Mohon tunggu...
Noto Susanto
Noto Susanto Mohon Tunggu... Dosen - Menata Kehidupan

Saya Sebagai Dosen, Entrepreneurship, Trainer, Colsultant Security dan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Implementasi 9-Box Model dalam Learning and Development

25 Januari 2023   06:25 Diperbarui: 25 Januari 2023   06:51 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah anda tahu atau mendengar, 9-Box itu apa? 9-box adalah suatu konsep atau metode untuk melakukan penilaian terhadap karyawan yang mempunyai bakat atau "tallent management" supaya lebih mudah untuk dikembangkan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam melakukan mapping karyawan atau pemetaan "karyawan yang mempunyai potensi bagus" tentu menjadi penilaian untuk ditetapkan sebagai generasi penerus atau 'calon pemimpin perusahaan' dimasa akan datang baik level, supervisor, trainer sampai dengan level manager.

"Menurut teori" metode 9-box dikembangkan pertama kalinya oleh McKinsey pada tahun 1960-an untuk menilai potensi individu karyawan dalam bisnis milik GE. Memastikan juga untuk membandingkan hasil asesmen karyawan dengan kinerja, maka dari itu perlu membuat alat ukur atau metode untuk melakukan penilaian kerja karyawan dan mengembangkan potensial karyawan secara individu dengan membuat matrix "perubahan dan perkembangan karyawan baik masa akan datang maupun masa sesudah penilaian sebelumnya".

"Hubungan 9-box dengan learning development" untuk memastikan metode penilaian kerja secara individu yang berada dalam departement berjalan optimal, pada umumnya departement pelatihan dan pengembangan tergabung kedalam struktur organisasi 'HR-Human resources' namun dibeberapa perusahaan yang maju dan berkembang terutama penyedia jasa pelayanan atau 'facility management' untuk learning and development mempunyai departement sendiri itupun tergantung besar dan kecil perusahaan.

Menentukan bakat karyawan dalam training perlu mempunyai "historis atau rekam jejak karyawan" baik dan buruk hasil pekerjaan tetap menjadi catatan, sehingga lebih mudah melakukan perbaikan dan perubahan terhadap hasil kinerja karyawan yang belum mencapai target atau kurang maksimal. Hubungan bawahan dengan atasan sebagai dasar untuk melakukan penilaian "namun jangan biarkan ada unsur suka atau tidak suka karena pribadinya" inilah membuat karyawan menjadi kurang termotivasi dalam hal mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya.

Oleh sebab itu, pendekatan 9-box ini harus diisi sesuai dengan fakta yang terjadi terhadap karyawan terutama dalam departement training "jangan hanya karena ada kedekatan antara pimpinan dengan bawahan". Walaupun tidak bisa dihindari juga dengan beraneka ragam karakter karyawan, tentu pimpinan juga mempunyai penilaian sendiri baik itu "secara kualitas kerja atau karyawan potensial yang cocok untuk dikembangkan" contoh ada karyawan kinerjanya bagus namun tidak pandai bicara atau sebaliknya karyawan pintar bicara kinerjanya biasa-biasa saja 'mencari muka' ini hal yang bisa terjadi dilingkungan kerja.

Beberapa pandangan terhadap 9-box yang akan dimplementasikan dalam kegiatan learning and development baik secara teori maupun secara praktik. Hal ini berdasarkan analisa dan pengalaman selama bekerja di perusahaan facility service tentunya lebih semakin spesifik penerapan 9-box ini. Uraian model 9-box akan membantu para pimpinan atau departement head terutama yang mempunyai tim atau anak buah "jauh lebih mudah dalam melakukan pembuatan matrix penilaian kerja karyawan".

Pokok Pikiran 9-Box Model : 

Bagaimana cara mengidentifikasi karyawan yang bekerja sebagai trainer atau yang berada dalam struktur organisasi learning and development. Dari uraian diatas pokok utama yang dinilai seperti "kegiatan harian - pekerjaan rutinitas, bulanan - perencanaan selama satu bulan sedangkan kegiatan tahunan - yang dilakukan tidak secara terus menerus tapi menjadi event besar dalam perusahaan" yang menjadi pengamatan dan penilaian diantaranya baik dari perilaku, pengetahuan, keterampilan, dan interaksi atau saling berhubungan terkait pekerjaan baik pihak internal maupun pihak eksternal.

Hal yang mendasar dalam penilaian 9-box dalam kegiatan learning and development adalah "bagaimana mengetahui sosok pribadi masing-masing trainer atau tim lainnya" selama waktu tertentu terutama dalam menjalankan kegiatan diperusahaan tentu sebagai trainer, dengan melihat dari istilah "5K" - 'Kedisiplinan, kepribadian, kedewasaan, Kemandirian, kemahiran' ini pengembangan dan analisa dari penulis saja dengan terjemahan dari kegiatan trainer tersebut yang pada intinya melihat dari "bagaimana potensial trainer dan bagaimana juga performance dari trainer itu sendiri" sehingga lebih mudah dalam mengisi 3 penilaian.

Contoh dari yang akan dinilai adalah 'kedisiplinan - berhubungan dengan kehadiran bekerja dan menaati peraturan perusahaan', Kepribadian - pendekatan Interaksi dengan rekan kerja dan mempunyai prinsip terhadap sifat individunya masing-masing'.

'Kedewasaan - bisa menempatkan diri dalam hubungan pekerjaan baik terhadap atasan maupun bawahan terutama dilihat dari sikap dan komunikasi', Kemandirian - seorang trainer mampu bekerja secara individu dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan', Kemahiran - hal sangat menunjang karena berhubungan dengan keahlian, keterampilan dan pengetahuan dalam menjalankan tugas pekerjaannya'. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun