Di hadapan hukum yang tegak,
Pajak menyuarakan keadilan,
Namun, di belantara kehidupan,
Korupsi merayap tanpa belas.
Di tanah yang subur,
Keadilan pajaklah penjaganya,
Tetapi di dunia yang gelap,
Korupsi masih menari-nari.
Dalam lembah pembayaran,
Buruh beratkan pundaknya,
Namun di atas, elite tergelitik,
Mencuri dengan jari-jari licik.
Keadilan pajak adalah impian yang terpatri,
Dalam hati setiap rakyat yang jujur dan berbakti.
Namun, hingga kini, kita masih berjuang,
Melawan gelombang korupsi yang tak henti-hentinya.
Di bawah langit ini,
Pajak mengalir lancar,
Tetapi di antara aliran itu,
Tersembunyi keadilan yang terluka.
Pengemis di jalan,
Membawa beban pajak,
Namun orang berdasi di kantor,
Menguburkan harta di bawah tanah.
Keadilan dikejar,
Tetapi kabur terus,
Korupsi menggerogoti,
Setiap potongan keadilan yang tersisa.
Hukum berseru di pasar,
Tetapi bisikan uang menggema,
Korupsi melilit erat,
Seperti belenggu tak terlihat.
Kita menatap keadilan,
Sebagai bendera yang harus dikibarkan,
Namun pajak dan korupsi,
Menyuruhnya terkulai hampa.
Berkobarlah, api keadilan,
Bakarlah hingga habis,
Pajak dan korupsi,
Tak akan menutup mata kita lagi.
Korupsi, biang kezaliman,
Menjalar di setiap simpul hukum.
Di sela-sela lembaran undang,
Tersemat senyuman yang curang.
Keadilan terhempas di jalan berliku,
Ditekan oleh kuasa yang rakus.
Namun, janganlah terhenti,
Langkah demi langkah, hingga cahaya menyinari.
Pajak dan korupsi, dua sisi mata uang,
Dalam perjuangan keadilan yang abadi.
Mari, bangunlah bersama,
Merangkul sinar kebenaran dalam hening malam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI