Beliau bukan siapa-siapa dalam struktur keulamaan. Bukan ustadzah, bukan ahli agama, bahkan bukan pula guru formal di lembaga pendidikan.Â
Namun semangatnya dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar sangat kuat. Beliau adalah seorang wanita yang tidak tahan melihat kemungkaran di sekitarnya.Â
Selalu ada dorongan dalam dirinya untuk mengingatkan, meluruskan, dan memperbaiki—meski kadang dinilai bawel, judes, atau terlalu mencampuri urusan orang. Tapi niat tulusnya tak pernah padam.
Dialah Hj. Dian Widianah, S.Pd.I., sosok perempuan tangguh yang kini menjabat sebagai Bendahara Yayasan Spirit Pendidikan Internasional dan juga Ketua Tim Qasidah Muslimah Lan Taboer.
Dalam pandangannya, umat Islam di Indonesia jumlahnya memang sangat besar.Â
Namun, nyatanya masih banyak yang termarjinalkan dalam berbagai bidang kehidupan.
Meski ada yang berhasil dan sukses, persentasenya masih belum menggembirakan.Â
Salah satu sebabnya adalah mindset keagamaan kita yang masih sebatas menggugurkan kewajiban, belum menjadikan ibadah sebagai kebutuhan.
Misalnya dalam mendidik anak, kita sering hanya sebatas menyuruh anak untuk sholat dan berpuasa karena merasa itu kewajiban.Â
Padahal, lebih dari sekedar kewajiban, sholat seharusnya menjadi kebutuhan, karena dampaknya bisa mencegah anak dari perbuatan keji dan mungkar.Â
Begitu juga dengan puasa—bukan sekedar menahan lapar dan haus, tapi menahan hawa nafsu dalam menghadapi berbagai persoalan hidup.
Mirisnya, sebagai orang tua, kita sering merasa cemas ketika anak berangkat sekolah tanpa sarapan, tapi jarang merasa sedih saat mereka berangkat sekolah tanpa sholat.Â
Padahal, sholat dan ibadah lainnya seharusnya menjadi kebutuhan mendasar, sama pentingnya dengan makanan, pakaian, dan kasih sayang.
Berkat ketekunannya dalam mengagungkan asma Allah, pada Desember 2024 lalu, beliau mendapat apresiasi dari Rektor Passion International University berupa studi komparatif ke Hongkong.Â
Tak hanya itu, Hj. Dian Widianah juga aktif memimpin Tim Qasidah Muslimah Lan Taboer yang telah tampil dalam berbagai acara resmi, baik di dalam negeri maupun luar negeri, bahkan pernah diundang tampil hingga ke Malaysia.
Sebuah bukti bahwa dakwah bisa dilakukan lewat banyak jalan, tak harus melalui mimbar atau podium.Â
Melalui seni, keteladanan, dan konsistensi, beliau bisa dijadikan inspirasi banyak perempuan untuk tetap berjuang di jalan kebaikan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI