Mohon tunggu...
Noprizal
Noprizal Mohon Tunggu... Penjaga Gawang Akademik (PGA) -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Hadang-hadang Galah Suku Lembak Bengkulu

21 Februari 2019   22:32 Diperbarui: 22 Februari 2019   19:02 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan ini umumnya dilakukan malam hari (ba'da Isya) setelah akad nikah pada siang harinya. Akan tetapi pernah juga dilakukan sore hari. Rombongan pengantin laki-laki datang ke rumah pengantin perempuan, tetapi rombongan pengantin laki-laki tidak boleh langsung masuk ke halaman rumah pengantin perempuan. Dia dihadang menggunakan galah oleh bapak-bapak. Galah, biasanya dibuat dari bambu atau kayu oleh pihak pengantin perempuan.

Sebelum galah dibuka maka terjadilah tanya jawab dari juru bicara kedua belah pihak. Dimulai dengan salam dari pihak pengantin laki-laki dan dibalas dengan salam dari pihak pengantin perempuan sekaligus bertanya maksud kedatangan mereka. Tanya jawab tersebut dilakukan dalam bentuk berbalas pantun.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh rombongan pengantin laki-laki agar galah tersebut dibuka adalah harus memberikan amplop yang berisi uang sebagai simbol dari kunci pembuka galah tersebut.

Setelah melewati hadangan galah yang pertama, ibu si pengantin perempuan menyambut pengantin laki-laki dengan nampan yang berisi beras dan seperangkat sirih dalam cerana. Setelah itu, ibu tersebut mengalungkan selendang keleher pengantin laki-laki dan membawanya masuk ke dalam rumah.

Tapi, langkah mereka harus terhenti di pintu rumah karena dari dalam sudah dihadang oleh rombongan ibu-ibu. Disini rombongan pengantin laki-laki juga harus memberikan amplop kepada ibu-ibu setelah berbalas pantun. Di pintu mereka dihadang, biasanya, menggunakan selendang yang direntangkan untuk menghalang pintu, tidak lagi menggunakan bambu atau kayu.

Setelah hadangan selendang di pintu dibuka, maka pengantin laki-laki dihantarkan langsung ke tempat pengantin perempuan yang sudah menunggu duduk di atas kursi dan di sebelahnya terdapat kursi kosong yang sudah disediakan untuk pengantin laki-laki. Pengantin perempuan didampingi oleh inang yang bertugas menutupi muka pengantin perempuan. Muka pengantin perempuan biasanya ditutup menggunakan kain si inang,  kadang-kadang menggunakan kipas.

Pengantin laki-laki tidak dapat melihat wajah pengantin perempuan sebelum memberikan amplop kepada inang pengantin perempuan. Jika amplop sudah diberikan, maka barulah pengantin perempuan membuka tabir penutup wajahnya, sebagai hadangan terakhir.

Sesudah itu, kedua mempelai dihidangkan makanan dan kedua mempelai makan saling suap-suapan. Sampai disini berakhirlah acara hadang-hadang galah.

Mohon dikoreksi jika terdapat kekeliruan, karena saya menulis hanya berdasarkan pemahaman saya sendiri berdasarkan yang saya saksikan.

Curup, 

21022019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun