Mohon tunggu...
Nopia Noparita
Nopia Noparita Mohon Tunggu... Guru - guru

hobby olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Konsep Bilangan 1-10 dengan Menggunakan Media Loosepart pada Anak Kelompok B di TK Negeri Pembina Membalong

18 September 2022   12:38 Diperbarui: 18 September 2022   12:41 1897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan 1-10 dengan menggunakan media  loosepart  pada peserta didik kelompok B

Penulis

Nopia Noparita

Tanggal

24 Agustus 2022

Situasi: 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Latar Belakang

        Pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan perubahan tingkah laku intelektual, moral, maupun sosial anak agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut anak berintraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pembelajaran.

            Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 guru masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses berpikir peserta didik masih dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/ HOTS). Mengenal konsep bilangan termasuk dalam salah satu kemampuan kognitif anak. Kegiatan ini diberikan kepada anak sejak dini agar mereka dapat berpikir logis dan matematis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dapat dilihat bahwa kemampuan mengenal konsep bilangan pada kelompok B di TK N Pembina membalong masih rendah dapat dilihat dari observasi penilaian harian anak yang masih banyak mendapat nilai MB. Dari 10 peserta didik hanya 3 orang yang dapat mengenal konsep bilangan  1-10 dimana Anak belum mampu mengenal konsep bilaangan 1-10 seperti menghitung jumlah benda, mengenal angka dan mencocokkan jumlah benda dengan lambang bilangan yang sesuai. Selain itu juga penulis melihat masih banyak peserta didik masih kurang tertarik  dan kurang antusias dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan yakni pembelajaran bersifat monoton masih menggunakan papan tulis dan majalah, pembelajaran berpusat pada guru serta, masih ada siswa yang belum fokus ketika proses belajar mengajar  dan masih menggunakan media yang berisfat abstrak.

        Berdasarkan permasalahan di atas seorang pendidik dapat memfasilitasi peserta didik secara dengan stimulus yang tepat dengan cara mencari gagasan–gagasan dan mengajak peserta didik menggunakan strategi belajar yang disukai, menerapkan model dan media pembelajaran dalam mengajar yang inovatif di abad 21 ini. Sebagai seorang pendidik, penulis memiliki peran dan tanggung jawab dalam  merancang dan mengembangkan pembelajaran dengan berbagai inovasi dalam pembelajaran. Menjadi model bagi anak di era digital ini, serta dapat memfasilitasi pembelajaran agar anak dapat meningkatkan aspek perkembangan dan  kemampuan serta kreativitas sesuai dengan perkembangan zaman. 

                  Satu usaha untuk menciptakan suasana pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan adalah melalui pemanfaatan media loosepart dalam kegiatan pembelajaran mengenal konsep bilangan. Media loosepart merupakan media yang bersifat  konkrit dapat terpisah dapat dijadikan satu kembali, dibawa, digabungkan, dijajar, dipindahkan, dan digunakan sendiri atau digabungkan dengan bahan lain, yang dapat berupa bahan alam dan sintesis, dimana ketika anak bermain loosepart anak dapat memainkan material sesuai keinginan serta dapat mengkombinasikan permainan dari bahan sejenis secara bebas dan terbuka. Sehingga dari kegiatan belajar sambal bermain yang mengunakan media  loosepart anak dengan bebas dapat menghitung benda-benda yang ada disekitarnya. Hal ini dapat mempermudah pendidik dalam mengelola dan menyampaikan pembelajaran kepada anak serta dapat menstumulus anak dalam mengenal konsep bilangan.

Tantangan : 

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

           Pelaksanaan pembelajaran  di abad 21 yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini, tentu saja memiliki banyak sekali tantangan yang dihadapi oleh penulis seperti kondisi siswa yang masih menyukai lebih banyak bermain menjadi tantangan guru, serta peran orang tua yang di rasa kurang maksimal saat di rumah yang tidak memberikan stimulasi terhadap pengenalan bilangan  saat di rumah serta kurangnya penyajian pembelajaran yang inovatif dan media yang konkrit sesuai tahapan perkembangan anak dan menarik bagi anak terutama dalam kegiatan pengembangan kognitif anak seperti dalam kegiatan mengenal konsep bilangan 1-10. Peran media dalam pembelajaran khususnya dalam mengenal konsep bilangan di PAUD penting artinya mengingat perkembangan anak pada saat itu berada pada masa berfikir konkrit. Oleh karena itu salah satu prinsip pendidikan untuk anak usia dini harus berdasarkan realita artinya anak diharapkan dapat mempelajari sesuatu secara nyata. Perinsip tersebut menngisyaratkan perlunya digunakan media sebagai saluran penyampai pendidikan untuk anak usia dini.

         Penulis sebagai seorang guru harus bisa merubah gaya mengajar dengan mengeksplorasi berbagai teknik mengajar yang inovatif dan kolaboratif sesuai dengan. Guru dan peserta didik  harus saling berkolaborasi untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif dan kreatif dan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tahap kemampuan berpikir anak.

           Penulis melibatkan banyak pihak untuk menjawab tantangan tersebut, untuk mendapatkan wawasan yang lebih luas dan juga masukan yang positif dari pihak–pihak lain yang terkait dalam pendidikan anak usia dini. Adapun pihak tersebut  seperti orang tua murid, teman sejawat, kepala sekolah, pengawas maupun pakar – pakar yang ahli dibidangnya, serta dosen PPG Dalam Jabatan Kategori 1 Universitas Khairun Ternate dan Guru Pamong yang siap memberikan saran dan masukan  yang membangun untuk menjawab tantangan yang ada.

Aksi : 

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Langkah-langkah

Langkah-langkah yang saya lakukan untuk menghadapi tantangan dan mengatasi masalah tersebut  yakni dengan cara guru berkonsultasi dengan teman sejawat, kepala sekolah , dan pengawas serta pakar. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mencari cara mengatasi masalah tersebut. Selain itu guru mencari kajian literatur yang memperkuat pernyataan dari analisis dari identifikasi masalah yang di temukan. Setelah dilakukan wawancara kepada pihak terkait dan kajian literatur tadi, didapat lah sebuah akar penyebab dari masalah tadi yaitu media pembelajaran yang digunakan dalam mengenalkan bilangan pada anak kurang menarik, metode pembelajaran yang digunakan masih kurang bervariasi dan itu-itu saja,  proses kegiatan megenal konsep bilangan hanya menggunakan papan tulis, gambar dan lembar kerja anak  serta kesiapan dan keinginan  serta stimulus yang diterima anak dari orang tua dalam melaksanakan kegiatan belajar di rumah  masih minim.

Untuk menghadapi tantangan tersebut penulis melakukan pembelajaran yang inovatif dengan pendekatan Saintifik dan TPACK serta menggunakan model pembelajaran Project Based Learning ( PJBL ). Adapun langkah – langkah dari pendekatan Saintifik antara lain :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun