Mohon tunggu...
Lala
Lala Mohon Tunggu... Penulis

Suka nulis, suka mikir, kadang overthinking tapi produktif. Pernah ikut kursus psikologi dari Yale dan Mini MBA dari IBMI Berlin—karena belajar itu seru, apalagi kalau bisa dibagi. Sempat tercatat di Asian Book of Records, alhamdulillah bukan karena hal viral. Di Kompasiana, saya nulis buat ngobrol—dengan diri sendiri dan siapa pun yang nyempetin baca.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Stop menulis jurnal rasa syukur sebelum tahu ini

30 Maret 2025   17:30 Diperbarui: 30 Maret 2025   13:29 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jurnal syukur tidak akan berguna jika:
Anda menggunakannya untuk melarikan diri dari masalah
Anda hanya menulis kalimat klise tanpa refleksi mendalam
Anda tidak mengikuti syukur dengan tindakan nyata

Tantangan Nyata untuk Pembaca!

Coba tantangan ini selama 7 hari dan lihat hasilnya:

Hari 1-3:

  • Tulis 3 hal yang membuatmu marah atau kecewa sebelum menulis syukur

Hari 4-7:

  • Tambahkan 1 rencana aksi untuk setiap hal yang disyukuri

Laporkan hasilnya di komentar! Kami akan menganalisis bersama dan memberikan feedback.

Kesimpulan: Rasa Syukur Sejati = Keberanian Menghadapi Hidup

Rasa syukur bukan sekadar menulis kata-kata manis. Itu adalah keberanian untuk menerima kenyataan dan bertindak lebih baik setiap hari.

Bagikan artikel ini ke 3 orang yang sering memberi nasihat klise tentang bersyukur!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun