Mohon tunggu...
Mevy Hosiana Manullang
Mevy Hosiana Manullang Mohon Tunggu... karyawan swasta -

suntuk

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kapan Orang Kecil Boleh Bicara??

14 Februari 2012   08:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:40 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sepertinya pertanyan "Kapan Orang Kecil Boleh Bicara?" sudah sering mejadi pertanyaan orang-orang "Kecil" dan tentunya sudah menjadi rahasia umum.

Manusia di Indonesia ini rendah akan moralitas dan sosialitas sehingga sering kali orang-orang kecil yang kurang kemampuan, pendidikan, dan bahkan materi sering di kucilkan. Jangankan dipandang sebelah mata, mungkin orang-orang besar pun tak akan menilik bahkan membuka matanya. Hal ini terjadi dari masyarakat sampai para pemimpin negara.

Seperti Kisah Danang. Pria jujur dan tekun berumur 30 tahun ini hanyalah seorang anak lulusan SMA. Bukan dia tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tetapi tuntutan keluarga lah yang membuat dia seperti ini. Danang bekerja di sebuah perusahaan swasta. Dia hanyalah seorang bawahan di divisi tempat dia bekerja. Sering kali Danang di perlakukan tidak adil.  Setiap ada permasalahan maka Dananglah yang di suruh untuk menyelesaikan pekerjaan kepala divisinya (KD) sekalipun sebenernya itu bukan pekerjaan dia karena itu sebenernya pekerjaan KD yang di limpahkan kepada Danang. KD-nya hanya menunggu Danang menyelesaikan pekerjaannya lalu dia yang akan menyerahkannya kepada pimpinannya. Bahkan ketika ada permasalahan yang cukup rumit, Danang berusaha untuk menyelesaikannya sendiri. Tetapi, KD-nya tidak ingin di saingi oleh Danang maka dia berusaha untuk menyelesaikan masalah itu agar dapat terlihat hebat mampu menyelesaikan masalah apapun dan mampu menghandle anak buahnya oleh pimpinan tertinggi. KD-nya sering kali membuat posisi bahwa setiap permasalahan Danang tidak mampu menyelesaikannya sehingga membutuhkan KD-nya untuk menyelesaikan masalah itu. Yah, seperti orang tidak percaya.

Ketika Danang melakukan kesalahan seringkali dia mendapat perlakuan kasar dari kepala divisinya di marahi bahkan sampai di bentak-bentak. Danang tenang menghadapi semua itu, bahkan Danang kerap kali diam atas perlakuan dan perkataan KD-nya sehingga sering kali membuat KD-nya semakin kesal dan marah akan sikap Danang yang cuek dan tenang.

Pernah suatu kali Danang menceritakan keadaanya kepada pimpinan tertinggi di perusahaan tempat dia bekerja, tetapi nihil. Danang malah di acuhkan, di anggap mengada-ada dan seperti anak kecil yang tak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Kini Danang hanya bisa berdiam diri tanpa ada yang mendukungnya. Dia seperti kecil, tak berdaya. Untuk ada yang menganggap dia saja tidak ada apalagi untuk mendengarkan dia berbicara dan melihat usaha kerasnya.

Seringkali keadaan seperti Danang inilah yang membuat "Orang Kecil" merasa kapan hak kami dapat kami peroleh. Tidak hanya itu, bahkan akan timbul rasa cuek, tidak ada loyalitas, malas terhadap pekerjaan. Bagaimana seseorang akan rajin di dalam pekerjaannya jika kerap kali pendapat dan usahanya tidak pernah di pandang.

Tidak hanya "Orang Besar" saja yang memiliki hati nurani untuk merasa di hargai keberadaanya. Tetapi, "orang Kecil" pun merindukan haknya untuk bisa bicara dan mengeluarkan pendapat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun