Zaman sekarang ini sering sekali terdengar anak yang usianya sudah dewasa bahkan sudah berkeluarga, masih saja bergantung kepada orangtuanya khususnya dalam segi finansial. Dan kebanyakan hal ini terjadi pada keluarga menengah ke atas.
Sebagai bahan pembelajaran bagi kita semua, penulis ceritakan sedikit pengalaman di lingkungan sekitar. Ada Seorang anak laki-laki yang usianya sudah cukup dewasa sekitar 27 tahunan. Anak tersebut tidak mau bekerja, setiap hari kegiatannya hanya makan, tidur, main. Orang tuanya kuwalahan bagaimana cara memotivasi agar anak tersebut bisa mandiri demi keberlangsungan hidup selanjutnya.Â
Ada lagi anak laki-laki yang sudah berkeluarga, anak tersebut hutang sampai ratusan juta, dan selalu meminta orang tuanya untuk membayarkan hutangnya. Di usia rentanya, orang tua tersebut tertatih-tatih untuk bisa membantu finansial anaknya meskipun harus menderita. Sedangkan anaknya tidak berpikir bagaimana penderitaan orang tuanya. Sebenarnya apa yang menjadi akar penyebab masalah ini?
Kalau dilihat dari cerita kehidupan waktu kecilnya, anak-anak tersebut terbiasa dipenuhi keinginannya dengan sangat mudah. Orang tua mencurahkan kasih sayangnya melalui pemberian fasilitas yang berlebihan tanpa melihat dampak di masa depan. Kesalahpahaman orang tua dalam memberikan kasih sayangnya kepada anak inilah yang membuat anak tidak bisa hidup mandiri dan selalu tergantung dengan orangtuanya. Maka dari itu, mulailah didik anak-anak untuk bisa mandiri dari kecil, dengan tidak mudah membersihkan fasilitas yang diinginkan anak. Kasih sayang sejati orang tua adalah yang memberikan didikan terbaik untuk bekal hidup di masa depan. Semangat menjadi orang tua terbaik untuk anak-anak