Mohon tunggu...
Nita Rachmawati
Nita Rachmawati Mohon Tunggu... GURU MAN BULELENG

Mendengarkan Podcast Edukatif dan Self -Growth

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menanam Harmoni di Setiap Ruang dan Pikiran: Tri Hita Karana dalam Arsitektur dan Pendidikan SMA

6 Oktober 2025   01:05 Diperbarui: 6 Oktober 2025   01:05 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mind  Mapping Implementasi Tri Hita Karana dalam Kehidupan dan Pendidikan

Hasilnya, suasana sekolah menjadi lebih hidup dan bermakna. Siswa merasa memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan dan sesamanya, bukan karena aturan, tetapi karena kesadaran. Pendekatan ini sejalan dengan program Pendidikan Karakter dan Profil Pelajar Pancasila yang dicanangkan pemerintah Indonesia, yang menekankan keseimbangan antara pengetahuan, moral, dan spiritualitas. Dalam praktiknya, guru berperan penting sebagai teladan dan fasilitator harmoni. Mereka bukan sekadar pengajar, tetapi "arsitek jiwa" yang membantu siswa membangun kehidupan batin yang kuat dan seimbang. Proses belajar menjadi ruang refleksi bukan hanya mengejar nilai, tetapi juga menemukan makna.

4. Membandingkan Arah: Pendidikan Modern dan Kearifan Lokal

Di era globalisasi, pendidikan sering terjebak dalam paradigma kompetisi. Siswa didorong untuk meraih nilai tinggi, memenangkan lomba, dan bersaing menuju universitas terbaik. Namun, dalam tekanan akademik yang besar, banyak remaja kehilangan arah spiritual dan keseimbangan hidup. Fenomena stres, kecemasan, hingga krisis identitas di kalangan pelajar menjadi bukti bahwa pendidikan modern belum sepenuhnya menyentuh sisi kemanusiaan.

Berbeda dengan itu, nilai-nilai dalam THK mengajak kita menyeimbangkan antara kemajuan dan kedamaian, antara prestasi dan empati. Pendidikan yang menanamkan semangat THK tidak menolak modernitas, tetapi memberi "jiwa" pada kemajuan tersebut. Ia mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati bukan sekadar hasil dari pencapaian akademik, melainkan kemampuan untuk hidup selaras dengan diri sendiri, orang lain, dan alam.

5. Implikasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Penerapan Tri Hita Karana dalam arsitektur dan pendidikan memiliki dampak yang luas bagi kehidupan masyarakat. Lingkungan belajar yang ramah alam mendorong siswa mencintai bumi sejak dini. Kurikulum yang menanamkan nilai spiritual membentuk karakter yang berempati dan beretika. Bangunan yang berlandaskan harmoni menciptakan rasa nyaman dan keterhubungan batin bagi penghuninya. Pada akhirnya, THK mengajarkan kita bahwa harmoni bukan sekadar cita-cita, tetapi proses yang harus terus dirawat dalam ruang yang kita bangun, dalam pikiran yang kita bentuk, dan dalam hubungan yang kita jaga.

Menatap Masa Depan: Harapan dan Arah Pengembangan

Jika setiap individu mampu menanam nilai-nilai THK dalam dirinya, maka pembangunan fisik dan pendidikan tidak lagi berjalan sendiri-sendiri, melainkan bersatu dalam satu tujuan: menciptakan kehidupan yang seimbang, beradab, dan berbahagia.Tri Hita Karana mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati lahir dari keseimbangan: antara manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam. Melalui penerapannya dalam arsitektur, kita belajar bahwa ruang bukan sekadar tempat bernaung, tetapi juga cermin dari nilai dan kesadaran hidup. Sementara dalam pendidikan SMA, nilai THK menjadi fondasi pembentukan karakter generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berempati, beretika, dan berjiwa lingkungan.

Dalam dunia yang terus bergerak cepat dan sering kali kehilangan arah moral, THK hadir sebagai jangkar nilai yang menuntun manusia untuk tetap berpijak pada harmoni. Ia mengingatkan kita bahwa pembangunan tanpa jiwa hanyalah kemegahan yang rapuh, dan pendidikan tanpa nilai hanyalah pengetahuan tanpa makna.

Sudah saatnya filosofi ini tidak hanya menjadi simbol budaya Bali, tetapi dihidupkan sebagai roh pendidikan dan perencanaan ruang di Indonesia. Sekolah-sekolah bisa menjadi taman tempat harmoni tumbuh: di antara siswa yang peduli, ruang yang ramah, dan lingkungan yang lestari. Dengan menanam Tri Hita Karana di setiap ruang dan pikiran, kita sedang menanam masa depan yang lebih berimbang di mana kemajuan berjalan berdampingan dengan kebijaksanaan, dan manusia hidup dalam damai dengan sesama serta alam semesta

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun