Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mendidik Anak Dengan Nilai-nilai Kebaikan. Caranya?

15 Juli 2025   17:38 Diperbarui: 15 Juli 2025   17:38 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagi kue (Sumber: noenky pribadi)

Orang tua maupun pengasuh memiliki peran yang sangat besar dan penting dalam mendidik dan menanamkan nilai-nilai kebaikan sejak dini. Karena dapat membantu tumbuh kembang anak-anak menjadi manusia yang penuh kehati-hatian dalam bertindak maupun bertutur kata serta menyebar kebaikan kepada sesama. Ketika ayah-bunda menunjukkan kebaikan dalam hal sekecil apa pun, maka anak akan memperhatikan dan mengingat tindakan yang orang tuanya lakukan di hadapan mereka. Sebagai gantinya, mereka juga akan melakukan hal yang sama di kemudian hari. Bahkan ketika hal itu tidak ditujukan di hadapan anak, mata kecil mereka selalu memperhatikan dan terus belajar dari cara orang tuanya bereaksi terhadap setiap situasi.

Alamiahnya, bayi kecil telah memahami konsep kebaikan sejak dini. Hal ini ditunjukkan dengan perilakunya seperti berbagi makanan dan mainan dengan orang lain. Dilakukan secara spontan karena memang ia merasa membutuhkan orang-orang lain di sekitarnya. Namun bagi anak-anak yang tampaknya mengalami kesulitan dengan menebar kebaikan, dapat diajarkan sejak dini bersamaan dengan keterampilan lainnya. Semakin dini orang tua mengajarkan kebaikan kepada anak, maka itu akan semakin baik dan membentuk karakter baiknya pula. Menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak sejak dini, tidak hanya mampu meningkatkan rasa empati dalam diri anak-anak, tetapi juga dapat membekali mereka agar dapat lebur dan berbaur bersama orang lain di masa depannya.

Berikut adalah beberapa cara yang bisa ayah-bunda pertimbangkan sebagai catatan untuk kekayaan dalam menerapkan pola asuh dan menanamkan kebaikan kepada anak.

1. Teladan Kebaikan

Sebelumnya, ajarkanlah kepada ananda terlebih dahulu makna yang mendalam tentang kebaikan itu sendiri serta manfaat dari berperilaku baik kepada orang lain. Anak sering belajar dengan memberi contoh, menunjukkan kebaikan dalam tindakan dan interaksinya dengan orang lain, menunjukkan empati, rasa hormat, dan perhatian terhadap anggota keluarga. Teman, dan bahkan orang asing. Ketika mereka melihat kebaikan dalam tindakan, mereka cenderung akan menirunya. Karena anak-anak dikenal sebagai peniru yang ulung. Dan memberikan contoh yang baik kepada mereka menjadi salah satu cara efektif dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak. Sebagai orang tua, hindarilah untuk menunjukkan perilaku yang bertentangan dengan apa yang diajarkan kepada anak. Karena anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat dan rasakan. Berilah contoh yang baik bagaimana bersikap sopan kepada orang lain, bersikap jujur dan peduli serta selalu siap membantu orang lain sesuai kesanggupan.

2. Mendorong empati

Ayah-bunda juga dapat mengajarkan bagaimana memahami perasaan orang lain dengan cara bercerita, dongeng, atau bermain peran. Agar anak dapat mengambil suri teladan dari cerita yang disampaikan. Bantu ananda memahami perasaan dan perspektif orang lain. Terlibat dalam percakapan tentang bagaimana perasaan orang lain dalam situasi tertentu. Dorong mereka untuk mengajukan pertanyaan seperti 'Bagaimana perasaanmu jika hal itu terjadi pada dirimu sendiri?". Hal ini dapat membantu mengembangkan empati dan kasih sayang mereka. Ajak juga anak untuk berpartisipasi mengambil bagian dalam kegiatan sosial yang ada di sekitarnya. Seperti mengumpulkan sumbangan untuk orang yang membutuhkan, berbagi makanan di Jumat berkah, atau saat hari istimewanya libatkan ananda langsung untuk berbagi kepada orang lain. Mendorong empati juga bisa di perkenalkan kepada ananda tentang 4 (empat) kalimat ajaib, yakni:  maaf, terima kasih, permisi dan tolong. Dengan mengungkapkan rasa terima kasih, mengajarkan kepada ananda bahwa sebuah tindakan kecil kepada orang lain memiliki makna yang besar bahwa mereka telah membantu meringankan orang lain.  

3. Amalkan perbuatan baik

Dorong ananda untuk melakukan perbuatan baik. Ajari mereka untuk gemar membantu dan menjadi penolong bagi orang lain yang membutuhkan. Untuk ananda di usia 2-3 tahun tetap bisa diajarkan bagaimana bisa menolong orang lain. Tindakan sederhana yang dapat dilakukan seperti menunjukkan simpati saat ada temannya yang jatuh dan membantu untuk berdiri, membawa belanjaan ke dalam rumah (tentu saja yang beratnya ringan saja). Hingga tindakan seperti membawa piring makan dan menatanya di meja. Perbuatan baik yang dilakukan untuk ananda di usia atasnya dapat mencakup membantu pekerjaan rumah, berbagi dengan orang lain, atau menjadi sukarelawan di komunitas. Diskusikan dampak positif dari tindakan mereka terhadap orang lain dan bagaimana hal itu dapat membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Ayah - bunda bahkan dapat menciptakan tradisi keluarga untuk melakukan tindakan kebaikan secara acak bersama-sama.

Dengan secara konsisten memperkuat konsep dan perilaku ini, Ayah dan bunda dapat menanamkan nilai kebaikan pada ananda dan membantu mereka tumbuh menjadi individu yang penuh kasih sayang dan perhatian. Semoga Bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun