Mohon tunggu...
Nova Amanda
Nova Amanda Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta

"Hadza Min Fadli Rabbi"

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Kisah Gerbong Wanita Commuter Line

5 November 2019   11:31 Diperbarui: 5 November 2019   11:40 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KRL Commuter Line yang juga dikenal sebagai KRL Jabodetabek sudah mengalami perkembangan yang signifikan. Perkembangan yang terjadi pada KRL ibarat proses metamorfosa dari ulat menjadi kupu -- kupu yang indah. Saat sekarang ini, KRL sudah menjadi alat transportasi pilihan untuk masyarakat yang tinggal di daerah Jabodetabek. Pada saat jam sibuk, KRL dipadati oleh penumpang yang akan menuju Jakarta.

Pada KRL terdapat gerbong yang dikhususkan untuk penumpang wanita yaitu, satu gerbong di depan dan satu di belakang rangkaian kereta. Keberadaan gerbong wanita sebagai bentuk perhatian dan penghargaan PT KAI terhadap kaum wanita. Gerbong tersebut mempunyai ciri khas yang ditandai dengan sticker berwarna pink.

Hal tersebut disambut baik oleh kaum hawa. Tak hanya dari kalangan wanita hamil dan lansia, wanita pada umumnya pun ikut senang dengan adanya gerbong yang dikhususkan untuk wanita dengan harapan dapat memberi keringanan dan kemudahan ketika melakukan perjalanan menggunakan KRL. Hadirnya gerbong wanita tentu juga dapat membantu mengurangi kasus pelecehan di dalam kereta. Walaupun tetap saja ada wanita yang memilih untuk di gerbong umum, karena kondisi gerbong wanita yang terkenal ganas.

Banyak fenomena yang terjadi di gerbong wanita pada pagi dan sore hari saat weekday. Kedua gerbong tersebut sering kali mendapat keluhan dari penumpang karena sesak. Dorong -- dorongan sudah menjadi rutinitas yang harus dilakukan agar dapat masuk ke dalam gerbong, senggol sana senggol sini hal yang wajib agar mendapatkan space dan desak -- desakan adalah suasana yang harus dinikmati sampai stasiun tujuan.

Kursi yang katanya prioritas pun, kadang tak menjadi milik yang di prioritaskan. Memprioritaskan yang harusnya di prioritaskan pun, agak sulit terjadi. Karena penumpang yang jarak tempuhnya jauh sudah tertidur dan sempitnya ruang untuk bertukar tempat. Bersabar menjadi kunci untuk tetap bertahan di perjalanan.

Stasiun demi stasiun dilalui, fenomena itu terjadi berulang kali. Ketika kereta berhenti di stasiun, ketok -- ketok pintu menjadi tanda agar penumpang tidak langsung masuk dan memberikan space untuk jalan  karena akan ada penumpang yang keluar. Hal itu pun kadang tak di gubris, mengingat waktu yang terus berjalan dan absen yang sudah menunggu di kantor, membuat keluar gerbong pun perlu perjuangan layaknya melawan arus air di sungai.


Pesan untuk mengutamakan penumpang yang akan keluar pun terabaikan. Yang sabar menunggu, yang tidak sabar terus mendorong. Menunggu kereta selanjutnya adalah pilihan untuk meraka yang sabar  dan tidak terburu -  buru pastinya. Tidak berharap lebih dari kereta selanjutnya,setidaknya mendapatkan celah untuk berdiri dan bernafas saja rasanya sudah lega. Kagum rasanya melihat mereka yang sepanjang perjalanan berdiri bisa sambil bermain game, menonton drama korea, chattingan bahkan ada yang membaca Al-Qur'an di padatnya gerbong wanita.

dokpri
dokpri
Sepi, hening, namun tiba -- tiba berteriak ketika jalanan rel membuat gerbong kereta bergoyang ke kanan dan kiri, atau ketika masinis tiba -- tiba melaju cukup cepat. Bukan kerana kaget atau histeris, tapi karena kejepit. Ketika itu pun seluruh tenaga dikeluarkan, untuk tetap mendapatkan celah agar bisa bernafas walaupun dengan aroma yang semriwing.

Tak hanya sampai disitu saja. Terkadang ada modus pencurian yang terjadi di dalam gerbong. Waktu itu, KRL dari stasiun sudimara menuju stasiun Tanah Abang cukup padat. Ketika KRL akan berhenti di stasiun jurangmangu, gerbong wanita paling depan tiba -- tiba di hebohkan dengan teriakan yang tidak tau apa penyebabnya sehingga membuat panik seluruh penumpang dan terjadi dorong -- dorongan yang hebat di gerbong wanita.

Saat kereta tiba di pemberhentian stasiun jurangmangu dan pintu dibuka, semua penumpang langsung buru -- buru keluar sampai ada yang terjatuh dan kehilangan sandal/sepatu karena terlepas saat dorong -- dorongan di dalam kereta dan pada saat keluar gerbong ke injak penumpang lain. Karena kehebohan kaum hawa, petugas langsung memeriksa gerbong itu untuk memastikan apa yang telah terjadi.

Beberapa orang mengatakan adanya powerbank terbakar, tetapi tidak ada tercium bau hangus yang terjadi dan tidak ditemukannya powerbank tersebut. Saat petugas sedang memeriksa, ternyata ada penumpang yang kehilangan tasnya hingga membuat dia semakin panik karena barang bawaannya hilang. Bisa jadi teriakkan dan powerbank yang terbakar itu hanyalah modus semata untuk menghebohkan penumpang gerbong wanita agar pencuri menjalankan aksinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun