Ada beberapa ciri yang terdapat pada seorang manusia, agar kita tahu hati kita termasuk hati yang hidup ataukah mati. Seperti yang di jelaskan oleh Al-Habib Muhammad bin Abdullah Alaydrus dalam Kitab Idhahu Asrari 'Ulumil Muqarrabin berikut :
"Adapun hamba yang hatinya hidup, kamu akan melihatnya dicintai masyarakat, berada dalam kesenangan (uns), tenang hatinya, baik perbuatannya, dan berwibawa penampilannya karena cahaya Allah yang memancar dari tubuhnya. Dengan hanya melihat hamba tersebut, jiwa merasakan kenikmatan"
Salah satu contohnya adalah Almaghfurllah Ustadz Arifin Ilham. Beliau sakit parah, tapi amaliyahnya Masya Allah. Lisan beliau tak pernah lepas dari dzikir.
"Adapun orang yang hatinya mati, kamu akan melihatnya murung, perbuatannya buruk, tidak pernah merasakan ketenangan dalamkeadaan apapun, diliputi kesedihan dan kebencian, tunduk pada hawa sehingga orang itu menjadi buta dan tidakdapat melihat aib-aibnya.
"Keadaan ini membuat hati bingung dan tidak tenang, ia seperti seseorang yang rumahnya roboh. Karena hati adalah rumah akal, maka akal akan bersedih bila rumahnya roboh"
Jika seseorang telah membiasakan hatinya dengan kebenaran dan perilaku yang baik, itu tercermin dalam lisannya yang sulit diajak berdusta.
"Lisan adalah penerjemah hati"
Semarang, 24 Juni 2020