Mohon tunggu...
Nofail Hanf
Nofail Hanf Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Nofail Hanf_20107030095. Selamat Membaca dan Semoga bermanfaat.

Jangan lupa tersenyum dan bersyukur.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Transformasi Pedidikan Era Digital di Indonesia

24 Maret 2021   20:27 Diperbarui: 24 Maret 2021   20:53 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pandemi mengubah tradisi kita". Kiranya inilah gagasan yang awam, muncul berkelindan dalam diskusi publik: mulai dari cuci tangan setiap hari, penggunaan masker, hingga perjumpaan antar manusia. Tentu ini berat, karena secara budaya dan psikologi kita tidak disiapkan. Dari semua pola kebiasaan sosial yang berubah, sistem pendidikan pun disentuh kultur baru, face to face menuju screen to screen. 

Persoalan yang terjadi adalah, sistem pendidikan berubah namun metodologisnya masih sama. Nampaknya, pandemi Covid-19 masih dituduh sebagai penyebab perubahan sistem. Masih sedikit kalangan yang melihatnya sebagai sebuah paradigma berpikir, yang menantang sistem, metodologis, termasuk konten pembelajaran. Sistem pembelajaran yang tidak dilandasi oleh orientasi mengakibatkan kebijakan kuliah online dianggap mengganggu, sesuatu yang tidak biasa, dan semacamnya. 

Masih sedikit mahasiswa yang melihat proses pembelajaran virtual sebagai bagian dari cara sektor pendidikan berkontribusi terhadap persoalan kebangsaan. Menjawabi tantangan yang ada, dalam tulisan ini, saya ingin menawarkan gagasan mengenai sistem pendidikan virtual yang dilandasi oleh orientasi yang mengarah pada kecemasan global, yang dengannya kaum terdidik yang juga adalah saksi mata merebaknya virus Corona dapat terlibat dalam usaha pengentasan penyebaran virus, sekaligus implikasi yang ditimbulkan olehnya dalam cakupan yang lebih luas.

Pembelajaran Virtual sebagai Kuliah Dalam Jaringan dan Penanganan COVID-19  Menarik untuk dilihat bahwasannya secara psikologi manusia zaman ini tidak disiapkan untuk menghadapi implikasi wabah Corona, namun kelihatannya peradaban manusia menunjukkan kesiapan atribut. Dari aspek eksternal, kita menjumpai masker, handsanytizer, juga produk makanan dengan asupan vitamin C yang cukup telah ada jauh sebelum terjadi pandemi (kendati awalnya hanya digunakan oleh sebagian kalangan). Demikianpun proses relasi virtual, termasuk belajar online.

Dalam aspek internal, manusia telah dilengkapi oleh sistem kekebalan tubuh sekaligus kemampuan beradaptasi sebagai senjata pribadi melawan musuh yang tak terlihat namun bergerak dengan skala cepat. Dari dua sisi ini, mari kita melihat ke dalam sektor pendidikan. Kita mungkin masih mengetahui bahwa sektor pendidikan berkembang di dalam sejarah, dengan segala dinamika dan kompleksitasnya. Juga dijumpai bahwa setiap generasi pada zamannya secara evolutif, mampu menyesuaikan diri dengan sistem yang demikian, dari batu tulis, papirus, kertas hingga yang non-kertas atau virtual.

Dalam konteks pandemi, kita memang disentuh kultur baru, belajar online. Namun pada saat yang sama, kita generasi pembelajar saat ini tidak lain adalah generasi milenial dengan sistem digitalisasi sebagai karakter utama. Bahkan di beberapa tempat, khususnya di negara-negara yang maju secara teknologi, belajar online adalah sesuatu yang lumrah. 

Lalu apa artinya belajar online di tengah pandemi? Sadar atau tidak, belajar online dalam konteks pandemi merupakan sebuah pilihan yang paling mungkin diterapkan dalam sektor pendidikan. Artinya, setiap negara wajib melakukan hal yang sama. Ketika sebuah gerakan dilaksanakan secara serempak dan dalam tatanan global, maka ada suatu kesadaran lain yang harus dipertimbangkan. melainkan suatu pilihan moral, yakni tanggung jawab setiap kita terhadap kehidupan orang lain. Ini adalah pilihan etis, sebuah optio fundamental.

Seseorang harus merasa memiliki tanggung jawab dan keprihatinan besar terhadap keselamatan orang lain. Oleh karena itu, kuliah online adalah jalan menuju solidaritas sosial sebagai belarasa terhadap Yang Lain. Prinsip dasar perguruan tinggi harus selalu didahulukan, yaitu misi kemanusiaan. 

Ekologi Solidaritas yang dibangun di tengah pandemi juga tidak hanya sebatas pada manusia tetapi juga lingkungan hidup. Saat ini kita masih memiliki utang besar terhadap upaya menyelamatkan bumi. Seruan ini juga pernah disampaikan oleh Paus Fransiskus dalam Ensiklik Laudato Si' (2015), bahwasannya semua orang harus bersolider dengan alam dan bertanggung jawab untuk menjaganya demi generasi mendatang. Kerusakan sumber-sumber alam baik tanah maupun hutan disebabkan oleh desakan konsumtif manusia secara berlebihan.

Oleh karena itu, kebijakan kuliah online nampaknya menjadi inovasi dan jalan untuk berbelarasa terhadap keselamatan bumi. Pola pendidikan ke dalam sistem online bisa mengurangi penggunaan barang-barang yang selalu bersumber dari eksploitasi alam. Kebijakan ini sangat berdampak positif terhadap usaha untuk menghijaukan kembali planet bumi. Yang menjadi penopang perubahan selalu datang dari generasi muda yaitu mahasiswa. Oleh karena itu, mahasiswa menjadi penggerak utama dalam usaha ini dan perubahan itu sendiri sepenuhnya bergantung pada mahasiswa sebagai generasi yang produktif. Pendidkan Meng-global di Indonesia, perbincangan mengenai sistem kuliah online lebih terasa pada masa pandemi Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun