Mohon tunggu...
Muhamad Nour
Muhamad Nour Mohon Tunggu... Buruh - Love traveling

Paguntaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Si Bobob dan Hantu Bakau

1 Maret 2018   18:11 Diperbarui: 17 April 2018   10:54 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Si Rusli alias si Bobob kawan masa kecilku

Di kampungku, si Bobob ini, selain menangkap kepiting, terkenal juga dengan skill tinggi BMX nya, dia selalu mengangkat ban depan sepedanya, sepanjang jalan. Para ABG wanita sering menyoraki dia atas skillnya. Karenanya, aku pun tak mau kalah, pernah ikutan ingin seperti si Bobob, belagak, eh sepeda baru dibeli bapak ku langsung dicuri maling esok harinya. Kampret!

Suatu sore yang sibuk, di kampungku, saat nelayan pulang melaut, bubaran anak sekolah, dan karyawan pabrik udang selesai kerja, tiba-tiba ada suatu keributan yang luar biasa, kedua kawanku, si Jaming dan si Rusli alias si Bobob bergumul ditengah jalan, dikubangan air!. Semua mata tertuju pada pergelutan mereka, saling "smack down" diselingi sorakan dari mama-mama mereka dan penonton. Singkatnya, karena letih, mereka berhenti sendiri, dan dilanjutkan mama-mama mereka yang bertengkar. Karena sudah tak seru lagi karena campur tangan para mama-mama ini, penonton pun bubar, dan si Bobob pun, memberikan nafas buatan bagi sepeda BMX nya yang tenggelam di kubangan.  

Seperti biasa, perkelahian selalu selesai dalam waktu singkat, si Bobob dan si Jaming berteman seperti sedia kala, dan biasanya sambil menunggu perangkap kami dikunjungi kepiting, kami merumpi di atas batang kayu dihutan bakau. Saat air pasang, kami sengaja memasukan kaki kami di air dan membiarkan udang-udang kecil membersihkan koreng di kaki kami. Sangat ampuh, kombinasi antara air asin dan perawatan shrimp spa, koreng di. Jauh sebelum booming fish spa ala Turki itu, kami telah menemukan cara alami menyembuhkan luka. Kadang-kadang, setelah membersihkan luka koreng, kami menangkap udang-udang itu untuk snack sore.

Kami biasanya mengikuti air pasang untuk menangkap kepiting, mulai dari muara sungai dipantai, hingga memasuki hutan bakau. Di dalam hutan bakau ini, biasanya sudah hampir magrib dan gelap serta kami sedang lapar-laparnya. Orang tua kami sering mengingatkan perkara magrib ini, banyak hantu, penculik dan mitos lain-lain. Tapi, kami tak peduli, "tak semua hal perlu kita pikirkan" kata si Bobob. Pasti kalian bingung, bagaimana dia menjelaskan filosofi itu dia jelaskan ke kami. Ah, sudahlah, tak semua hal harus kita pikirkan.

Saking cueknya, kami sering mengintip dibalik daun pohon bakau, ada hantu yang sedang duduk dibatang yang kami sering duduki untuk merumpi. Hantu itu deskripsinya antara hantunya film The Ring dan Valak, ngeri kan?. Tapi karena seringnya kami dihutan itu, kami akrab dengan si hantu, kami sering berbagi cerita tentang berbagai hal, termasuk curhat guru matematika kami yang galaknya minta ampun, dan kadang si hantu menawarkan bantuan, "perlu kurasuki kah gurumu?", kami bilang "JANGAN", kompak!. Karena dulu itu, hanya dua hal yang kami takuti, panggilan mama untuk cari kutu rambut kami dan tagihan uang SPP, kami tak pernah takut dengan guru.

Sekitar hutan mangrove itu banyak sesajen sebagai persembahan makhluk gaib yang dipercaya tinggal di hutan. Terbuat dari bamboo, diisi dengan ketan berupa warna biasanya disertai tembakau. Baru tau kan, kalo makhluk gaib juga merokok. Si Bobob pernah bertanya, seperti apa iklan rokok dialam gaib? Tidak pernah kami jawab, males. Satu hari, air pasang, seperti biasa, hantu teman kami menunggu diatas batang kayu dan sedang menikmati sesajen ketan warna warni yang baru diantar, dia pun berbagi ketan pada kami dan tak cuma itu, dia juga menawarkan rokok tembakaunya, mewahnya hari itu. Jadilah kami hang out merokok dengan makhluk halus sambil makan ketan pink. Jadi kalian jangan sombong ya soal kenakalan remaja, kami ini diajari hantu. Tangkismu lah tu.

Saat budaya pemberian sesajen sudah ditinggalkan dan hutan bakau banyak ditebang, hantu kawan kami pindah kesekolah-sekolah terdekat, untuk merasuki anak-anak sekolah yang labil. Padahal, di dunia makhluk gaib, kami lah yang sering merasuki para hantu.          

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun