Mohon tunggu...
Lala
Lala Mohon Tunggu... Penulis

Suka nulis, suka mikir, kadang overthinking tapi produktif. Pernah ikut kursus psikologi dari Yale dan Mini MBA dari IBMI Berlin—karena belajar itu seru, apalagi kalau bisa dibagi. Sempat tercatat di Asian Book of Records, alhamdulillah bukan karena hal viral. Di Kompasiana, saya nulis buat ngobrol—dengan diri sendiri dan siapa pun yang nyempetin baca.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

BJ Habibie dan Perjuangannya Mengatasi Krisis 1998

6 Maret 2025   21:59 Diperbarui: 6 Maret 2025   21:59 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BJ Habibie dan Perjuangannya Mengatasi Krisis 1998

Ketika BJ Habibie menjabat sebagai Presiden Indonesia pada 1998, negara sedang berada di ambang kehancuran. Krisis ekonomi dan politik melanda, kepercayaan terhadap pemerintah rendah, dan situasi sosial semakin memanas. Namun, dalam waktu singkat, Habibie berhasil mengambil langkah-langkah strategis untuk membawa Indonesia keluar dari krisis.

1. Reformasi Ekonomi: Menyelamatkan Indonesia dari Krisis Moneter

Krisis moneter yang dimulai pada 1997 telah menghancurkan perekonomian Indonesia. Nilai tukar rupiah anjlok, banyak bank mengalami kebangkrutan, dan daya beli masyarakat turun drastis. Habibie melakukan beberapa langkah penting untuk menstabilkan kondisi ekonomi:

  • Mereformasi Sektor Perbankan: Dengan membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Habibie memastikan bahwa bank-bank bermasalah dapat ditangani dengan baik.

  • Bekerja Sama dengan IMF: Meski kontroversial, kerja sama dengan Dana Moneter Internasional (IMF) membantu memperbaiki perekonomian dengan memberikan bantuan finansial.

  • Meningkatkan Transparansi: Pemerintahannya mulai memperbaiki kebijakan ekonomi agar lebih transparan, sehingga kepercayaan investor kembali meningkat.

2. Reformasi Politik: Membuka Jalan bagi Demokrasi

Selain krisis ekonomi, Indonesia juga mengalami krisis politik setelah kejatuhan Orde Baru. Habibie memahami bahwa perubahan sistem pemerintahan sangat diperlukan. Beberapa langkahnya dalam reformasi politik meliputi:

  • Mencabut Pembatasan Kebebasan Pers: Sebelumnya, media dikontrol ketat oleh pemerintah. Habibie membebaskan pers, sehingga informasi dapat mengalir lebih bebas.

  • Membebaskan Tahanan Politik: Untuk menunjukkan komitmen terhadap demokrasi, Habibie membebaskan sejumlah tahanan politik yang dipenjara pada masa Orde Baru.

  • Mengamandemen Undang-Undang Pemilu: Ia memperkenalkan sistem pemilu yang lebih terbuka dan demokratis dengan memperbolehkan lebih banyak partai politik ikut serta.

3. Mengatasi Krisis Sosial dan Stabilitas Nasional

Kerusuhan sosial yang terjadi pada 1998 membuat banyak masyarakat khawatir akan masa depan Indonesia. Salah satu masalah terbesar yang harus dihadapi Habibie adalah situasi di Timor Timur.

  • Referendum Timor Timur: Salah satu keputusan paling berani yang diambil oleh Habibie adalah memberikan kesempatan bagi rakyat Timor Timur untuk menentukan nasib mereka sendiri. Hasilnya, Timor Timur memilih merdeka pada 1999.

  • Menggelar Pemilu Bebas: Habibie memastikan pemilu demokratis pertama setelah kejatuhan Soeharto dapat berlangsung pada 1999, membuka jalan bagi pemerintahan yang lebih transparan.

Warisan Habibie bagi Indonesia

Meskipun hanya menjabat selama 1 tahun 5 bulan, BJ Habibie meninggalkan warisan besar bagi Indonesia. Ia meletakkan dasar bagi demokrasi yang lebih sehat dan stabilitas ekonomi yang lebih baik. Tanpa langkah-langkah yang diambilnya, Indonesia mungkin akan mengalami krisis yang lebih panjang.

Habibie telah membuktikan bahwa kepemimpinan yang cerdas, cepat, dan berani dapat mengubah arah suatu bangsa. Kini, kita menikmati hasil dari reformasi yang telah ia mulai lebih dari dua dekade lalu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun