Mohon tunggu...
Noor Adha Aprilea
Noor Adha Aprilea Mohon Tunggu... PLP Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Midwifery | Pranata Laboratorium Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Banjarmasin | Journal Editor

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

TKT Penelitian: Menakar Seberapa Siap Inovasi Indonesia Menjawab Kebutuhan Nyata

13 Oktober 2025   12:37 Diperbarui: 13 Oktober 2025   11:42 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Sembilan Tingkatan Kesiapterapan Teknologi

Ada tiga manfaat utama TKT:

  1. Mengarahkan Fokus Riset
    Peneliti dapat memetakan posisi risetnya dan menentukan langkah pengembangan berikutnya.
  2. Mempercepat Hilirisasi
    Riset dengan TKT tinggi memiliki peluang lebih besar untuk menarik mitra industri dan investor.
  3. Mengukur Dampak Sosial
    Dalam bidang kebidanan, kesehatan masyarakat, atau sosial humaniora, TKT membantu menilai sejauh mana inovasi berdampak langsung bagi masyarakat.

Indikator TKT di Berbagai Bidang Keilmuan

TKT tidak bersifat seragam karena setiap bidang ilmu memiliki indikator kesiapterapan yang berbeda.

  • Bidang Kesehatan dan Kebidanan mencakup validasi klinis, keamanan, uji mutu, dan izin edar dari otoritas kesehatan.
  • Bidang Teknik dan Teknologi Informasi menitikberatkan pada performa sistem, keandalan, dan integrasi perangkat lunak serta perangkat keras.
  • Bidang Pertanian menilai adaptasi tanaman, efisiensi hasil panen, serta penerimaan petani di lapangan.
  • Bidang Sosial dan Humaniora mengukur kesiapan implementasi kebijakan, efektivitas model intervensi sosial, dan keberlanjutan program.

Sebuah studi oleh Moore dan rekan (2023) dalam Frontiers in Research Metrics and Analytics menegaskan bahwa TRL kini tidak hanya digunakan untuk menilai teknologi fisik, tetapi juga diterapkan pada penelitian kebijakan berbasis bukti (evidence-based policy).

Dari Angka ke Budaya Inovasi

Masalah klasik riset di Indonesia bukan pada kurangnya ide, melainkan lemahnya hilirisasi.
Banyak hasil penelitian berhenti di meja laboratorium atau jurnal tanpa sempat menjadi produk yang dimanfaatkan masyarakat.

Dengan sistem TKT, paradigma riset mulai bergeser dari sekadar publikasi ke penerapan nyata.
Bagi kampus dan lembaga penelitian, TKT juga bisa menjadi indikator kinerja riset yang lebih relevan dengan kebutuhan nasional.

Langkah ke Depan: Dari Laboratorium ke Lapangan

Untuk memperkuat implementasi TKT di Indonesia, dibutuhkan tiga langkah penting:

  1. Kolaborasi lintas sektor antara peneliti, industri, dan pemerintah.
  2. Pendanaan berbasis kesiapterapan, agar riset tahap lanjut mendapat dukungan konkret.
  3. Pelatihan evaluasi TKT di setiap lembaga riset dan perguruan tinggi.

Karena pada akhirnya, riset yang bermanfaat bukan hanya yang dipublikasikan, tetapi yang benar-benar diimplementasikan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun