Mohon tunggu...
Khanif Fauzan
Khanif Fauzan Mohon Tunggu... Penulis - Pustakawan

Terima kasih telah berkunjung, semoga barakah manfaat! :) https://linktr.ee/fauzankhanief

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Untuk Para Aktivis Rohis

24 Maret 2018   16:35 Diperbarui: 24 Maret 2018   17:20 1249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, "Dan siapakah yang lebih baik perkataanya dari pada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan seraya berkata, 'sungguh aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?" (Q.S. Al-Fussilat : 33)

Perjuangan dakwah merupakan salah satu upaya untuk membanggakan prinsip Islam. Rohis sebagai organisasi menjadi aplikasi guna mengenalkan Islam secara lebih mendalam, sebagai solusi yang tidak memisahkan agama dengan kehidupan dunia. Antara jasmani dan rohani berjalan beriringan, dunia dan akhirat saling terkait. Manusia telah dimuliakan Allah sebagai khalifah di muka bumi, sudah sepatutnya kita membentuk diri menjadi pribadi yang shalih.

Adakalanya memang rohis menemui berbagai kendala dalam langkah-langkahnya.

Kita akan menemui karakter teman yang berbeda-beda. Ada yang kritis, sok-sokkan ngatur, ada yang pendiam, ada yang religious banget, kemana-mana bawa peci, ada yang suka ngilang, dicari gak ketemu tapi sering nongol, ada yang pemalas banget, tapi gak pernah absen kalau ada cemilan, dan banyak lagi karakter teman-teman kita yang memang jauh berbeda dengan sifat kita. Semua itu adalah warna bagi rohis, meski tak jarang muncul satu dua konflik internal dalam organisasi.

Seperti contohnya, rohis ingin mengadakan suatu acara yang melibatkan banyak panitia di dalamnya. Nah, kendala utama kebanyakan berasal dari anggota rohis sendiri. Seringkali setiap rapat ada satu dua orang yang semangat usul ide, tapi saat ditanya siapa yang mau jadi panitia, dia malah gak ngacung.

Anak rohis begini sering bikin kesel ketua rapat. Ada lagi yang tidak ikut rapat, namun protes dengan keputusan rapat. Ada yang sering datang rapat terlambat, pulang lebih awal. Apalagi kalau ada yang suka ngajak debat dan menjelek-jelekkan organisasi lain. Itu sebagian contoh kendala dari anggota rohis sendiri.

Belum lagi dengan kendala diluar. Adakalanya kegiatan rohis dicurigai dari pihak sekolah. Belum lepas dari ingatan, tanggal 5 september 2012 Metro TV membuat pemberitaan bahwa kegiatan rohis sebagai gerbang perekrutan pelaku terorisme. Alhasil, sekolah jadi memperketat soal perizinan kegiatan rohis. Belum lagi orang tua yang ikut termakan isu terorisme di rohis, tentu menaruh kecurigaan kegiatan anaknya di rohis.

Di sisi lain, kondisi rohis yang kental dengan nuansa religiusnya memunculkan anggapan orang lain bahwa anak rohis itu anak yang sholeh, baik, sering mengaji, shalat tepat waktu, selalu ke masjid dan santun. Anak rohis memang begitu seharusnya, tapi rohis juga manusia. Seringkali anak rohis yang di luar ekspetasi, menimbulkan kesan yang buruk di mata orang lain. Jika dalam rohis hanya boleh diisi orang-orang yang sempurna, bagaimana untuk mereka yang ingin kembali ke jalan-Nya?

Apalagi soal membagi waktu antara belajar dan kegiatan organisasi, terlebih kegiatan berbarengan dengan ulangan, tentu harus pandai mengakalinya. Belum lagi menyusun rancangan kegiatan, cari dana dari sekolah dan iuran, jadi panitia dobel-dobel kegiatan, banyak pula kerjaan di rumah, tambah lagi ikut les-les dan ekstrakurikuler, ach, pusing rasanya. Tapi yakin mau ninggalin semuanya gitu aja?

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, "Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan ta'at kepada Allah dan rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana"(Q.S. At-Taubah : 71)

Rohis merupakan sarana untuk jadi muslim yang kaffah,beriman kepada Allah dengan sebenar-benarnya iman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun