Mohon tunggu...
Lala
Lala Mohon Tunggu... Penulis

Suka nulis, suka mikir, kadang overthinking tapi produktif. Pernah ikut kursus psikologi dari Yale dan Mini MBA dari IBMI Berlin—karena belajar itu seru, apalagi kalau bisa dibagi. Sempat tercatat di Asian Book of Records, alhamdulillah bukan karena hal viral. Di Kompasiana, saya nulis buat ngobrol—dengan diri sendiri dan siapa pun yang nyempetin baca.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Kereta Djoko Kendil Menyapa Stasiun Tanjung Priok

22 April 2025   10:47 Diperbarui: 22 April 2025   10:47 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Heritage KAI

Lokomotif Listrik ESS 3201 "Bon-Bon" dan Kereta Djoko Kendil Dipamerkan di Stasiun Tanjung Priok

Jakarta Utara --- Dalam rangka memperingati 100 tahun kereta rel listrik (KRL) di Indonesia, PT Kereta Api Indonesia (KAI) memamerkan dua koleksi bersejarah: Lokomotif Listrik ESS 3201 "Bon-Bon" dan Kereta Djoko Kendil. Pameran ini berlangsung di Stasiun Tanjung Priok pada Selasa pagi (22/4).

Bon-Bon: Lokomotif Listrik Pertama di Indonesia

Lokomotif ESS 3201 "Bon-Bon" merupakan lokomotif listrik pertama yang dioperasikan di Indonesia. Meskipun turut dipamerkan dalam rangka 100 tahun KRL, Bon-Bon sejatinya bukan kereta rel listrik penumpang karena tidak memiliki ruang bagi penumpang. Fungsi dan statusnya setara dengan lokomotif diesel seperti seri CC 201, hanya saja menggunakan tenaga listrik.

Bon-Bon resmi dioperasikan pada 6 April 1925, menandai peresmian elektrifikasi jalur kereta api pertama di Indonesia pada rute Tanjung Priok -- Meester Cornelis (kini Jatinegara).

Djoko Kendil: Simbol Kemewahan Transportasi Era Kolonial

Kereta Djoko Kendil mulai beroperasi pada tahun 1938 sebagai bagian dari layanan Nacht Express, kereta mewah yang melayani rute Surabaya--Yogyakarta--Purwokerto--Jakarta. Kereta ini terdiri dari dua unit, masing-masing bernomor IW 3821 dan IW 38221.

Nama "Djoko Kendil" diambil dari kisah rakyat tentang seorang pemuda sederhana yang berhasil merebut hati seorang putri Kerajaan Brawijaya, menggambarkan nilai-nilai kesederhanaan, keberanian, dan cinta sejati.

Kehadiran kedua koleksi ini menjadi pengingat pentingnya inovasi dan sejarah dalam perkembangan perkeretaapian nasional, sekaligus menawarkan nostalgia akan era transportasi masa lalu yang sarat makna dan kemajuan teknologi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun