Mohon tunggu...
Noval Muslim Darazat
Noval Muslim Darazat Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang pria yang sedang berusaha untuk berbuat kebaikan dan kebermanfaatan.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Lunturnya Idealisme Mahasiswa

15 Mei 2025   12:18 Diperbarui: 15 Mei 2025   12:18 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Lunturnya Idealisme Mahasiswa

Mahasiswa pada dasarnya memiliki tujuan yang bervariasi dalam menjalani perkuliahan ada yang bertujuan untuk mendapatkan gelar semata, ada yang bertujuan untuk mencari mencari relasi, ada yang bertujuan untuk memperdalam kemampuan atau bakat yang sudah dimiliki, ada pula yang hanya untuk mendapatkan ijazah sebagai syarat suatu pekerjaan. Keberagaman iniah yang menciptakan pola hidup dan perilaku mahasiswa selama menjalani perkuliahan dengan waktu empat tahun lamanya. Perilaku yang dapat tercipta dari tujuan ini menjadi beberapa kebiasaan sehari-hari dan rutinitas mahsiswa selama perkuliahan seperti ada mahasiswa yang berusaha memupuk relasi dan prestasi, mencari pekerjaan sampingan, aktif diberbagai organisasi formal dan nonformal, berwirausaha, aktif di berbagai program magang. Menurut saya pribadi mahasiswa seperti ini merupakan mahasiswa yang ideal karena dengan waktu empat tahun mereka dengan serius memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk menggali dan menumbuhkan minat, bakat, dan skill yang dimiliki. Namun disisi lain ada beberapa dampak yang diterima oleh mahasiswa bilamana tidak bisa menyeimbangkan waktu untuk ranah akademik (mengikuti kegiatan wajib perkuliahan) dan waktu untuk ranah non akademik hal ini biasanya membuat mahasiswa menjadi keteteran dalam mengerjakan tugas harian perkuliahan begitu pula sebaliknya meskipun hal tersebut bisa diatasi dengan memanage waktu seefektif mungkin namun beberapa mahasiswa sering kali gagal dalam mengatur waktu yang berakibat perkuliahan tertinggal dan biasanya lulus terlambat.

Menjadi mahasiswa ideal memanglah tidak semudah membalikan telapak tangan karena perlu perjuangan dan pengorbanan sejati untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan kewajiban akademik dan non akademik. Kemudian adapula mahasiswa yang sering terlihat di lingkungan kampus ialah yang berperan sebagai aktivis atau bisa dibilang mahasiswa yang mendedikasikan hidupnya di organisasi baik di organiasi formal maupun non formal. Organisasi formal biasanya mencangkup organisasi intra kampus dan ekstra kampus yang diklasifikasikan dalam berbagai bidang meliputi bidang kesehatan, lingkungan hidup, politik, kemanusiaan, olahraga, musik, pers, dan organisasi sosial lainya. Adapun organisasi non formal meliputi komunitas yang biasanya tidak regulasi atau seperangkat aturan yang mengikat seperti ad/art atau administrasi yang komplek dan terstruktur. Hal yang paling saya soroti dari aktivis mahasiswa ini mengacu pada mahasiswa yang aktif di organisasi politik karena pada dasarnya biasa kita jumpai dan dapat dilihat kegiatanya di lingkungan sehari-hari seperti berdemo, unjuk rasa, berdiplomasi, relawan partai, dan aktif berpartisipasi di kegiatan politik lainya.

Mahasiswa yang aktif di organisasi bernuansa politik tindakan dan perilakunya akan menjadi cerminan politisi indonesia pada umumnya mengapa bisa terjadi? Karena sejak mereka masuk ke dalam organisasi politik mereka sudah mengalami proses pengkaderan secara bertahap dan dibentuk sedemikian rupa untuk menjadi kader unggul yang bisa membanggakan nama organisasi mereka sehingga bilamana sukses maka akan terjadi pengklaiman yang akan dijual untuk menarik minat mahasiswa lainya untuk mengikuti organisasi yang melahirkan banyak kader unggul. Hal ini memang biasa terjadi akan tetapi tidak semua mahasiswa memiliki bakat dan minat yang sama pada satu ranah yakni aktivis politik. Organisasi yang melaksanakan proses pengkaderan formal sesuai dengan prosedur yang diterapkan memang bertujuan baik karena menerapkan paham atau visi misi organisasi kepada mahasiswa yang posisinya menjadi calon kader. Namun terkadang sering kali terjadi penghasutan atau doktrin yang cenderung menyesatkan pola pikir dan perilaku mahasiswa  oleh oknum organisasi tersebut sehingga mahasiswa yang bertujuan untuk menjadi agen perubahan menjadi agen tanpa perubahan ini ironi karena bagaimana bisa politisi dan pejabat di negara indonesia bersikap jujur, adil, dan bertanggung jawab jikalau sejak dari mahasiswa saja sudah dipupuk untuk berbuat korupsi, premanisme, alkoholisme, penjilat partai atau pemerintah, dan sex bebas.

Hal ini dapat terjadi karena sudah terjadi beberapa kasus baik yang terlihat di media massa maupun yang tidak terlihat dimedia massa. Bilamana sekarang diantara kalian sedang aktif atau pernah menjadi mahasiswa tidak heran dengan beberapa fenomena yang terjadi di lingkungan kampus seperti kegiatan demo yang terdapat afiliasi partai politik, kegiatan demo yang bertujuan untuk mendapatkan uang dari pemerintah pusat atau daerah sebagai kegiatan demo dapat dihentikan atau hanya untuk menjadikan demo sebagai simulasi belaka ini cukup miris karena mahasiswa yang menjadi penyambung lidah masyarakat kini dilucuti dan dilunturkan keidealisanya hanya semata-mata mendapatkan uang dan pekerjaan. Ini terkesan seperti bualan karena kurangnya barang bukti yang bisa saya sampaikan akan tetapi begitulah realitanya. Adapun fenomena yang terjadi di lingkungan kampus biasanya terjadi kegiatan korupsi dalam mengajukan proposal maupun menjalankan program kerja dilapangan biasanya yang dipakai dari uang kemahasiswaan ini mungkin akan menjadi pro kontra karena ada beberapa aktivis yang berusaha mengalokasikan uang yang didapat untuk keperluan penting lainya. Namun terkadang ada pula oknum aktivis mahasiswa terkadang melalukan korupsi dari uang kemahasiswaan untuk keperluan pribadi. Sebagai mana diketahui uang kemahasiswaan digunakan untuk menungjang mahasiswa baik dari minat maupun bakat dan kegiatan bermanfaat lainya yang biasanya uang kemahasiswaan ini bersumber dari siswa itu sendiri melalui pembayaran ukt adapula dari pemerintah.

Hal selanjutnya terjadi di lingkungan mahasiswa ialah seks bebas. Seks bebas di kalangan mahasiswa sudah menjadi hal lumrah karena yang menormalisasikan mahasiswa itu sendiri tidak heran mucikari dari kalangan mahasiswa bertebaran dimana-mana menggunakan kode bahasa tertentu dalam berintraksi dengan pelanggan. Berbagai media sudah bertebaran menyampaikan kasus-kasus mesum yang terjadi dikalangan mahasiswa seperti persetubuhan mahasiswa dengan dosen, kumpul kebo di kosan, kasus hiv kalangan mahasiswa, dan hal itu bisa terjadi begitu saja jikalau bukan karena kondisi ekonomi yang sulit dalam menjalani perkuliahan pasti karena pengaruh lingkungan yang buruk dan toxic.

Bagaimana bisa mahasiswa berfungsi dan berperan menjadi agen perubahan, iron stock, penjaga nilai, kekuatan moral, dan pengontrol sosial. Jikalau sejak masuk semester satu saja sudah disuguhkan dengan berbagai fenomena-fenomena yang melunturkan keidealismenya. Maka sampai kapanpun tidak akan ada perubahan secara signifikan baik ranah teknologi, akademik , sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Semua hanya menjadi mimpi dan angan-angan semata karena semua aspek sudah terpolitisasi.    

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun