Mohon tunggu...
Noh Boiliu
Noh Boiliu Mohon Tunggu... -

Saya sebagai seorang pengajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kebenaran Tentang Kebenaran

12 Februari 2017   03:36 Diperbarui: 12 Februari 2017   04:08 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kebenaran Tentang Kebenaran
 Dua Pandangan Tentang kebenaran
Budaya postmodern menyajikan dua pandangan berkontradiksi (tetapi tampaknya masuk akal). Pernyataan yang benar secara akurat merefleksikan atau mereprentasikan realitas, pernyataan yang salah tidak bisa melakukannya. Dan sebuah pernyataan tidak bisa sekaligus benar dan salah dalam hal yang sama pada saat yang sama. Pandangan korespondensi kebenaran tengah berlaku disini bersama dengan ide antithesis atau pemikiran either/or.

• Membela Pandangan korespondensi Kebenaran
Setiap bahasa yang menyatakan klaim kebenaran disebut proposisi. Proposis adalah apa yang ditegaskan atau dinyatakan oleh sebuah kalimat deklaratif. Pandangan yang sesuai dengan akal sehat ini mempreposisikan sejumlah hukum dasar logika. Agar pikiran dapat tahu bahwa sesuatu itu benar atau salah, pikiran ini harus meyakini suatu proposisi yang memuat klaim kebenaran mengenai eksistensi atau noneksistensi dari sesuatu. Nilai kebenaran dari sebuah proposisi tidak tergantung dari pikiran. 

Menurut Bertrand Russel yaitu meskipun kebenaran dan kesalahaan merupakaan bagian dari kepercayaan, mereka tergantung pada hubungan antara kepercayaan itu dengan hal-hal lain, dan bukannya tergatung pada kualitas internal dan kepercayaan itu. John Searle menggaris bawahi pemahaman Russel dengan mengatakan, “fakta tidak memerlukan pernyataan untuk bisa bereksistensi, tetapi pernyataan memerlukan fakta biar bisa benar.

Prinsip-prinsip logika berkorespondensi dengan realitas dalam cara yang berbeda dari pernyataan mengenai fakta-fakta emperis, tetapi kebenaran prinsip-prinsip logika juga tergantung pada kesuciannya dengan realitas yang digunakan olehnya. Sigmund Freud adalah pemikir yang sangat antiagama ia sama berpandangan tentang natur kebenaran sama dengan wawasan Kristen, dan pandangannya tentang kebenaran memberikan ringkasan yang baik. Freud adalah seorang modernis yang mencari penjelasan yang rasional bagi natur manusia yang sesuai dengan realitas.
• Pandangan Postmodernis Tentang Bahasa dan Kebenaran
Pandangan Postmodernis menentang kebenaran yang berkorespondensi sabagai fiksi modernis. Dan mereka mengkaliam bahwa kebenaran tidak dibangun diluar pikiran atau budaya yang membentuk kepercayaan-kepercayaannya. Kata kebenaran hanya sebuah ciptaan bahasa yang kontingen, yang memiliki ragam penggunaan dalan berbagai budaya.

Postmodernis sering berargumentasi bahwa semantik ( makna kata ) dan siktansis (struktur Gramatika) dari bahasa-bahasa manusia bersifat kontingen arbitrer. Seperti yang disampaikan Searle “meskipun deskripsi hanya bisa dibuat melalui seperangkat kategori linguistik, tidak berarti fakta atau suatu hal yang dideskripsikan, hanya bisa bereksistensi jika seperangkat kategori itu ada. 

Postmodernis telah mengacaukan relativitas pemilihan istilah (ragam samantik) dengan ketidakmampuan bahasa untuk merepresentasikan realitas objektif. Perbedaan-perbedaan semantik dan sintaksis tidak membatalkan kemampuan bahasa mengacu kepada realitas-realitas objektifnya sendiri.
• Kebenaran yang Konsistensi Logis


Konsistensi logis dari wawasan dunia alkitabiah merupakan syarat mutlak bagi kebenarannya tetapi itu saja tidak cukup. Kebenaran hanya koherensi diantara berbagai pernyataan. Postmodernis yang lebih ketat secara filosofis menekankan koherensi internal ini. Masalah utama dengan koherensi sebagai defenisi kebenaran bahwa kita bisa membayangkan wawasan dunia yang mungkin tidak berkontradiksi dengan dirinya sendiri secara logis, tetapi yang berkontradiksi dengan system pemikiran lain dan juga berkoherensi di dalam dirinya sendiri. Teori korespondensi kebenaran menyatakan bahwa korespondensi merupakan defenisi dan natur kebenaran. Jika klaim-klaim inti dari suatu wawasan dunia tidak konsisten secara logis, maka wawasan dunia mutlak salah.

• Kebenaran dan hubungan-hubungan kekuasaan
Kritik postmodernis yang lain terhadap pandangan korespondensi kebenaran adalah bahwa kebenaran hanya merupakan fungsi dari bentuk hubungan kekuasaan. Sistem-sistem kepercayaan ini tidak mengindikasikan realitas itu sendiri melainkan hanya mengindikasikan bagaiamana realitas diskontruksi secara kontingen dibawah kondisi-kondisi tertentu. 

Foucault merupakan pemikir terdepan yang mempromosikan bentuk pandangan ini dan tokoh lain untuk engembangkannya. Foucalt sulit untuk ditafsirkan dan tidak memberikan suatu fersfektif disepanjang karirnya. Untuk meruntuhkan konsep kebanaran hingga menjadi konsep kepercayaan dan menganggap dan menganggap kepercayaan sebagai produk dari hubungan kekuasaan yang kompleks.

• Kebenaran dan Sosiologi Pengetahuan
Pengamatan Foucault terhadap kebenaran dan kekuasaan sebenarnya tidak berkaitan dengan natur dari defenisi kebenaran melainkan berkaitan dengan sosiologi dan psikologi kepercayaan. Asal-usul pelestarian dan efek-efek kepercayaan dalam beragam setting tidak sama dengan kepercayaan itu sendiri. Akan tetapi, kesadaran dan analisis terhadap efek-efek kepercayaan dalam berangam setting tidak sama dengan kebenaran kepercayaan itu sendiri. 

Menurut Peter Berger dan Tomas Lukman bahwa sosiologi pengetahuan sama dengan sosiologi kepercayaan, karena studi seperti itu tidak membuat penilaian normatif apa pun mengenai kebenaran dari beragam kepercayaan. Banyak posmodernis mengambil pemahaman dari bidang studi ini dan menggabungkannya dengan wawasan dunia sehingga menjadikan kebenaran sebagai hal yang mustahil. Akan tetapi hal ini tidak dibenarkan oleh displin itu sendiri, yang tidak berupaya untuk menilai kebenaran dan keslahan untuk wawasan-wawasan dunia sehingga menjadikan kebenaran menjadi hal yang mustahil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun