Era Digitalisasi: Komunikasi dalam Media Sosial yang Penting Diwaspadai

Dalam era di mana teknologi telah merasuk ke dalam hampir setiap aspek kehidupan manusia, digitalisasi telah menjadi kekuatan yang mempermudah aspek tersebut. Era digitalisasi telah membawa alat-alat elektronik modern dan bersamanya juga membawa internet dalam kehidupan manusia. 

Era digitalisasi ini ditandai dengan penetrasi teknologi, informasi, dan komunikasi yang mendalam ke dalam setiap aspek kehidupan manusia. Dengan begitu, era digitalisasi ini dapat membentuk cara kita berinteraksi, bekerja, belajar, dan bersenang-senang. Kita bisa melihat bahwa digitalisasi telah membentuk kehidupan manusia secara lebih luas dibandingkan sebelumnya terutama dengan hasil komunikasi yang tidak dapat dihalangi melalui media sosial.

Komunikasi yang tidak dihalangi ini bisa terlihat dari zaman dahulu, yakni berkomunikasi dengan seseorang di luar negeri atau di tempat yang jauh itu proses yang memakan waktu dan biaya. Hal ini selalu menjadi masalah sampai adanya kemajuan teknologi dalam bentuk era digitalisasi yang membuat hardware seperti handphone, PC, laptop dan tablet yang telah menjadi gawai atau gadget penting. 

Gadget-gadget tersebut berisi internet, email, pesan instan, dan video call yang berhasil membuat batasan geografis dalam komunikasi untuk dapat dihapuskan. Kita dapat dengan mudah terhubung dengan teman, keluarga, dan rekan kerja di seluruh dunia tanpa harus meninggalkan rumah. 

Dalam dunia bisnis, kolaborasi dan komunikasi tanpa batas secara digital juga telah menjadi kunci untuk kesuksesan. Selain itu, kita juga bisa bertemu dengan orang-orang lain, yakni melalui komunikasi di dalam media sosial. Media sosial pun berperan besar dalam membuat komunikasi tanpa halangan terjadi. Sebagai contoh, Whatsapp merupakan media sosial komunikasi yang masih sering digunakan di Indonesia, dan telah menjadi sarana yang penting dalam aktivitas sekolah, pekerjaan, dsb.

Namun dalam era digitalisasi ini, tidak semua hal baik akan terjadi. Hal-hal buruk akan selalu terjadi di segala tempat, termasuk media sosial  yang berasal dari era digitalisasi. Media sosial bisa menjadi wadah yang subur untuk tindakan jahat, karena siapapun bisa menjadi pengguna media sosial, bahkan orang yang jahat. 

Hasilnya terjadi banyak penyebaran informasi palsu atau hoaks, sehingga informasi yang tidak diverifikasi dengan cepat dapat menyebar luas dan berdampak negatif pada opini publik, kebijakan, dan bahkan keamanan masyarakat. Kemudian banyak platform media sosial mengumpulkan data pribadi pengguna untuk tujuan iklan dan analisis, tetapi data pribadi itu bisa saja dijual dan digunakan oleh pihak luar tanpa sepengetahuan penggunanya. 

Selain itu, tindakan bullying dapat terjadi secara bebas di media sosial antar pengguna-penggunanya, yakni cyberbullying. Tindakan-tindakan jahat inipun bisa dilihat dan mempengaruhi pengguna-pengguna lain (terutama orang muda yang mencari pengetahuan dari media sosial), kemudian memberikan pandangan yang salah bahwa tindakan-tindakan tersebut boleh dilakukan walau melanggar aturan.

Jadi, walau era digitalisasi ini telah membawa transformasi teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan mendalam dalam cara kita hidup dan bekerja, era ini juga membawa tindakan jahat atau bahkan tindakan kriminal dan mempengaruhi pengguna-penggunanya untuk terbiasa akan hal-hal tersebut. 

Solusi yang dapat kita lakukan adalah dengan meningkatkan kesadaran tentang risiko dan masalah yang terkait dengan penggunaan media sosial dan digital literacy, terutama melalui pendidikan. Kita sendiripun perlu meningkatkan kesadaran kita masing-masing untuk tidak terjebak dalam tindakan buruk dalam era digitalisasi dan tidak melakukan tindakan buruk tersebut. Dengan begitu, kita dapat mencegah terjadinya hal-hal buruk dalam era digitalisasi terutama media sosial.