Mohon tunggu...
Norman Meoko
Norman Meoko Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Menulis Tiada Akhir...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Disiplin Verifikasi, Masihkah Dipatuhi Jurnalis?

24 Juli 2021   06:31 Diperbarui: 24 Juli 2021   07:18 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pertama, media harus berfungsi sebagai otentikator (penyahih), Idealnya, semua fakta dan bukti dari berita yang dikeluarkan media sudah melalui pemeriksaan lebih dahulu. Fungsi demikian sangat fundamental sekaligus tantangan berat bagi media ketika kecepatan dalam penyampaian informasi menjadi hal utama atau menjadi "dewa". Karena itu, media perlu menerangkan informasi yang disajikan bisa lebih dipercaya dibanding informasi dari media lain. Media yang mengumbar sensasi memang dapat menarik perhatian pembaca namun itu hanya sesaat dan segera ditinggalkan.

Kedua, media harus berperan sebagai sense maker (penuntut akal). Banjir informasi tentu membuat khalayak sulit menemukan dan memilih informasi yang benar dan tidak benar. Di sinilah fungsi dan peran media dalam menerangkan apakah informasi dimaksud masuk akal atau tidak dengan meletakkan pada konteksnya dan mengaitkannya dengan informasi lain. Hal itu sangat penting karena derasnya informasi dan keharusan menurunkan berita secepat mungkin membuat wartawan nyaris tak mempunyai waktu untuk menjelaskan sekaligus mengaitkan konteks informasi.

Ketiga, media harus tetap menjalankan fungsi sebagai investigator. Peran lama jurnalisme sebagai "anjing penjaga" masih sangat relevan pada zaman now seperti sekarang ini. Jurnalisme yang mengekspos dan membongkar apa yang dirahasiakan dan disembunyikan oleh penguasa masih sangat penting dan esensial bagi proses demokratisasi. Investigasi adalah jantung jurnalisme.

Keempat, media harus menjadi witness bearer (penyaksi). Wartawan mesti berada di tempat tertentu untuk menjadi saksi sebuah peristiwa. Untuk menjalankan fungsi sebagai penyaksi jika kekurangan sumber daya manusia, media dan wartawan dapat menjalin kerja sama dengan warga untuk menginformasikan suatu kejadian (citizen reporter).

Kelima, media berfungsi sebagai smart aggregator (aggregator yang cerdas). Warga butuh bantuan media dan wartawan yang bisa memberi informasi yang bermutu dari sumber yang dapat dipercaya. Ia harus membantu dan melayani para konsumen berita yang berorientasi ke depan serta mengarahkan khalayak ke situs internet yang dinilai penting. Media massa juga harus menelisik lanskap informasi serta mewakili publik dalam mengawasi lalu lintas informasi tersebut.

Keenam, media selayaknya berfungsi sebagai forum organizer (penyedia forum). Media dan wartawan mesti membantu terbentuknya diskusi dan wacana dengan melibatkan warga secara aktif. Dan terakhir, ketujuh, fungsi media sebagai role model (panutan). Media zaman sekarang tak dapat mengelak dari fungsi sebagai "panutan" warga yang ingin membawakan kesaksian sendiri dan sekaligus sebagai wartawan warga. Ketika hal itu terjadi maka setiap jurnalis seharusnya menyadari dan memahami bahwa warga bukan sekadar "melihat" berita yang disajikan tetapi juga memperhatikan tingkah laku para wartawan.

Kini pilihan itu berada di tangan media dan wartawan. Terserah apa maunya? Jangan lagi karena memburu kecepatan melupakan habitatnya yang sesungguhnya dari media itu sendiri. Dan ingat publik menanti jawaban itu!(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun