Mohon tunggu...
Hana Manglapy
Hana Manglapy Mohon Tunggu... -

Memang tidak gampang tapi pasti bisa!!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kisah Jeritan Kamis Malam

23 Agustus 2011   04:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:32 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Seperti biasa, hampir tiap malam selalu di temani Hato. Karena tiba-tiba internetnya tidak begitu bersahabat, akhinya pilihan untuk mengisi malam ini adalah mendengar lagu sambil mengedit foto hasil kenarsissan diri yang semakin meningkat. Tak lama suara tangisan Naldi, sang ponakan, berkumandang menyaingi suara Lily Allen yang sementara saya nikmati.

Awalnya biasa saja, tetapi lama kelamaan suara itu cukup menarik perhatian saya. Suara triakannya itu seperti seoarang anak yang menahan kesakitan, dalam bayangan saya seperti dipukul. Durasi Naldi menangis ini lama walaupun beberapa kali diam dan melanjutkan kembali tarikannya yang sangat melengking. Karena penasaran, saya pun keluar kamar dan menghampirinya. Saya meminta ijin untuk menggendong dan kemudian membawanya keluar kamar. Mencoba membantu meredakan tangisan.

Tak berapa lama, Naldi pun diam dan entah kenapa yang keluar dari mulut saya, "Iya... maaf Naldi, maaf... sonde lagi...". Dan kalimat itu terlontarkan berkali-kali, sambil mengelus kepalanya dan sesekali memberikan ciuman. Waktu kalimat itu keluar, bibirnya tiba-yiba manyun. Ekspresi yang tertangkap mata seperti ekspresi marah, ingin mengeluarkan sesuatu dan seolah ingin menyambung kalimat saya tadi. Tetapi berhubung Naldi ini belum bisa berbicara karena usianya yang baru 6 bulan.

Saya merasa senang ketika dia mulai diam, hati saya gembira "Horeeeee saya berhasil mendiamkannya". Tetapi tak lama dia mulai lagi meraung-raung dan kondisi ini pun seperti kondisi marah. Saya ingat, ketika saya marah, lalu saya menangis, saya juga bisa tiba-tiba diam, tetapi bila detail kejadian yang paling tidak disuka atau mungkin ketika pikiran saya berperang dengan membenarkan atau menyalahkan, maka saya bisa menangis lagi atau mungkin disertakan teriak.

Singkat cerita setelah ada dalam pelukan saya beberapa saat, kemudian ibu dari Naldi mencoba menenangkannya. Namun kejadian yang sama terjadi lagi.

Tak lama dari itu, mama mengajak makan. Sementara di meja makan, teriakkan Naldi pecah lagi beberapa kali. Mama yang penasaran, kemudian menghampiri Naldi dan menggendongnya. Dan ternyata, apa yang di ucapkan mama saat menggendong Naldi seolah menyambung kalimat saya tadi. "Naldi kenapa? sakit hati ko?, ooo.... Naldi maunya minum susu dari mama pun tete? lebih enak ko? oh iya iya". Kemudian, Naldi seperti ingin mengatakan sesuatu walaupun bahasa itu susah cari kamusnya. Tetapi seolah menanggapi kalimat mama yang panjang lebar tadi, Naldi seperti mengungkapkan sesutau dan Mama kemudian hanya menjawab dengan "Oh iya, iya..." "Terus??" "oh iya iya". Dan saat itu bibir manyunnya kembali tercipta lengkap dengan dahi yang mengkerut.

Saat itu Naldi masih sesekali menangis dengan tancapan gas yang menusuk gendang telinga. Tapi kemudian dia diam dan menikmati pelukan mama dan suara mama yang mendendangkan beberapa lagu sekolah minggu. Ya saya sempat melakukan sedikit kolaborasi, dengan tambahan "ea ea ea" :P , dengan sedikit menggemulaikan jemari lentik saya ini :P hehehehe....

Mama kemudian membawanya ke kamar mama, kebetulan udara malam saat ini sangat dingin. Ketika saya mengecek, ternyata Naldi sudah tidur. Hah.... Akhirnya...

Jadi...

Ehem... ehem...

Setelah mendapatkan keterangan di TKP :P, dari mama dan opanya. Ternyata Naldi itu telat di kasih minum, kebetulan ASI ibunya tidak keluar. Dan disini saya tidak akan membahas kenapa terjadi keterlambatan dan kenapa ASI nya tidak keluar.

Anak itu bermacam-macam, sekecil apapun usianya atau bahkan semuda apapun usia janin itu, dia sudah bisa merasakan yang namanya bahagia dan kecewa. Tapi ingat jangan lalu pasang ukuran mana yang bahagia dan mana yang tidak. Oleh karena itu jangan pernah menyepelekan sekecil apapun hal yang kita anggap itu sepele, mungkin itu bagi kita tetapi tidak untuk orang lain. Dan yang terpenting adalah dengan selalu berani untuk mengucapkan "MAAF". Itu sangat berdampak positif. Sebuah pengungkapan yang bukan hanya sekedarnya saja, tetapi benar-benar dari hati. Mengakui dan meminta maaf.

Dan bagi yang merasa tersakiti, jangan lupa untuk mengakuinya juga. Dengan cara yang tepat, di waktu yang tepat kemudian intinya seperti Naldi tadi setelah bercerita dengan bahasanya sendiri itu lalu dia akhirnya bisa diam dan bisa tidur nyenyak.

Kalau kita yang sudah bisa berbicara, manfaatkanlah itu. Belajar mengkomunikasikan itu sangat baik. Ya karena tidak semuanya harus diam. Memang tak gampang tapi pasti bisa, karena selalu ini mengenai biasa dan tidak biasa.

Well.... Setelah lega ketika mengetahui Naldi tertidur, saya kembali kekamar dan tak lama menyadari kenapa internetnya tidak bersahabat. Setelah membeli pulsa, saya langsung menyalakan Hato dan menancapkan modem. Dikoneksikan langsung ke internet dan kesalahan saya adalah saya tidak mengaktifkan unlimited harian yang biasa saya pakai. Maka dalam sekejap (belum sempat mengomentari foto, meng-upload foto, dan meng - meng lainnya) koneksinya langsung tak bersahabat lantaran pulsanya habis -___-" . Nah untuk yang satu ini jangan ditiru...... (-_-)"



NonaHana

180811 - 20.57


Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun