Mohon tunggu...
Noval Kurniadi
Noval Kurniadi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Speaking makes words, writing makes wor(l)ds

Passion is the fashion for ur ACTION. Passion without action is NO MENTION! | Kontributor wikipedia | www.valandstories.com | Novalku@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

5 Fakta tentang "Detective Pikachu" yang Mungkin Belum Kamu Ketahui

15 Mei 2019   22:06 Diperbarui: 16 Mei 2019   21:54 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa sih yang enggak kenal dengan Pikachu? Wah, bagi anak 90an, pasti kenal dong. Kartun yang menampilkan makhluk lucu nan menggemaskan berwarna kuning itu dulu hadir di layar kaca setiap minggunya.

Saya adalah salah satu penggemar Pokemon. Dulu setiap kali Pokemon tayang, pasti deh saya pantengin TV untuk mengikuti keseruan ceritanya. Sebelum tayang di hari Minggu pagi, saya ingat betul bahwa Pokemon sempat tayang pada hari Sabtu di malam hari di SCTV (sekitar jam 7 malam). Selain senang menonton Pokemon, saya juga dulu mengoleksi ratusan tazos yang saya dapatkan dari hadiah chiki seribuan yang saya beli hampir setiap harinya.

Saya girang bukan main saat kakak ipar saya (suami dari kakak perempuan saya) membelikan saya VCD original Pokemon untuk saya dan sejak itu saya jadi mengenal Pokemon "Chubone". Saya sering menyetelnya dulu meskipun VCD yang saya tonton saat itu disulihsuarakan dalam Bahasa Inggris.

Saya juga girang saat kakak perempuan saya memberikan saya sticker-sticker berukuran kecil bergambar pikachu dan kawan-kawannya. Lalu saya tempel satu per satu sticker tersebut di kulkas hingga kulkasnya penuh dengan sticker.

Saya suka dengan Pokemon. Bahkan saking sukanya, saya yang saat itu duduk di kelas 5 SD lebih memilih untuk nonton Pokemon di TV ketimbang hadir di acara ulang tahun teman yang kebetulan waktunya dilakukan secara bersamaan. Ya daripada ketinggalan, mending nonton TV deh wkwk. Untung saat itu makanan dari acara ulang tahun dititipkan ke saudara saya sehingga saya tetap dapat menikmati bingkisan ulang tahun tanpa harus ketinggalan acara Pokemon.

Kartun Pokemon yang telah mengisi masa kecil saya (dok. The Pokemon Company)
Kartun Pokemon yang telah mengisi masa kecil saya (dok. The Pokemon Company)
Meskipun benda-benda tentang pokemon yang saya punya di masa anak-anak seperti tazos, VCD dan sticker sudah hilang, memori tersebut tetap membekas di benak saya. Saya berterima kasih kepada Satoshi Tajiri karena sebagai pengarang Pokemon, ia telah mewarnai masa kecil saya dengan indah.

Tak terasa, setelah belasan tahun berlalu, kini film versi live action dari Pokemon yakni "Pokemon: Detective Pikachu" hadir di bioskop. Menariknya, film yang disutradarai oleh Rob Letterman ini bahkan ditayangkan di Screen X CGV yang memungkinkan kita dapat menjelajah dunia Pokemon melalui layar 270 derajat. Nostalgia masa kanak-kanak pun dimulai.

Berbeda dengan versi anime aslinya, "Detective Pikachu" berkisah tentang Tim Goodman (Justice Smith), tinggal di kota Ryme yang ingin mencari tahu kebenaran dari keberadaan ayahnya yang dikabarkan telah meninggal dunia.

Petualangannya dimulai setelah Tim bertemu dengan Pikachu (Ryan Reynolds) di apartemen ayahnya dan mendapatkan fakta bahwa ia satu-satunya orang yang dapat berbicara dengan Pikachu. Dibantu oleh Lucy Stevens dan pokemon partnernya Psyduck, mereka kemudian mengalami petualangan yang menebarkan. 

Apa yang sebenarnya terjadi dengan ayahnya dan mengapa ia harus mencari tahu kebenarannya? Seperti apa pula petualangan yang dilalui oleh Tim Goodman dan Pikachu? Itulah premis yang akan diceritakan dalam film kolaborasi Amerika Serikat dan Jepang ini. 

Justice Smith berperan sebagai Tim Goodman di
Justice Smith berperan sebagai Tim Goodman di
Dalam rangka menyambut momen penayangan "Detective Conan" di Indonesia dan sebagai bukti kecintaan saya dengan Pokemon, untuk itulah artikel ini saya tulis. Kali ini saya tidak akan bercerita tentang sinopsis atau tanggapan tentang alurnya, melainkan berbagi 5 fakta tentang film "Detective Pikachu". Dijamin, kelima fakta ini kemungkinan besar kamu belum mengetahuinya.

1. Ada 60 jenis pokemon di film

(dok. slashfilm.com)
(dok. slashfilm.com)
Penasaran enggak sama berapa sih jumlah jenis pokemon yang ada di dalam film? Ternyata jawabannya ada 60 gaes! 

Hal itu diungkapkan oleh Greg Baxter, produser efek visual dari film "Detective Pikachu". 

"Ada ratusan Pokemon di Pokemon universe." Kata Baxter. "Dan di film ini kami diminta untuk membuat 60 (Pokemon), yang sejujurnya itu adalah tugas berat karena setiap Pokemon memiliki ciri khas masing-masing dan semua hal yang kita buat adalah untuk membuat sesuatu bergerak.

"Dan bagaimana kita bisa mencapai jumlah itu, sebenarnya terus mengalami perubahan. Ngomong-ngomong setiap kali kami mengambil adegan, kami berpikir "Wah, kayaknya bisa nih kita masukkan Octillery (salah satu Pokemon) di sana!", dan kemudian karena bukan sesuatu yang kami atur sebelumnya, maka kami pun berlomba untuk membangun karakter Octillery."

Baxter lalu menjelaskan bahwa 60 pokemon tersebut terbagi menjadi dua karakter, yakni karakter utama dan karakter latar. Nah, 10 di antaranya memiliki adegan-adegan yang lebih spesifik. 

Selain Pikachu, kita akan dibuat gemes dengan pokemon-pokemon lainnya di dalam film, antara lain adalah Psyduck, Mewtwo, Pidgey, Pidgeotto, Joltik, Snubbul, Aipom, Mr. Mime, Ditto, Charizard, Chubone, Greninja dan Torterra. Hadir pula pokemon yang kehadirannya sepintas seperti Arcanine, Audino, Blastoise, Bouffalant, Braviary, Bulbasaur, Charmander, Comfey, Dodrio, Doduo, Emolga, Flabebe, Flareon, Gengar, Golurk, Growlithe, Gyarados, Jiggylpuff, Krabby, Lickitung, Loudred, Ludicolo, Machamp, Machoke, Magikarp, Pangoro, Pidgeot, Purrloin, Rattata, Rufflet, Slaking, Snorlax, Spearrow, Squirtle, Treecko, Venusaur, Weavile dan Wurmple.

2. Enggak ada pokemon yang berpakaian

Machamp (dok. Detective Pikachu)
Machamp (dok. Detective Pikachu)
Dalam film, kita akan menemukan beberapa pokemon tampak seperti mengenakan pakaian. Hal itu terlihat pada Machamp dan Mr. Mime. Machamp mengenakan sabuk gulat dan speedo, celana dalam khusus renang sedangkan Mr. Mime tampak seperti memakai topi dan baju.

Fakta menariknya, ternyata sebenarnya enggak ada Pokemon yang memakai pakaian lho! Semua Pokemon hadir tanpa mengenakan pakaian sehelai pun sebagaimana binatang!

Kenapa? Soalnya ini terkait dengan aturan besar dari The Pokemon Company dari Jepang yang menyatakan bahwa pada dasarnya Pokomen tidak berpakaian. Eits, topi detektif yang dipakai oleh Pikachu itu pengecualian ya.

Supervisor efek visual dari Detective Pikachu Erik Nordby menjelaskan lebih lanjut. "Mereka (Perusahaan Pokemon) bilang bahwa Machamp terlihat mengenakan pakaian.

Padahal pokemon tidak mengenakan pakaian sama sekali. Kemudian kami menanyai hal itu karena Machamp kelihatan seperti mengenakan speedo (celana dalam khusus renang) dan sabuk gulat. Ternyata mereka menjawab bahwa itu sebenarnya adalah bagian dari kulitnya. Kami pun bertanya, "Kalau itu kulitnya, kenapa bisa bersinar?"

Hal yang sama juga terjadi pada Mr. Mime. "Mereka bilang lagi bahwa Pokemon tidak mengenakan pakaian. Segala hal tentang Mr. Mime itu adalah kulitnya, jadi tanduk yang dia punya sebenarnya adalah rambut yang tertekuk seperti itu." 

Nordby sebenarnya bingung dengan aturan tersebut. Soalnya aturan bahwa Pokemon enggak boleh berpakaian kelihatan sewenang-wenangnya alias dibuat tanpa alasan. Namun di balik itu semua ia merasa bahwa justru itulah alasan kenapa brand ini bisa sukses seperti sekarang. 

3. Awalnya, pokemon tidak boleh berbulu!

Pikachu (dok. Detective Pikachu)
Pikachu (dok. Detective Pikachu)
Sebelum film "Detective Pikachu" dapat kita saksikan di bioskop-bioskop terdekat, ternyata film yang diproduksi oleh Warner Bros Pictures dan Legendary Pictures ini enggak bisa langsung dibikin gitu aja loh. Sebagai pemilik aslinya, The Pokemon Company yang berasal dari Jepang ternyata mempunyai sejumlah aturan yang harus dituruti, salah satunya adalah tentang bulu Pokemon!

Dalam sebuah wawancara Nordby mengatakan bahwa The Pokemon Company enggak ingin bahwa Pokemon itu punya bulu seperti binatang pada umumnya. Mereka justru ingin sesuatu yang terlihat seperti kuda, dengan rambut pendek dan halus. 

"Kami benar-benar enggak punya pilihan lain. The Pokemon Company enggak pengen Pokemon punya bulu (Bahasa Inggris: fur) dan mereka pengen sesuatu yang mirip seperti kuda, dengan rambut pendek dan halus."

Namun aturan itu berubah ketika tim efek visual Detective Pikachu berusaha mendesain Pikachu dan kawan-kawannya kemudian memperlihatkannya kepada The Pokemon Company.

"Tapi coba lihat. Enggak ada yang setara dengan Pikachu di dunia nyata. Kalau enggak punya bulu, Pikachu justru akan kelihatan enggak natural dan mengganggu karena makhluk berkulit kuning kayak gitu enggak ada dimana-mana. Jadi kami membangun tekstur dan menunjukkan ke perusahaan (The Pokemon Company) apa jadinya kalau Pikachu terlihat seperti punya bulu. Wah, ternyata mereka menyukainya!" Jelas Nordby.

4. Enggak boleh enggak kawaii!

Jigglypuff (dok. Detective Conan)
Jigglypuff (dok. Detective Conan)
Selain awalnya memiliki aturan bahwa Pokemon sebenarnya tidak punya bulu, The Pokemon Company juga menekankan bahwa film "Detective Pikachu" yang merupakan hasil kerja sama antara Amerika dan Jepang ini harus tetap berpatokan pada pokemon versi orisinalnya. Pokemon-pokemonnya harus tetap kawaii! Pokoknya enggak boleh enggak kawaii! Harus imut!

Sebagai salah satu orang yang udah nonton "Detective Pikachu", saya enggak menyangka bahwa wah, orang Jepang ternyata sampai segitunya ya. Saking detailnya, mereka khawatir pokemon-pokemonnya jadi berkurang keimutannya ketika diubah ke versi live-action. Makanya mereka ngingetin Nordby dan timnya yang bertugas di bagian efek visual agar tetap menjaga ke-kawaii-an para pokemon.

"Mereka (The Pokemon Company) tuh sangat konservatif ketika kami mengubah Pokemon dari desain originalnya, dan 'kawaii' atau imut adalah kata-kata hari ini." Tutur Nordby. 

Mandat untuk tetap membuat pokemon terlihat tetap imut dan bikin kita pengen meluk mereka menjadi bagian paling penting dan paling sulit dalam proses desain. Oleh karena itu Nordby beserta timnya berusaha membuat para Pokemon terlihat realistis dan bisa bertahan di dunia.

"Rasio dan proporsi dari tubuh Pokemon di kartun aslinya secara biologis salah. Jadi, kmai ingin memastikan bahwa Pokemon terlihat bisa makan, menemukan tempat berlindung, berkomunikasi, tubuh mereka dapat memenuhi organ yang sebenarnya dan menahan berat tubuh mereka. Kami menemukan seluruh anatomi tubuh mereka seperti sistem otot, struktur tulang dan bahkan ukuran bola mata."

5. Berkonsultasi dengan mime asal Selandia Baru untuk adegan Mr. Mime

Mr. Mime di
Mr. Mime di
Salah satu adegan yang bisa kita nikmati film adalah adanya adegan Mr. Mime memeragakan pantomim saat diinterogerasi oleh Pikachu dan Tim Goodman. Ini adalah bagian yang enggak boleh kelewatan karena adegannya lucu banget!

Menariknya, ternyata adegan pantomim yang diperagakan oleh Mr. Mime enggak dilakukan begitu saja lho, melainkan merupakan hasil konsultasi dari Rob Letterman selaku sutradara dengan seorang mime asli bernama Trygve Wakenshaw asal Selandia Baru. Ia menemukan Trygve setelah melakukan pencarian dan referensi mime di internet.

"Saya mengejarnya (Trygve), menemukannya di Praha lalu menerbangkannya ke London. Kemudian kami melakukan latihan bersama Trygve sampai akhirnya saya mendapatkan jokesnya."

Awalnya Letterman hendak menghapus adegan tersebut. Terlebih bagi Nordby, mendesain adegan Mr. Mime merupakan salah satu bagian tersulit dalam pembuatan film. Namun hal itu urung dilaksanakan sehingga adegan Mr. Mime diinterogerasi oleh Pikachu dan Tim Goodman dengan cara berpantomim tetap dapat kita saksikan di film. Tetap mempertahankan adegan itu di dalam film bagi saya adalah keputusan yang tepat.

"Wah, seru banget. Kita sempat berpikir bahwa adegan tersebut akan dipotong saat kita shooting." Kata Justice Smith sebagai pemeran Tim Goodman begitu disinggung soal isu penghapusan adegan Mr. Mime. "Tapi itu akhirnya menjadi adegan paling favorit oleh banyak orang di dalam film. Saya tahu, itu adalah salah satu adegan favorit saya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun