Mohon tunggu...
Nova Enggar Fajarianto
Nova Enggar Fajarianto Mohon Tunggu... Freelancer - anak muda yang akan terus belajar

Penggiat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kenangan Mainan Masa Kecil

30 April 2020   13:48 Diperbarui: 30 April 2020   14:33 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saat ini saya berumur 26 tahun, tentu bukan lagi usia anak-anak. Tapi entah kenapa, semakin saya dewasa, semakin rindu masa-masa yang dulu pernah saya alami di waktu kecil.

Kenapa permainan anak-anak dulu sulit sekali ditemui di masa sekarang. Kenapa sekarang banyak yang menganggap permainan itu adalah permainan yang ndeso, katrok, dan gak maju. Padahal mereka semua adalah permainan yang menemani kebosanan saya di waktu kecil. Mencintai saya sehingga saya berkembang menjadi seperti sekarang ini.

Tampaknya saya harus dipaksa memaklumi, mungkin inilah faktor perkembangan zaman. Semua permainan menggunakan bahasa komputer yang dikembangkan agar memikat para kaum rebahan. Termasuk anak-anak zaman now yang ahli dalam bidang permainan berbasis teknologi. Tidak lagi mempedulikan bagaimana ia bersosialisasi, yang penting di depan gadget, semua happy. 

Saya ingat-ingat kembali memori permainan yang dulu pernah dimainkan bersama teman-teman. Banyak canda tawa tercipta meski menggunakan alat sederhana. Tanah, kayu, pecahan genteng, kelereng, batu, dan seluruh serpihan kenangan yang tak bisa  diungkapkan satu per satu. Bagi saya mereka sederhana, namun memikat hati dengan istimewa.

1. Tanah

Tak perlu alat-alat yang mewah. Dengan tanah saya bisa memainkan berbagai macam permainan masa kecil seperti Gobak Sodor, Sundamanda (engklek), Sreng-srengan.  Cukup menggaris tanah yang datar dan empuk, saya bisa menggaris permukaan tanah dengan telapak kaki saya.

Meskipun tidak ada alat, namun suasana bermain dengan teman-teman tak bisa ditukar dengan uang. Bahagia bisa bercanda tawa, teriak-teriak, membuat hati semakin sehat. Saya bermain tanpa alas kaki dan membiarkan kaki saya kena tanah untuk merasakan dinginnya alam. Gerakan dalam permainan itu menjadi olahraga, yang membuat badan saya terus bergerak.

2. Kayu

Kayu atau pecahan bambu juga menjadi teman saya memainkan permainan benthik. Permainan ini  banyak unsur konsentrasi, jalan, lari, dan berhitung.

Semua unsur itu tentu dapat ditemukan di kehidupan sehari-hari, sehingga selain berolahraga, saya juga dapat belajar berhitung. Wah saya jadi kangen bermain di halaman depan rumah kakek yang luas, jauh dari beton dan cor yang sering menghambat aliran air.

3. Pecahan Genteng

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun