Mohon tunggu...
Novan Gustaf Firyan
Novan Gustaf Firyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Journalism UMN '21

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peringatan Hari Guru: Telisik Permasalahan Klasik

25 November 2021   19:03 Diperbarui: 25 November 2021   19:08 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Para tenaga pendidik yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) ditugaskan menyebar ke segala penjuru daerah, baik perkotaan yang kaya akan teknologi maupun perdesaan yang terletak jauh di pedalaman hutan. Guru-guru yang memiliki niat awal untuk mendidik anak bangsa secara ikhlas menerima segala tempat di mana pun ia telah ditugaskan, tetapi di balik itu semua terdapat oknum-oknum yang menolak dan meminta penugasan di kota besar. Hal ini menjadi polemik yang membuat sumpah yang diucapkan oleh para pendidik kerap dipertanyakan.

Guru merupakan profesi penting dalam proses memajukan pendidikan anak bangsa demi kemajuan negeri, tetapi mengapa malah tebang pilih dalam penugasan mengabdikan diri?

Kelayakan yang dipertanyakan?

Sebelum kita memberikan komentar buruk mengenai oknum-oknum guru yang menolak untuk mendidik anak-anak daerah pelosok, mari kita telisik lebih dalam mengenai alasan yang sebenarnya sebatas karena daerah tersebut berada di pedalaman yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan atau ada hal lain yang membuat mereka enggan dalam menjalankan tugas.

Seperti yang sudah kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia tidak merata di seluruh sekolah yang ada. Bangunan sekolah yang tidak layak dan kurangnya fasilitas pendukung proses pembelajaran, hal ini disebabkan oleh tingkat peduli beberapa pemerintah daerah yang masih rendah.

Terdapat banyak bangunan sekolah di Indonesia yang tidak layak untuk digunakan. Data Kemendikbudristek menyebutkan ada 1.472.064 ruang kelas rusak, tetapi masih dipergunakan untuk proses pembelajaran. Guru dan siswa mempertaruhkan Selain itu, kurangnya fasilitas yang mendukung pembelajaran membuat siswa mengalami ketertinggalan pelajaran dari sekolah lainnya. Keterbatasan ini membuat guru harus bekerja lebih ekstra dan kreatif untuk memberikan materi ajar yang sesuai dengan menggunakan fasilitas yang ada.

Kurangnya apresiasi pemerintah terhadap tenaga pendidik juga turut menambah daftar alasan mengapa banyak guru menolak penugasan di daerah pelosok.

Namun, tak semua bersikap demikian. Banyak guru PNS dan honorer dengan semangat yang membara ingin mendidik para siswa yang tinggal di daerah pelosok.

Telisik permasalahan klasik dalam sistem pendidikan di Indonesia merupakan sebuah upaya pengawasan yang bertujuan untuk menunjang kemajuan bangsa. Pemerintah sudah berupaya untuk meratakan kualitas pendidikan.

Namun, upaya yang dilakukan memang masih kurang. Terbukti dengan banyaknya sekolah yang masih memiliki fasilitas yang kurang memadai, guru yang kurang kompeten dalam mendidik siswa, penghargaan pemerintah terhadap pendidik yang masih kurang, dan berbagai permasalahan lainnya.

Diperlukan kepedulian yang lebih terhadap guru dan pendidikan negeri ini agar kualitas anak bangsa terjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun