Mohon tunggu...
Erta Qurrota ayun
Erta Qurrota ayun Mohon Tunggu... mahasiswa ilmu komunikasi universitas UIN sunan kalijaga 24107030020.

musik untuk hidup

Selanjutnya

Tutup

Diary

ospek kampus, pertemanan berawal dari FGD

14 Juni 2025   11:09 Diperbarui: 14 Juni 2025   11:09 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(foto bersama after take video lomba (sumber: dokumentasi pribadi))

Masa-masa awal jadi mahasiswa itu rasanya campur aduk. Antara semangat, gugup, takut, dan bingung semuanya campur jadi satu. Begitu juga yang aku rasakan waktu pertama kali menginjakkan kaki di kampus FDD. Saat itu, aku masih asing dengan semuanya: tempatnya, suasananya, dan tentu saja... orang-orangnya. Tapi siapa sangka, dari kegiatan OSPEK kampus inilah, aku menemukan teman-teman dekat yang sampai sekarang masih hangat dalam hidupku. Di kampus kami, OSPEK dikenal dengan nama PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kampus). Kegiatannya berlangsung selama tiga hari penuh. Di hari pertama, kami langsung dibagi ke dalam kelompok kecil yang disebut FGD. Aku kebetulan masuk ke kelompok yang dinamai FGD George simel nama yang mungkin awalnya terasa biasa aja, tapi sekarang punya makna besar di hati kami semua.

 Isinya sepuluh orang. Kami semua berasal dari satu fakultas, tapi berbeda program studi. Ada yang dari Komunikasi, ada dari Hukum, Sastra, sampai Hubungan Internasional. Yang bikin menarik, kami juga datang dari berbagai daerah dari ujung barat Indonesia sampai ujung timur. Di awal pertemuan, suasana masih kaku. Kami duduk melingkar, saling sapa pelan, dan belum tahu harus mulai ngobrol dari mana. Tapi entah kenapa, sejak hari pertama itu, ada semacam energi yang pelan-pelan menyatukan kami. Selama tiga hari, kami menjalani berbagai kegiatan PBAK yang seru dan menantang. Mulai dari sesi pengenalan kampus, pemaparan nilai-nilai akademik, sampai tugas-tugas kelompok yang benar-benar menguji kekompakan. Salah satu tugas yang paling aku ingat adalah saat kami diminta untuk membuat film pendek. Bayangkan, sepuluh orang yang baru kenal, harus bikin konsep, script, pengambilan gambar, editing, dan presentasi... semuanya dalam waktu singkat! Tapi justru di situ, kami mulai mengenal satu sama lain.

 Ada yang jago ngedit video, ada yang berbakat jadi aktor dadakan, ada juga yang senang menulis naskah. Kami saling melengkapi. Dari brainstorming di bawah pohon kampus, sampai syuting sampai malam hari, semua dilakukan bareng-bareng. Di situ, candaan mulai muncul, panggilan-panggilan konyol mulai digunakan, dan tawa-tawa kecil mulai terdengar. Rasa asing itu pelan-pelan hilang. Lalu, kami juga diberi tugas untuk membuat poster kelompok. Temanya seputar kehidupan mahasiswa dan nilai-nilai kebersamaan. Lagi-lagi, kami berbagi peran: siapa yang desain, siapa yang tulis caption, siapa yang bantu cari ide. Dari situ, aku sadar bahwa FGD George bukan cuma tim kerja tapi mulai terasa seperti keluarga kecil yang hangat dan saling dukung. Yang tak kalah seru adalah saat games kelompok dimulai. Dari lomba yel-yel, adu ketangkasan, sampai tantangan ala Amazing Race di sekitar kampus. Kami lari bareng, saling dorong semangat, dan ketawa ngakak saat ada yang jatuh karena terlalu semangat. Ada satu momen saat kami harus jalan sambil membawa air di atas kepala dengan kain, dan tumpah semua. Tapi bukannya kesal, kami justru tertawa sampai perut sakit. Dari situ, aku benar-benar merasa: "Wah, ini orang-orang yang akan jadi teman kuliahku nanti."

(foto bersama after take video lomba (sumber: dokumentasi pribadi))
(foto bersama after take video lomba (sumber: dokumentasi pribadi))
 Setelah tiga hari PBAK selesai, aku sempat khawatir, apakah kami masih akan sedekat itu? Tapi ternyata, hubungan kami nggak berhenti di sana. Kami mulai sering nongkrong bareng, ngopi sepulang kuliah, bahkan nugas bareng di perpustakaan. Kadang cuma ngobrol hal-hal ringan, kadang curhat soal tugas, kadang juga cuma buat ketawa-tawa sambil makan bakso pinggir jalan. Sampai sekarang, FGD George masih jadi bagian penting dari hari-hariku di kampus. Kami punya grup chat yang aktif terus, punya agenda makan bareng tiap bulan, dan saling support dalam banyak hal termasuk saat ujian, presentasi, bahkan urusan hati. Mereka bukan sekadar teman OSPEK. Mereka adalah teman perjalanan hidupku di dunia kampus. Yang paling aku syukuri dari pengalaman ini adalah bahwa hal besar sering dimulai dari pertemuan kecil yang tidak terduga. Kami tidak pernah tahu kalau nama "FGD George" yang awalnya cuma pembagian kelompok biasa, akan jadi awal dari ikatan yang kuat dan tulus. Dari awalnya canggung, kini jadi candaan. Dari awalnya nggak kenal, kini jadi saling peduli.

Pengalaman OSPEK di kampus FDD ini bukan cuma soal mengenal dunia perkuliahan. Tapi juga tentang bagaimana kita belajar untuk membuka diri, menerima perbedaan, dan membangun hubungan yang sehat. Dari situ aku belajar bahwa kampus bukan cuma tempat cari ilmu, tapi juga tempat menemukan orang-orang yang akan menemani kita tumbuh. Kalau ditanya apa hal paling berkesan selama jadi mahasiswa sejauh ini, jawabannya bukan nilai bagus atau mata kuliah favorit. Tapi momen-momen kecil bersama FGD George simel entah itu waktu deg-degan presentasi film, waktu poster kami diterima panitia, atau sekadar momen saat kami duduk melingkar di rumput kampus sambil makan roti dan cerita hidup. Semua itu nggak akan pernah kulupa. Terima kasih PBAK. Terima kasih FGD George. Dari kalian, aku belajar bahwa pertemanan yang paling tulus kadang lahir dari ketidaksengajaan yang sederhana. Dan buat aku, itulah awal dari perjalanan indah di dunia kampus.

 

 

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun