Mohon tunggu...
Politik

Statement atau Logika Menurut Habib Rizieq

16 November 2016   14:46 Diperbarui: 16 November 2016   15:01 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumen pribadi

Gambar diatas menjelaskan pertambahan  angka 4 + 11 + 20 + 16 = 51 sering kita tonton di media televisi bahkan juga sering kita lihat di media sosial pasca terjadinya aksi damai pada 4 desember kemarin, tanpa diketahui siapa dalang yang melontarkan opini tersebut, namun jika kita tambahkan memang benar jumlahnya adalah 51, apakah ini kode alam? Atau hanya kebetulan saja.

Adapun yang dibahas di pokok penting artikel ini adalah statment atau perbandingan non ilmiah berasal dari kutipan langsung habib rizieq yang berada beredar luar di media sosial, kalo yang tidak tahu siapa itu habib rizieq ini dia biodata singkatnya.

Lahir di Jakarta pada tanggal 24 Agustus 1965, Habib Muhammad Rizieq Shihab mendeklarasikan berdirinya Front Pembela Islam (FPI) tanggal 17 Agustus 1998. Front Pembela Islam (FPI) adalah sebuah organisasi massa Islam yang berpusat di Jakarta. Selain beberapa kelompok internal, yang disebut oleh FPI sebagai sayap juang, FPI memiliki kelompok Laskar Pembela Islam, kelompok paramiliter dari organisasi tersebut yang kontroversial karena melakukan aksi-aksi "penertiban" (sweeping) terhadap kegiatan-kegiatan yang dianggap maksiat atau bertentangan dengan syariat Islam terutama pada masa Ramadan dan seringkali berujung pada kekerasan.

Statment pertama begini, di Medan ada duren dan di Banten juga ada duren kita cobain duren Banten lebih manis daripada duren Medan, nah ini karena adanya perbandingan sehat karena seimbang sama sama duren. Nah statment kedua sekarang di Bogor ada asinan, di Jakarta juga ada asinan, terus buatlah kesimpulan asinan jakarta lebih segar atau enak daripada asinan bogor ini  juga adanya perbandingan sehat, karena seimbang, asinan ketemu asinan. Dan statment yang ketiga, ada sebuah kotoran yaitu kotoran kucing ada juga kotoran ayam, perbandingannya kotoran kucing lebih bau daripada kotoran ayam, nah perlu diketahui ini juga perbandingan sehat, karena kotoran dengan kotoran.

Nah yang dibahas dari semua statment tersebut begini, misalkan ada anak muda mengatakan duren banten lebih manis daripada kotoran  kucing, nah statment ini perbandingan tidak waras, perbandingan tidak sehat. Nah itu statment yang dilakukan tadi lebih baik pemimpin kafir asal jujur, daripada pemimpin muslim tapi korupsi. Nah koq yang jujur dibandingkan dengan yang korup, dari mana pasalnya yang jujur dibandingkan dengan yang korup, kenapa dia tidak membandingankan jujur dengan yang jujur, korup dengan yang korup.

Nah sekarang kita tanya kepada umat islam, mana lebih bagus Pemimpin kafir, jujur, cerdas, rajin, atau pemimpin muslim, jujur, cerdas, rajin ?, karena statment ini yang kita berikan kepada masyarakat, masyarakat pasti akan menjawab yang muslim lebih bagus. Nah ada juga begini kalo ada orang kafir jadi maling dan orang muslim jadi maling, dan dua duanya sama jelek, mana yang lebih jelek ?,  maling muslim atau maling kafir ?,  pasti mereka menjawab maling kafir,  karena udah maling kafir lagi. Kenapa perbandingan seperti ini tidak ditawarkan oleh masyarakat ?, karena perbandingan ini tidak ilmiah tidak akademis perbandingan ini terlalu bodoh,  kalo harus disampaikan kepada seorang yang bergelar seperti profesor dan doktor, dan itu merupakan pendangkalan aqidah, nah statment ini harus disampaikan kepada masyarakat dan jangan sampai umat tertipu oleh jargon jargon propaganda yang menyesatkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun