Mohon tunggu...
noor johan
noor johan Mohon Tunggu... Jurnalis - Foto Pak Harto

pemerhati sejarah

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Indonesia, Republik Salah Nama?!

6 Mei 2016   20:47 Diperbarui: 6 Mei 2016   21:05 1052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mereka  menamakan penduduk Hindia-Belanda bagian barat yang berasal dari Proto-Malaya (Melayu tua) dan Deutero-Malaya (Melayu muda), sebagai Indunesians (Indu, bahasa Latin, artinya: India---Nesia, bahasa Yunani, artinya kepulauan). Sedangkan penduduk di wilayah Hindia-Belanda bagian timur masuk ke dalam kategori Melanesians(Mela = hitam. Melanesia = kepulauan orang-orang hitam). Oleh karena itu, Windsor Earl  kemudian cenderung menggunakan istilah Melayu-nesians, untuk menamakan penduduk Hindia-Belanda bagian barat. Dan kemudian Richardson Logan menyebut kata  Indunesia---Indos dan Nesos, keduanya berasal dari bahasa Yunani.

Selanjutnya Adolf Bastian, seorang dokter dan sekaligus etnolog Jerman, yang mempopulerkan nama Indonesia ketika menerbitkan laporan perjalanan dan penelitiannya di Berlin, yang diterbitkan dalam buku 5 jilid (1864 – 1894) dengan judul “Indonesien, oder die Inseln des malaysischen Archipels”.                                             

Lain lagi Eduard Douwes Dekker dalam bukunya “Max Havelaar” menyebut Hindia-Belanda dengan nama Insulinde, variasi bahasa Belanda untuk Kepulauan India. Ketika Indische Partij (Partai Hindia)  yang dibuat oleh saudara Douwes Dekker dilarang oleh Pemerintah Hindia-Belanda tahun 1913, kemudian para anggotanya mendirikan Partai Insulinde.

Baik Indunesia, Indonesien atau Insulinde semua artinya adalah Kepulauan India, untuk menunjukkan identitas pribumi yang hidup di bagian barat wilayah Hindia- Belanda, sedangkan yang hidup di wilayah timur –Flores, Timor, Maluku dan Papua-sebenarnya adalah orang-orang Melanesia (kepulauan orang-orang hitam).

Jadi,  kata Indonesia yang sampai sekarang digunakan oleh Republik Indonesia artinya tak lain adalah: “Kepulauan Hindia”. Apakah kita merasa bahwa negeri ini memang tepat dinamakan "Kepulauan Hindia", atau menilai---negeri ini bukanlah bagian dari India!

Para pendiri bangsa ini pada awal gerakan kemerdekaan ingin meninggalkan dan menanggalkan nama Netherlands-Indië, yang artinya Hindia-Belanda. Nama ciptaan penjajah ini untuk membedakan dengan British-India, yaitu India yang dijajah oleh Inggris. Mungkin kurang mencermati arti dan dampaknya di kemudian hari---para pendiri bangsa malah memilih kata “Indonesia”, untuk: Bangsa, Bahasa, Tanah Air, pada  28 Oktober 1928, di era penjajahan Belanda.


Sebelumnya, tahun 1917,  Prof Cornelis van Vollenhoven, mengusulkan  mengganti kata “Indisch”   menjadi “Indonesisch”.Inlander (pribumi) menjadi Indonesier (orang Indonesia). Tahun 1922 Indische Vereeniging(Perhimpunan Hindia) resmi menjadi Indonesische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia), didirikan oleh antara lain Mohammad Hatta.  Kemudian kata Indonesia digunakan oleh Bung Karno dalam pembelaannya yang fenomenal---“Indonesia Menggugat”, dihadapan peradilan kolonial, tahun 1930.

Kapan Indonesia lahir

Apakah benar Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun? Jawabnya, tidak! Yang dijajah Belanda adalah gugusan pulau-pulau bernama Hindia-Belanda, bukan Indonesia. Belanda  menjajah kerajaan-kerajaan yang berserak di Hindia-Belanda yang berakhir pada 9 Maret 1942, Belanda ditaklukan Jepang.

Lalu sejak kapan eksitensi Indonesia? Tepatnya pukul 10.10 tanggal 17 Agustus 1945—Bung Karno membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia. De fakto saat itulah  Indonesia lahir---de jure menyusul dengan pengakuan beberapa negara yang dimulai oleh Mesir.

Era Perang Kemerdekaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun