Mohon tunggu...
Harirotul Fikri
Harirotul Fikri Mohon Tunggu...

Psikologi UIN Malang '10| Pengagum sastra | Nyaman berada di kereta, senja dan padang ilalang | Bermimpi jadi penulis dan pebisnis | Penah ingin lanjut S2. Pernah!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika si Adek Mulai Nglamak dan Kurang Ajar

24 September 2013   18:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:27 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13800213251037319197

[caption id="attachment_290580" align="aligncenter" width="516" caption="Foto : harelsurya.blogspot.com"][/caption]

Sebagai orang yang lebih tua, terkadang kita sering merasa gerah dengan tingkah sungkan orang yang lebih muda yang ditujukan pada kita. Pun sebaliknya, ketika kita berperan sebagai orang yang lebih muda dalam suatu hubungan perkenalan atau semacamnya, kita kerap merasa kurang enak jika sang kakak, orang yang labih tua dari kita itu, bersikap terlalu terbuka dan terkesan terlalu friendly.

Solusinya? Tentunya dengan bersikap care dan tetap menjaga etika sebagai orang yang lebih senior, menjadi alternatif yang sering kita gunakan. Hal ini kita lakukan kurang lebih agar si adek (baca : orang yang lebih muda : junior) tidak terlalu sungkan di depan kita, dan dapat bekerja sama dengan baik.

Masalah mulai muncul tatkala si adek mulai berulah kurang ajar, atau yang dalam bahasa jawa biasa kita sebut sebagai nglamak. Kata "nglamak", berarti sikap kurang ajar orang yang lebih muda, terhadap orang yang lebih tua. Tentu kita sebagai orang yang lebih tua akan sangat terganggu dengan sikap si Adek yang mulai berulah tersebut. Terkadang, mau menyalahkanpun kita bingung harus menyalahkan siapa. Ingin menyalahkan si Adek misalnya, tapi kita terkadang juga berpikiran bahwa sikap mereka yang terlalu leluasa tanpa batas tersebut muncul sebagai manifestasi dari respon atas stimulus dari kita yang terlalu bersifat care kepada mereka.

Menyikapi hal ini seharusnya memang membutuhkan kesadaran dari kedua belah pihak. Kita sebagai orang yang lebih tua tentunya harus sadar akan kewajiban kita menyayangi mereka yang lebih muda. Begitupun sebaliknya, kita harus menghormati orang yang lebih tua dari pada kita, apapun alasannya. Sikap care dan friendly memang perlu kita terapkan dalam setiap hubungan sosial untuk mempererat tali persaudaraan. Tapi semestinya kedua belah pihak memang masih harus memegang etika yang harus juga diterapkan di dalam hubungan sosial antar manusia.

Istilah yang pas untuk masalah seperti ini adalah memanusiakan manusia. Menempatkan manusia sesuai dengan tempatnya. Jika memang mereka lebih tua dan perlu dihormati, ya sudah sepatutnya mereka kita hormati, begitu pula sebaliknya.

Pesan terakhir untuk si Adek, siapapun anda. Kami (orang yang lebih tua) menerapkan sikap care dan friendly tak lebih agar kalian tidak terlalu sungkan kepada kami, dan selanjutnya bisa menjadi partner yang baik serta sehat pula untuk kami. Selanjutnya bukan karna agar anda bersikap nglamak kepada kami.

Salam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun