09:31 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang aparatur sipil negara (ASN) Dinas Kesehatan memasangkan masker kepada anak dan ibunya di Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, Senin (9/9/2019).(Kompas/dok. Pemkab Landak)

Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) telah menjadi masalah besar bagi lingkungan. Bagaimana tidak, udara segar yang seharusnya dapat secara bebas kita nikmati berubah menjadi udara yang sangat kotor dan tidak layak lagi untuk dihirup. 

Polusi udara bermuatan zat berbahaya ini sudah mengancam kesehatan manusia dan keberlangsungan hidup orang banyak.

Musibah kabut asap yang melanda beberapa wilayah di Indonesia menyisakan kasus tentang bagaimana penanggulangannnya terhadap masyarakat, khususnya anak-anak. 

Sementara pemerintah sibuk mencarikan jalan keluar tentang mengatasi soal kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah Sumatera Selatan, ada baiknya kaum emak-emak turut serta membantu menyelesaikan persoalan ini. Yuk, kita mulai dari rumah masing-masing.

Udara kotor yang dihasilkan dari karhutla tersebut menimbulkan berbagai penyakit pada masyarakat. 

Seperti yang di lansir dari pemberitaan Kompas.com, Jumat (6/9/2019), sejumlah orang tua dan anak-anak di Kota Pekanbaru, Riau bahkan sudah mengalami beberapa penyakit yang disebabkan menghirup udara kotor, salah satunya ialah penyakit sesak napas.

Seperti yang kita ketahui, bahwa polusi udara sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, terutama anak-anak. Ada berbagai zat berbahaya yang akan terhirup oleh kita, bila kita berada di seputaran lokasi kejadian. 

Di antaranya Sulfur Dioksida (SO), Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Dioksida (NO2) dan Ozon Permukaan (O3).

Menurut jurnal kesehatan, jika kita terpapar semua zat tersebut dalam jangka waktu yang lama, maka akan mampu membuat darah kekurangan oksigen sehingga akan berakibat tubuh lemas sampai kondisi pingsan. Tentu kita tidak mau ini terjadi pada anak-anak kita 'kan?

Berikut ini ada 4 perawatan kesehatan bila ananda terpapar kabut asap yang  bisa kita lakukan di rumah:

  • Perbanyak minum air putih dan mengonsumsi makanan yang tinggi kadar antioksidannya. Air putih dan makanan yang kaya akan anti oksidan seperti sayuran dan buah mampu menetralisir kadar zat yang berbahaya dari kabut asap tersebut. Buah jeruk dan wortel sangat disarankan untuk dikonsumsi lebih sering. Biasanya anak-anak sangat menyukai kedua buah ini ya Bun, karena sejak bayi sudah sering diperkenalkan sebagai MpASI.
  • Sebisa mungkin minimalisir aktivitas diluar rumah. Ini sangat penting bagi Anda yang memiliki balita. Anak-anak memang sangat menyukai kegiatan luar rumah. Namun, demi keselamatan si kecil, sebaiknya batasi agenda keluar rumah ya. Jadikan rumah menjadi arena bermain si kecil, bila ia sulit diajak berkompromi untuk bermain ke luar rumah. Rumah sedikit berantakan dari biasanya, relakan saja ya..
  • Menjaga udara dalam rumah. Caranya tidak merokok, tidak membakar obat nyamuk. Bila memungkinkan gunakan alat pendingin ruangan (AC) dengan fitur penjernih udara.
  • Segera cek kesehatan bila tubuh terasa kurang nyaman dan mengalami keluhan. Apalagi ananda yang sudah positif mengidap penyakit asma, paru dan anak yang rentan terhadap asap.

Bayi dan anak-anak merupakan pihak yang paling rentan dengan musibah kabut asap ini. Sebab kabut asap tersebut jika terhirup oleh bayi dan anak-anak dikhawatirkan menimbulkan resiko kanker di kemudian hari jika tubuh anak tidak mampu mereduksi dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun