D. Dampak Sosial dari Persepsi Kedewasaan
Mengukur kedewasaan berdasarkan usia dapat menimbulkan kriteria dalam menilai seseorang. Misalnya, remaja sering kali tidak dianggap serius dalam menyampaikan pendapat, padahal mereka bisa saja lebih berpikir jauh kedepan daripada orang yang lebih tua. Oleh karena itu, penting untuk mulai menggeser perspektif masyarakat tentang kedewasaan, dari yang semula berfokus pada usia menjadi lebih menghargai kematangan berpikir dan emosional.
PENUTUP
Kedewasaan tidak semata ditentukan oleh usia, melainkan lebih tepat diukur melalui cara perpikir, bersikap, dan bertindak dalam menghadapi kehidupan. konflik antara usia dan kematangan emosional yang sering terjadi di masyarakat menunjukkan bahwa angka bukanlah penentu utama kedewasaan seseorang. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk terus mengembangkan kecerdasan emosional, kemampuan refleksi diri, dan sikap yang bertanggung jawab, terlepas dari berapa pun usianya. Disarankan agar masyarakat mulai mengubah cara pandang terhadap konsep dewasa, dengan lebih menekankan pada kualitas pemikiran dan perilaku, bukan hanya berdasarkan senioritas atau umur. Dengan begitu, kita dapat membentuk lingkungan sosial yang lebih adil, inklusif, dan menghargai kedewasaan sebagai proses pembelajaran seumur hidup.
           DAFTAR PUSTAKA
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2019).
Rafli Bagus Adi Wijaya, Azis Muslim. Konsep Diri pada Masa Dewasa Awal yang Mengalami Maladaptive Daydreaming. (2021).
Rafli Dwilianto, Alwi Usman Matondang, Linda Yarni. Perkembangan Masa Dewasa Awal. (2024).
Sarlito Wawan Sarwono, Pengantar Psikologi Umum (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2013).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI