Desa Canditunggal, 2025– Dalam rangka merayakan perjalanan satu abad Desa Canditunggal, yang berdiri sejak 1925, sebuah tasyakuran megah digelar pada tanggal 8-9 September 2025. Acara ini dipenuhi dengan berbagai kegiatan yang menunjukkan kreativitas dan kebersamaan warga desa.
Tasyakuran dimulai dengan lomba kreativitas antar RT yang melibatkan berbagai kelompok usia. Setiap RT menampilkan inovasi dan keunikan mereka, mulai dari dekorasi, pertunjukan seni, hingga makanan khas yang menggugah selera. Suasana kebersamaan dan persaingan sehat membuat acara ini semakin meriah.
Selanjutnya, pentas seni menjadi sorotan utama. Berbagai penampilan dari warga desa, termasuk tari tradisional dan musik, memperkaya suasana tasyakuran. Kemeriahan ini menciptakan peluang bagi warga untuk menunjukkan bakat mereka dan menghibur para pengunjung.
Puncak dari acara tasyakuran adalah pagelaran wayang kulit yang dipersembahkan oleh dalang terkenal, Ki Dalang Pringgo Jati, S.Sn. Pertunjukan wayang kulit ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan pesan moral yang mendalam, menggugah rasa cinta terhadap budaya dan tradisi lokal.
Sebagai penutup, acara dimeriahkan oleh pertunjukan campursari yang dibawakan oleh grup musik Pandawa Laras Indonesia. Musik yang mengalun merdu mengajak seluruh warga untuk bernyanyi dan berdansa, menandai kebersamaan dan rasa syukur atas perjalanan panjang desa ini.
Acara tasyakuran 1 abad Desa Canditunggal bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga merupakan momen refleksi bagi seluruh warga untuk terus menjaga dan melestarikan warisan budaya yang telah ada selama satu abad. Dengan semangat kebersamaan, diharapkan Desa Canditunggal akan terus maju dan berkembang di masa mendatang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI